seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pertama sekolah
Kendaraan beroda dua itu menerobos padatnya jalanan , sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan antara Juno dan Sisil , keduanya seperti orang asing yang baru pertama kali bertemu .
Sepanjang perjalanan itu pula , Juno merasakan adanya perbedaan besar antara Sisil dan Alya . Salah satu kebiasaan alya saat bersamanya adalah , ia akan memeluk dari belakang dengan erat. Sementara Sisil jangankan memeluk, menyentuhnya sedikit saja sama sekali tidak ia lakukan . Gadis itu diam layaknya batu bernyawa.
Ketika mereka melewati sebuah gerbang tertulis 'Selamat Datang di SMA Pelita' mata sisil berkeliling ke sekitar , serta merata pikirannya membandingkan sekolah lama dengan sekolah barunya itu
Dilihat dari luas bangunan saja sudah terlihat perbedaan besar , bahkan sekolah di Kampung mungkin hanya seluas lapangan basket yang baru saja mereka lewati . Juno memarkirkan motor di khusus parkiran motor .
"Kelas kamu berada di lantai 2 paling atas !" Juno menunjuk salah satu bangunan jauh dari tempat mereka berada sekarang
"Iya Mas" , Sisil membuka helm yang menutupi kepalanya , dan memberikannya kepada Juno . Baru akan melangkah , Juna sudah menarik tangannya , membuat langkah gadis itu terhenti.
"Sebelum kamu masuk , ingat perjanjian kita . Kamu boleh makan aku sebagai keponakan saya saja dari kampung , mengerti !" Ada tekanan di setiap kata yang terucap dari bibir lelaki itu
"Saya ngerti, mas" Sisil yang menjawab dengan pelan , sebelum akhirnya melangkah meninggalkan suami nya. Hal aneh pun dirasakan Sisil sejak pertama kali menginjakkan kaki di sekolah , sepanjang jalan menuju kelas , beberapa siswa menatapnya penuh selidik bahkan ada yang sambil berbisik
Sisil yang sudah merasakan lemas pada kakinya , namun ia berusaha untuk bersikap tenang dan tidak memperdulikan dengan tatapan orang-orang . begitu memasuki kelas , sebuah kejutan besar menyambut dirinya , Alya yang sedang di kelas itu di meja guru.
Sisil pun mematung di tempat . Pikiran nya seketika menebak bahwa Alya juga merupakan salah satu guru di sekolah barunya itu.
"Assalamualaikum , Selamat pagi" ucap Sisil sambil membungkukkan kepala sopan
Alya menoleh ke sumber suara , untuk sesaat ia memandangi gadis itu dari ujung kepala sampai ke ujung kaki . Namun kemudian ia tersenyum ramah
"Waalaikumsalam , Selamat pagi , Sisil Ayo masuk !" Alya menyambutnya dengan ramah , ada senyum tipis di sudut bibirnya
Meskipun hatinya dipenuhi keraguan , namun Sisil melangkah mendekati dan berhenti tepat di sebelah meja guru
"Anak-anak , hari ini kita kedatangan teman baru" ucap Alya ke seluruh siswa "sisil silakan perkenalkan diri kamu"
Sisil merasakan seluruh tubuhnya meremang, dugaannya bahwa Alya adalah salah satu guru tidak salah lagi
"Terima kasih Bu" ucapnya sopan , lantas berdiri menghadap meja para siswa "Selamat pagi teman-teman, Perkenalkan nama saya Sisilia Nur Hikmah , Saya pindah dari SMA 1 Majalengka , terima kasih"
" Sisil silahkan cari bangku yang kosong" pintanya
"Baik, Bu terimakasih"
Sisil yang mengedarkan pandangannya ke sekitar , matanya kemudian tertuju pada bangku bagian belakang di sudut ruangan yang masih kosong , dia memilih duduk di sana
Sepanjang mata pelajaran Fisika , Ia tak banyak berbicara . Terlebih wanita yang sedang mengajar adalah kekasih suaminya
***
Jam istirahat dihabiskan untuk di dalam kelas seorang diri , Ia sudah mencatat jadwal mata pelajaran yang menempel di majalah dinding kelas, sama sekali belum berkenalan dengan teman sekelasnya.
Berada di sebuah sekolah ternama membuatnya merasa berbeda . Teman-temannya sudah pasti dari kalangan atas , sementara Sisil sendiri hanyalah pindahan dari desa . Belum lagi penampilannya yang terkesan culun itu membuatnya tidak memiliki kepercayaan diri untuk berteman dengan siswi lain
"Hai , kamu yang tadi datang sama Pak Juno ya?" sapaan itu menghentikannya sejenak , Iya lantas menoleh ke arah sumber suara
"Iya" jawabnya singkat, agak malu-malu
Gadis itu tersenyum dan duduk di bangku depan , namun tubuhnya menghadap ke belakang "aku Nindy" ia mengulurkan tangan lalu disambut Sisil dengan ramah
"Sisil"
"Oh, ya, kamu siapa nya pak Juno? Kok bisa datang bareng?" Tanya nya sedikit penasaran
"Aku keponakannya , baru datang dari kampung"
"Oh..." gadis itu terlihat ramah mengangguk pelan "Memangnya kamu kenapa pindah dari sekolah lama ?"
