Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 ISI HATI DIMAS.
Di dalam kamar mika tidak bisa memejamkan kedua matanya, hati mika terasa tidak tenang dan pikiran mika terus teringat kepada suaminya yang sampai saat ini tidak bisa di hubungi.
" Kamu kemana mas, kenapa akhir-akhir ini no kamu tidak bisa di hubungi " Keluh mika memejamkan kedua matanya.
Mata ini sudah merasa lelah ingin segera masuk kedalam mimpi namun pikiran ini terus berisik memikirkan hal-hal yang membuat mika tidak bisa tidur.
Jam sudah menunjukan jam satu malam namun mika masih belum bisa tidur, mika turun dari tempat tidur dan menelpon bar untuk mengirimkan anggur merah ke kamarnya.
Kebetulan vila ini mekiliki bar pribadi jadi jika ingin minum tinggal datang atau meminta di antarkan ke dalam kamar.
Tok.. Tok.. Tok...
Mika langsung membuka pintu ketika ada yang mengetuk kamarnya " Kakak " Kaget mika.
Dimas menunjukan satu botol anggur merah dan dua gelas " Apa kamu tidak ingin mengajakku untuk berminum? " Dimas langsung masuk kedalam kamar lalu duduk di balkon kamar " Duduklah, kakak akan menemani adik kakak yang bandel ini " Dimas menuangkan anggur merah kedalam gelas lalu memberikannya kepada mika.
Mika mengambil gelas yang di berikan oleh dimas " Kakak tau darimana jika aku meminta minuman? " Tanya Mika heran.
Dimas tersenyum tipis " Kebetulan tadi kakak juga sedang berada di bar, kakak mendengar jika kamu memesan minuman makanya kakak berinisiatip mengantarkannya " Jawab dimas meminum minumannya " Apa kamu tidak suka dengan keberadaan kakak? " Dimas melirik mika.
Mika meminum anggur sedikit demi sedikit, mika memesan anggur hanya untuk pengantar tidur.
" Kakak sendiri kenapa tidak mengajakku untuk ke bar? Padahal aku juga ingin tau sebagus apa bar yang ada di vila ini " Keluh Mika.
" Kakak pikir kamu sudah tidur makanya kakak tidak mengajak kamu " Ucap dimas " Kenapa belum tidur, bukanya tadi kamu masuk kedalam kamar karena lelah "
Mika menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi, kepalanya sudah mulai pusing mungkin epek dari alkohol yang cukup kuat.
" Entahlah kak, mataku sudah lelah namun kepalaku terus berisik memikirkan mas tomi " Lirih mika yang sudah senyap-senyap mengantuk.
Dimas meminum kembali minumannya, ia tidak banyak bertanya dan melihat mika yang sudah terlelap dalam tidurnya.
" Kamu adalah gadis yang baik mik, andai saja aku datang lebih dulu mungkin saat ini yang menjadi suamimu itu adalah aku " Lirih dimas mengelus kepala mika dengan lembut lalu mengecup kening mika.
Mika yang masih belum sepenuhnya tidur merasa kaget dengan ucapan dan perlakuan dimas kepadanya apa lagi kecupan yang mendarat di keningnya, seketika mika teringat semasa kecilnya dulu. Dimas selalu mengecup kening mika dengan lembut.
" Apa yang di katakan oleh kak dimas, tidak mungkin jika kak dimas.. Ah tidak-tidak. pendengaranku pasti salah, ini pasti epek samping dari minuman yang aku minum makanya aku salah mendengar " Gumam hati mika yang masih memejamkan kedua matanya.
Dimas memangku tubuh mika dan membaringkannya di atas tempat tidur, dimas menyelimuti tubuh mika. lagi dan lagi dimas mengecup kening mika bahkan dimas juga mencium bibir mika sekilas lalu pergi meninggalkan kamar mika.
Setelah pintu di tutup Mika langsung terbangun dengan kedua mata yang membulat, mika memegangi bibir yang telah di kecup oleh dimas.
" Tidak. Ini salah " Mika menggelengkan kepala dan menepis semuanya.