"Cih....apa kau benar ingin menyelamatkan anak dari seseornag yang telah membunuh ibumu?" ucap Lee dengan seringainya. Serontak Arion terdiam dengan ucapan Lee, "Apa maksudmu??" "Hahahaha ternyata kau tidak tau yah, ck..ck..ck" Lee melemparkan beberapa dokumen foto-foto. * Seorang wanita bernama Gizela Arabella wanita yang menjadi yatim piatu akibat pembantaian oleh beberapa orang berseragam hitam kepada keluarganya, Mereka bahkan mengebom rumah milik Gizela menjadi hancur lebur, dan ia menyaksikan sendiri kobaran api serta kepulan asap hitam yang mengancurkan rumah serta orangtua dan orang-orang di dalam sana. "Tidak!!! ayah!!! ibu!!!" Dengan bekal uang dan perhiasan yang diberikan snag ibu Gizel memutuskan untuk membeli sebuah ruko bertingkat dua, terdapat sebuah toko di lantai satu dan lantai dua terdapat dua ruangan yang ia gunakan sebagai kamar dan gudang. No plagiasme🚫 Karya sendiri✔️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
TOK
TOK
Ceklek
Pintu terbuka dan terlihat Arion di balik sana, ia hanya mampu menelan salivanya berat, ada rasa takut dan juga jantungnya berdetak tidak karuan.
"Ak....aku mengantarkan kopi" jawabnya dan Arion membuka pintu lebar membiarkan Gizel masuk tanpa bicara apapun.
Gizel sedikit celingukan pasalnya kamar Arion sangat luas di banding dengan kamarnya.
"Gila ini kamar atau lapangan? luas sekali, kamarku saja sudah luas di tambah ini" Gumamnya.
Gizel melihat sofa dan meja disana, ia meletakkan kopi yang di buatnya tepat di atas meja.
"Dimana kamar mandinya?" gumamnya lagi sembari terus menelusuri sudut kamar Arion dengan matanya.
"Kamar mandiku disana!" Seru Arion tiba-tiba dan membuat Gizel terkejut seakan ia tahu isi pikirannya,
"Oh baik" Jawabnya singkat dan segera berjalan menuju kamar mandi.
Ia menyalakan kran air hangat, ia juga menyiramkan beberapa sabun disana ke dalam bathub.
"Kamar mandinya juga luas, orang kaya memang beda ya? bahkan semuanya terlapis emas" Lirihnya sembari menunggu air penuh.
Ceklek
Suara pintu terbuka membuyarkan lamunannya, ia segera buru-buru menyelesaikan pekerjaannya.
"Airnya sudah siap" ucapnya dengan datar dan berlalu begitu saja.
"Kembali!!" suara berat Arion membuat langkah kaki Gizel terhenti.
"Mandikan aku!!" perintahnya tiba-tiba
Glek
Gizel menelan salivanya, seketika tubuhnya kaku dan jantungnya semakin tidak karuan, yah mana mungkin ia memandikan seorang pria.
"Cepat!! tunggu apalagi??"
Gizel segera membalikan tubuhnya dan terlihat Arion sudah masuk ke dalam bathub, ia sedikit lega karena ia tidak perlu melihat seluruh bagian tubuh Arion yang mungkin telanjang hanya menyisakam bagian dadanya saja.
"Dasar pria baj***an, tidak bisakah dia mandi sendiri??" gerutunya dalam hati.
Gizel sangat terpaku melihat otot dada Arion yang sedikit terlihat serta lengan kekarnya, pikirnya begitu kemana-mana saat ini,
"Tubuhnya indah.....aish..ayolah berfikiran jernih saja"
Gizel segera berjongkok, tangannya mulai mendekat tapi ia terlihat sangat gemetar,
"Ayo kau pasti bisa! jangan fikirkan apapun??" Batinnya
"Kenapa lama sekali??" gerutu Arion sembari menarik tangan Gizel untuk segera menyentuh tubuhnya sehingga membuat Gizel sedikit tertarik dan membuatnya sedikit mendekat ke Arion wajah.
Arion menatap wajah Gizel yang merona wajah mereka begitu dekat, Arion melihat bibir ranum Gizel seketika ia teringat ciuman pertamanya dengan Gizel waktu itu
Ciuman manis dan panas yang mampu membuat gairahnya memuncak.
Tangan Gizel mulai menyentuhnya entah kenapa tubuhnya seperti tersengat listrik, aliran darahnya terasa cepat dan jantungnya mulai berdetak, ia berusaha memalingkan wajahnya agar hasratnya tidak semakin liar. Bisa-bisa ia menerkam Gizel saat itu juga.
"Ekhem...maaf" Gizel berusaha bekerja cepat dan mulai memandikan tubuh Arion, yah jangan tanya keadaannya sudah pasti jantungnya tidak karuan lihat saja pipinya yang merona itu!
"Sudah....a...aku siapkan pakaianmu dulu" Gizel buru-buru berdiri dan keluar dari kamar mandi
Sementara Arion ia menghela nafas panjang, sembari menepuk-nepuk dadanya.
"Tenanglah, hentikan pikiran kotormu itu, ingat kau hanya akan dijadikan budak tidak lebih" Gumam Arion.
Tak lama Arion keluar dari kamarnya ia melihat pakaiannya sudah tertata di atas ranjang dan ia tidak mendapati Gizel disana.
"Sepertinya ia sudah pergi"
Arion segera mengganti pakaiannya, beberapa menit kemudian ia turun dan duduk di meja makan pertanda dirinya siap untuk makan malam.
