Ketika Suami Mendua

Darah yang mendidih namun bisa di dingin kan kembali karena ini di rumah orang tua nya, bagai mana pun Alea masih memikirkan reputasi sang suami karena bila orang tua nya tahu maka Arhan akan habis. untuk sekarang lebih baik diam saja dulu menyelidiki dengan tenang dan damai, lagi pula dia bisa menyelesaikan masalah ini, bila berteriak sekarang hanya merendahkan harga diri nua sebagai wanita terhormat. sejuta akal akan muncul di otak nya Lea, dia cepat menyimpan nomor yang sudah mengirim pesan pada ponsel suami nya, nanti akan di cari tahu siapa orang yang sudah berani merusak rumah tangga nya ini.

Siapa pun yang berani cari masalah maka akan berakhir sia sia, Alea adalah tipe wanita yang paling pantang milik nya di sentuh oleh orang lain, tidak ada yang melihat bagai mana wajah tegang nya Lea sekarang karena mereka semua sedang sibuk berbicara masing masing. Zero yang heran karena Lea malah terdiam sambil mengenggam gelas kopi, maka dia pun mendekat mengambil kopi yang sudah Lea buat itu, tak peduli bagai mana kesal nya Lea karena ada saja perusuh yang membuat nya kesal. mau bagai mana pun sekarang dia sudah cinta pada Arhan, sehingga tak rela bila ada wanita lain yang masuk.

"Kenapa kau begitu?" Zero malah bertanya santai.

"Diam saja kau! tak usah banyak tanya, kau ambil pula kopi ku." sembur Arya.

"Cuma kopi segelas saja kau tidak rela ku pinta, kata nya cinta sama aku." goda Zero mengedip kan mata.

"Diam atau ku lempar mulut mu!" sentak Alea semakin naik pitam.

Zero bukan nya takut bila melihat Lea yang yang marah begitu, bagi nya malah menggemas kan sekali sehingga ingin mencubit nya sekali saja, namun di tahan karena Zero merasa itu tidak pantas untuk di lakukan, hanya bisa menahan nya saja agar tak khilaf dan lancang menyentuh nya tanpa izin.

"Pergilah, aku tidak ingin bertengkar." Alea berjalan pergi.

Namun Zero malah menahan tangan nya sehingga Lea menghentikan langkah, cengkeraman yang sangat kuat sekali di tangan nya. tapi sama sekali tidak terasa sakit, entah karena Alea juga tak tahu dengan perasaan ini dan juga keadaan yang sangat di benci ini, jujur saja dia sedang gundah karena di khianati sang suami, bila wanita lain mungkin saja akan tantrum dan menangis sekarang.

"Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?" tanya Zero serius.

"Apa urusan nya dengan mu?!" Alea menyentak tangan nya.

"Aku sungguh bertanya, Lea? karena aku tidak mau kau menderita." desis Zero.

"Mau menderita atau bahagia, itu bukan urusan nya dengan mu." mata Alea memicing tajam menatap Zero.

Tatapan yang begitu indah kelihatan nya, Zero berdehem karena takut ketahuan bila terus beradu mata, saat suasana sedang tegang begini. Arhan malah datang dan dia menjadi cemberut karena dia tahu siapa Zero, pria yang sudah sangat Lea cintai sehingga patah hati dan mencari pelampiasan pada nya.

Namun Zero cepat pergi karena dia malas punya urusan dengan Arhan, Alea menghembuskan nafas berat karena dia kesal sekali rasa nya melihat Arhan yang seolah tanpa dosa setelah membuat hati nya lara, tak bisa dia menerima karena ini sama saja merendahkan martabat Alea sebagai seorang wanita dan juga istri.

"Kamu kayak nya seneng banget kalau ngobrol sama Zero." sindir Arhan mengambil ponsel nya.

"Kelihatan ya kalau aku seneng?" Alea malah balik menantang.

"Gila ya kamu, Lea! mentang mentang aku miskin jadi bisa seenak nya saja kamu bikin." Athan menggeram menahan suara nya.

"Ya kalau tahu miskin sadar diri lah, bukan nya malah play victim begiti." Jack menyahut dengan gaya nya yang cuek.

Arhan seketika sadar bahwa mereka masih di rumah keluarga besar nya Lea, tak bisa kau seenak nya saja bicara, Alea juga bosan karena setiap bertengkar selama dua tahun ini Arhan selalu menyebut diri nya miskin. padahal Alea tak pernah sama sekali menyebut harta, dasar suami nya saja yang membawa harta agar terlihat paling tersakiti.

"Abang!"

"Iya, cuma nyahut dikit doang kok." Jack tahu bahwa Lea tak akan senang.

"Jangan suka gitu, ini masalah rumah tangga aku." jelas Lea.

Jack mengacungkan jempol dan menutup mulut nya, karena dia tadi juga tak sengaja ada niat mau kedapur, tapi malah mendengar pasangan yang baru dua tahun menikah ini sedang ribut, dia paling kesal mendengar Arhan yang menyebut diri nya sendiri miskin, seolah olah Lea sangat suka mengungkit harta saja di sini.

...****************...

Lea berulang kali melihat nomor yang sudah di save nya, dengan tekad yang sudah bulat maka dia menghubungi nya dengan nomor yang lain, yang membuat Lea sangat hancur itu ia lah profil nya. terlihat Arhan dan seorang wanita memakai masker di dalam sana, sangat tidak jelas wajah nya karena juga tertutup rambut yang sengaja di biarkan terjurai mengikuti tren dengan menutupi sebagian wajah agar terlihat keren.

"Ini nomor nya siapa?" Jimmy heran karena dia yang di suruh menghubungi.

"Aku juga tidak tahu, kau gaya lah telfon dia mengajak kenalan." suruh Lea.

"Kalau kau jujur maka aku akan mengusut nya dengan cara lain, kenapa pula ada foto Arhan di sini?" Jimmy memicing curiga.

"Aku tidak bisa cerita padamu, kau itu orang nya Jack." kesal Alea menendang meja nya.

Jimmy mengusap wajah kasar karena dia memang sebenar nya teman Jack yang di pekerjakan oleh Alea, dan yang paling penting dia juga sumber informasi nya Jack bila Lea sedang ada masalah yang melanda nya.

"Aku tidak ingin orang lain tahu dulu, Jim! soal nya aku mau mengusut nya sendiri, cara lain yang kau tawarkan itu ya menggunakan kekuatan Jack." rutuk Alea.

"Ya sudah aku akan menuruti mu, tapi tidak lah kau berpikir kalau ini bisa saja nomor rahasia yang sama sekali tidak ada orang tahu." ucap Jimmy.

"Sebenar nya aku juga menduga kesana, kan bisa saja memang nomor ini cuma untuk mereka berdua saja." jawab Lea.

"Gadis pintar! tidak sia sia kau sekolah tinggi ternyata, aaaaakkhh!"

Mendadak saja Jimmy berteriak karena dia juga kesal dengan ulah Arhan yang bisa bisa nya selingkuh dengan wanita lain, apa kurang nya Lea yang sudah mencintai dia setulus hati, tak pernah mendengarkan apa kata orang lain tentang Arhan. namun sekarang malah di balas dengan kepahitan yang sangat besar, siapa pun pasti sakit hati karena ini masalah perasaan.