Pertanyaan itu membuat Sisil sedikit ragu. Ia sudah menyiapkan jawaban Jika ada yang menanyakan perihal kepindahannya "Nggak papa , cuman mau lanjut sekolah di sini . Kebetulan Om Juno nawarin sekolah di sini"
Gadis itu mengangguk paham
Terus sekarang kamu tinggal di mana ?
Lagi, pertanyaan itu membuat Sisil dibuat bingung , setiap akan memberi jawaban , ia selalu akan ingat akan poin-poin perjanjian antara dirinya dan Juno . Ia sama sekali tidak boleh salah berbicara di hadapan anak lain.
Untuk sementara aku tinggal di rumahnya Pak Jono
Gadis yang bernama Nindy itu melebarkan kelopak matanya , seolah tak percaya dengan ucapan Sisil "Kamu serius tinggal di rumahnya Pak Juno ?"
Sisil mengangguk pelan menggigit Bibir bawahnya untuk mengurangi rasa gugup
"Wah, Aku jadi penasaran sama Pak Juna itu Gimana kalau di rumah , Kamu tahu nggak ?. Pak Juna itu adalah salah satu guru terpopuler di sekolah , Tapi dia itu galak banget . Aku pernah dihukum dengan tulis kata 'Saya minta maaf' dengan kata 1000 kata" Ucap gadis itu frontal . Lalu kemudian mengatup bibirnya saat tersadar "Maaf...maaf Aku asal bicara ,Tolong jangan bicara sama Pak Juno kalau aku ngomong gini ya"
Sisil hanya menyahut dengan anggukan kepala sambil tersenyum tipis.
"By the way.. kamu kan keponakannya , apa nanti dia juga akan galak sama kamu seperti sama anak lainnya ?"
"Sama aja kayaknya , dia juga galak kalau di rumah kok !". Ia hanya dapat menundukkan kepala dengar cerita singkat Bagaimana suaminya di sekolah , agak menyeramkan . Sisil sudah merasakan Aura dingin suaminya itu Sejak pertama kali mengenalnya.
"Tapi pak juno itu ganteng banget ya, sayang dia sudah ada yang punya , menurut gosip , Pak Jono dan bu Alya sudah lama berpacaran , guru fisika yang mengajar di jam pertama tadi "
Sisil memilih Tidak berkomentar yang satu itu , terlebih Juno sudah memberi peringatan sejak awal untuk tiada mencampuri urusannya.
"Oh ya , kita ke kantin yuk , sebelum jam istirahat habis , Aku lapar banget nih" ajak Nindy
"Kamu aja deh, aku masih kenyang"
"Yakin nggak mau jajan di kantin ?"
Sisil mengangguk diiringi dengan senyuman , sebelum berangkat ke sekolah tadi , Ia sudah membawa bekal roti tawar dan sebotol air mineral dari rumah
Sebisa Mungkin ia harus bisa menekan pengeluaran dan penggunaan sisa uang pemberian jurnal untuk keperluan penting saja , Termasuk mengabaikan ajakan Nindy untuk makan siang bersama
Ia harus bertahan , setidaknya sampai mendapatkan pekerjaan yang bisa ia kerjakan tanpa mengganggu jam sekolah
"Ya udah, aku duluan ya"
Ketika Nindy sudah tidak terlihat , Sisil meraih tas dan mengeluarkan mukena . Ia lebih memilih menghabiskan sisa jam istirahat menjalankan salat zuhur di mushola sekolah.
Ketika melewati sebuah kafeteria yang jaraknya tak jauh dari mushola, tanpa sengaja matanya menangkap pemandangan yang cukup menyakitkan mata . Juno sedang makan siang bersama Alya di sana ,namun mereka tidak berdua saja , karena ada Niko di antara mereka
Sisil lebih memilih mengabaikannya dan langkah menuju mushola
Sementara di dalam Cafe , niko menatap keluar, kedua alisnya saling bertaut saat mendapati sisil sedang membungkuk di depan kran sambil mengambil air wudhu.
"Itu kan Sisil" ia menunjuk ke arah gadis belia itu , buat Alya dan Juno ikut menoleh
"Masya Allah... Sholehah banget..calon istri orang" ada kekaguman dalam hati Niko . Pada saat anak lain menghabiskan waktu istirahat di kantin untuk jajan dan mengobrol dengan teman lain ,sisil malah menghabiskan waktu sendirian di mushola.
Tanpa sadar kedua tangan Juno mengepal di bawah meja , terlebih saat menyadari Niko baru saja memandangi Sisil dengan Binar terang di matanya.
"Mau ke mana ?" tanya Juno saat Niko bangkit meninggalkan kursi
"Mau jadi imamnya Sisil"
Bersambung...