Violet memiliki trauma yang tidak disadarinya sejak kematian kedua orang tuanya akibat kebakaran hebat yang menghanguskan seluruh rumahnya.
Pertemuan dengan keluarga smith mulai mengubah hidupnya.
Devan Leonardo smith. Lelaki tampan dan cuek yang tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan karena sakit hatinya pada mantan kekasihnya akhirnya memutuskan menjadi pelindung violet.
Bagaimana kisah violet dan devan?
(MASIH DALAM PROSES REVISI dll)
Violet mempunyai panggilan viki ya guysss...
# haiii readers... ini karya pertamaku.. menerima kritik dan saran.. tapi tidak julid ya.. hehehe...
Yang suka silahkan dibaca... Yang tidak suka ya tidak usah dibaca.. no hate comment ya sai... ...
Karena ini karya pertama jadi dimaklumi ya kalau seandainya ada yang kurang puas dengan jalan ceritanya..memang otor ga terlalu suka novel panjang..jadi dibuat singkat padat n happy ending tentunya...
FEEL FREE TO READ N SKIP
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diculik
Viki membuka matanya perlahan. Dia melihat ke sekeliling kamarnya. Sesaat dia tersadar bahwa ini bukan kamarnya.
'Di mana aku?’ tanya Viki dalam hati.
Viki turun dari ranjang dan ketika akan berdiri kepalanya terasa sangat pusing. Lalu dia membuka gorden yang ada disebelah ranjang. Betapa terkejutnya Viki melihat pemandangan diluar jendela.
"Oh my God. Apa-apaan ini. Mengapa aku bisa ada di atas langit?” Matanya mulai mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. “Apakah aku ada di dalam pesawat? Tapi bagaimana bisa?” gumam Viki yang masih dalam mode bingung.
"Kau sudah bangun?” Dev masuk ke dalam kabin kamar viki.
"Ya Tuhan. Kau mengagetkanku.” Viki memegang dadanya yang berdetak cepat ketika melihat Devan.
Lalu keningnya berkerut. “A-apa yang kau lakukan padaku? Apa kau menculikku?” Viki terlihat heran.
"Are you kidding? Aku menculikmu??? Jangan mimpi, Nona. Mommy menyuruhku membawamu, karena Bibi Anna akan pulang ke negaranya untuk sementara. Tidak ada yang menjagamu di sana. Mommy n daddy akan langsung pergi ke Paris, sedangkan Xandra dan Reno kembali berkuliah,” jelas Dev.
"Tapi kenapa aku naik pesawat dalam keadaan tidak sadar ha??? Kau pikir aku anak kecil yang bisa kau bodohi tuan?” tantang Viki.
"Entahlah … Bibi Anna menyerahkanmu padaku dalam keadaan tidak sadar. Dan aku hanya menuruti perintah bos besar Smith. Jika kau tidak percaya, kau bisa menelepon Bibi Anna atau Xandra,” jawab Dev seadanya.
Viki berpikir bagaimana bisa dia menelepon mereka. Bukankah Viki tidak punya HP?
Viki tahu tidak ada gunanya berdebat dengan Dev. Klan smith adalah sekumpulan orang yang diciptakan untuk selalu menang dalam perdebatan. Dan jaranh ada yang bisa melawan mereka.
Viki hanya bisa menerima dengan pasrah apa yang terjadi pada dirinya. Beberapa jam di pesawat akhirnya mereka sampai di kota tujuan. Dan sekarang mereka sudah sampai di Penthouse Tuan Muda Smith.
Dev tinggal di sebuah penthouse mewah di pusat kota. Dia menempati penthouse lantai teratas. Dan itu artinya gedung pencakar langit ini adalah milik keluarga smith. Viki takjub melihat betapa mewahnya penthouse Dev.
'Dia tampan, kaya raya, dan sukses, sempurna sekali hidupnya.. benar benar menyebalkan,’ cibir Viki dalam hatinya.
"Itu kamarmu.” Dev menunjuk ke sehuah kamar yang ada di dekat pojok. “Ada pelayan di sini. Pelayan akan datang jika aku membutuhkannya saja. Aku suka kerapian, jadi jangan membuat berantakan rumahku, mengerti?” tegas Dev.
"Hmmm.” Viki menjawab singkat sambil mengangguk.
"Di lemari sudah tersedia semua baju dan keperluanmu. Itu kamar Xandra jika dia berkunjung kemari. Jadi kau bebas memakai apapun yang ada di kamar itu.” Dev menjelaskannya.
'Jadi aku harus memakai baju Xandra? Mengapa bibi tidak membawakan aku pakaian? Ck, aku tidak suka seperti ini,” gumam Viki dalam hati.
"Istirahatlah, satu jam lagi kita akan makan keluar,” ucap Dev datar.
"Bisakah kita makan di rumah saja? Aku sedang malas keluar,” pinta Viki.
"Ada bahan makanan di kulkas jika kau ingin masak sendiri,” jawab Dev seadanya dan langsung pergi ke kamarnya.
*
*
Satu jam setelahnya, Viki langsung menuju dapur dan memasak. Dia terkagum kagum melihat dapur Dev. Sangat canggih dan lengkap. Bahan makanan di kulkas pun sangat lengkap.
'Apa dia selalu makan di rumah?’ batin Viki.
'Ya, pasti Dev mempekerjakan chef di rumahnya,’ gumam Viki dalam hati.
Setelah memasak, Viki menuju ke kamar Dev untuk mengajaknya makan. Setibanya di depan pintu, wanita itu langsung mengetuk pintu kamar Dev.
TOK
TOK
TOK
"Aku sudah memasak. Apa kau mau makan juga?” tanya Viki dengan sedikit berteriak.
Dev langsung membuka pintu kamarnya dan langsung menuju meja makan tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Viki.
Viki sudah terbiasa dengan sikap dingin dan cuek Dev.
Mereka makan bersama dalam suasana hening dan tanpa obrolan sama sekali.
Horor. Itulah yang ada dalam pikiran Viki ketika hanya berdua bersama Dev.