"Dimana dia??"
"Emh maksud anda nona tuan?" tanya Greca memastikan.
"Hem"
"Nona sepertinya kembali ke kamarnya tuan"
Arion terdiam sejenak dan menatap ke arah tangga "suruh dia kemari!"
"Emh...baik" Greca buru-buru naik untuk memanggil Gizel.
Tak lama Gizel muncul mengekor di belakang Greca, ia berdiri di depan Arion dengan wajahnya sedikit menunduk, ia masih merasa malu akan kejadian di kamar mandi tadi,
"Duduk makanlah bersamaku!" serunya tanpa menatap Gizel sedikitpun.
"Aku?" tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri
Arion tudak menjawab apapun, dirasa memang benar dirinya ia akhirnya menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Arion
Gizel segera memakan makanan di depannya dengan sangat lahap, Arion sedikit melirik ke arahnya dan terlihat bibirnya tersenyum tipis.
Makan malam sangat hening hanya terdengar dentuman sendok dan piring disana, Arion dan Gizel selesai bersamaan.
"Akan ku bereskan" Seru Gizel, ia segera berdiri dan membawa beberapa piring kotor di susul oleh beberapa pelayan disana.
"Tidak perlu! kau ikut aku!" Arion melangkah dan dengan heran Gizel mengekor di belakangnya
"Ck!! mau kemana lagi??" gerutunya
Bukk
"Aduh..." keluhnya saat ia membentur punggung Arion, karena fokus menggerutu ia sampai tidak sadar jika Arion sudah berhenti.
"Jalanlah menggunakan matamu!"
"Ck! iya maaf aku tidak sengaja"
"Masuk!" perintahnya dengan datar dan Gizel pun menurutinya.
Ia terperangah dengan ruangan itu sebuah gudang namun tembok disana terdapat beberapa foto yang di coret dengan garis warna merah, ia berjalan perlahan melihat bingkai foto yang sangat tidak asing baginya.
"Ayah, Ibu...." lirihnya
"Jadi benar mereka orangtuamu??" tanya Arion sembari bersandar di dinding dengan tangan melipat di kedua dada.
Serontak Gizel berbalik, "Yah mereka adalah keluargaku, orang tuaku....dan kau telah membunuhnya!!" jawab Gizel dengan mata yang memerah serta suara bergetar menahan tangis dan amarah sembari terus menatap foto itu
Arion tetap pada wajah datarnya dan berjalan mendekati Gizel, ia melepas foto itu dan merobeknya tepat di depan wajah Gizel.
"Arion apa yang kau lakukan??"
"Katakan sekali lagi siapa mereka??" tanyanya kembali sembari terus melangkah maju, sementara Gizel ia berusaha menghindar dengan melangkah mundur.
"Sudah ku katakan bukan mereka adalah ornag tuaku....yang kau bunuh!!" sarkasnya
Grep
"Agh......"lirihnya kesakitan karena tangan kekar Arion yang tiba-tiba mencengkram lengannya dengan sangat kuat.
"KATAKAN SEKALI LAGI!!"
Teriakan Arion membuat Gizel bungkam ia sangat takut dengan suara marah Arion yang mampu membuatnya diam.
"Hiks.....hiks....kau jahat....KAU JAHAT!! KAU PEMBUNUH!!"
PLAK
Sebuah tamparan keras melayang di pipi kanan Gizel sehingga membuatnya tersungkur ke lantai.
"Sudah ku katakan bukan berhenti menyebutku pembunuh!!"
"Agh...." Gizel memegangi pipinya yang panas dan perih, matanya sedikit memburam pusing akibat tamparan keras dari tangan kekar Arion
Dirasa Gizel tetap diam dan terus menangis Arion terlihat sangat kesal ia menjambak rambut coklat Gizel dengn ksara sehingga membuatnya mendongak sejajar dengan wajahnya.
"Mulai sekarang mereka bukan orang tuamu!!" ucapnya
"Siapa ku berani memutuskan hubunganku dengn mereka hah?? apa kau tuhan??" Jawab Gizel dengan beraninya, walaupun ia tengah kesakitan
Arion menyeringai "Ide yang bagus, yah mulai sekarang aku tuhanmu, dan kau harus mematuhiku!!"
"Cuih....jika kau memang benar tuhan lebih baik aku memasuki neraka dari pada bertemu denganmu di surga." Gizel meludah tepat di wajah Arion
"Tidak ada tuhan seperti dirimu, seorang pembunuh kejam dan menghukum seorang dengan seenaknya" Tuturnya dengan gemetar
Arion terlihat semakin murka sehingga dadanya naik turun "Jika kau tidak mau menurut padaku maka aku akan membuatku benar-benar mengikuti semua kemauanku!!"
Arion berdiri ia menyeret Gizel agar ia berdiri mengikutinya,
"Lepas!! LEPASKAN AKU BAJINGAN!!" teriak Gizel meronta
Arion mengikat tubuh Gizel di sebuah tiang yang berada di gudang itu,
"Sekarang kau harus menerima akibatnya!!" Arion menyeringai ia meraih pistol dan mengarahkan pada Gizel.
Hal itu membuat Gizel menelan salivanya berat tubuhnya gemetar serta keringat bercucuran "Ibu, Ayah, jika memang hari ini adalah hari dimana aku akan bertemu kalian maka aku akan terima" gumamnya sembari menutup kedua matanya.
DORR
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.