NovelToon NovelToon
Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Pemain Terhebat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.

Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.

Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#2 – Dealing With Game Master

Di dalam lantai ke-100 yang merupakan sebuah aula tahta di dalam menara kolosal berwarna emas bernama Tower of Babel, yang mana menara itu berdiri di atas pulau melayang yang mengambang dengan tetap di luas dan gelapnya luar angkasa, dan juga merupakan Headquarter (HQ) dari guild yang keduanya namai sebagai; Sanctuary of Heaven, keduanya kini duduk di masing-masing singgasana mereka sambil terus memperhatikan kubus hitam yang kini digenggam oleh Mikael.

"Menurut mu … ini apa?" Jezebel membuka pembicaraan, sementara mencondongkan tubuhnya agar keduanya bisa saling mendekat memeriksa kubus hitam tersebut.

"Sebuah bug … mungkin? Entahlah," balas Mikael mengangkat kedua bahu nya.

"Apa kamu mau melaporkan nya ke gm?"

"Hmmm, sebentar …," kata Mikael terhenti sambil memangku dagunya dan mulai berpikir dalam. "Mungkin … untuk saat ini … kita simpan saja dulu."

"Apa kamu yakin?" Jezebel mengangkat kedua alisnya. Ia terlihat ragu. "Kita memiliki kredibilitas yang sudah sangat diperhitungkan, loh. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika kita ketahuan memiliki item cheat seperti ini, hm? Bukankah semua sponsor yang kita punya bisa dibatalkan? Lalu bagaimana dengan bisnis merch kita?"

Mikael berdengus sembari menatap wajah serius adiknya. "Benar juga … tapi … apakah akan sayang jika kita langsung melapor? Kita bisa mencobanya dulu tanpa ketahuan, loh. Yah, itu pun asalkan kita tidak ketahuan."

"Tunggu," kata Jezebel tampak berpikir dalam sambil menggaruk pelipis nya dengan telunjuk. "Kenapa para player yang sudah dibunuh oleh Helkar dan kelompoknya belum ada yang melapor ya?"

"Hmmm … mungkin itu karena mereka tidak tahu kalau item ini tidak akan hilang setelah digunakan. Bisa saja, kan?"

Jezebel duduk bersandar, menenangkan punggungnya yang tampak keberatan dengan dada nya yang besar. Ia menyandarkan kepalanya, memandang ke depan dan menatap ke arah 6 NPC ber level 1000, [The Battlemaidens], di hadapannya yang kini hanya berdiri dengan patuh.

"Bukankah pada akhirnya, Helkar yang sudah kita bunuh akan melaporkan kita?" gumam Jezebel bertanya-tanya.

Mikael ikut menyandarkan punggungnya di sandaran singgasana nya yang tinggi dan terlihat mewah, sambil tetap membiarkan matanya terpaku pada kubus hitam yang masih ia genggam. "Haa … baiklah wahai nona yang takut kehilang pasif income nya, hehehe."

Mikael pun mulai membuka tampilan menu dan langsung menelpon costumer service (cs) WoF.

Turrrttt … turrrttt ….

"Halo pengguna yang terhormat, apakah ada yang bisa kami bantu?" kata cs membuka pembicaraan.

"Halo … saya ingin melapor kalau ada item bug yang berupa artefak dewa yang tidak bisa menghilang meski sudah digunakan berkali-kali. Apakah saya bisa bertemu dengan GM secara langsung untuk memeriksanya lebih lanjut?" balas Mikael.

"Oh baik … tapi sebelum itu, bolehkah saya tahu nickname dan nomor id anda?"

"Mikael … 77721098AB."

"Baik, mohon tunggu sebentar."

Pembicaraan pun ter jeda dengan cs yang terdengar sedang mengetik. Sementara itu di sebelahnya, Jezebel sedang dipijat oleh salah satu NPC bernama Tiamat, seorang Naga yang saat ini sedang di wujud manusia nya.

"Master … apakah bagian di sini enak?" tanya Tiamat dengan suara yang lembut dan terdengar dewasa, sambil tangannya terus memijat bahu Jezebel dengan lembut dan terampil.

Jezebel terdengar mendesah dengan matanya agak mendelik sambil menatap langit-langit. "Hmmmnnn … ini enak … yap … yap ... ahn."

Mikael yang menyaksikan itu pun langsung berdiri dan mulai berjalan menjauh. Selagi berjalan, dirinya yang melewati 5 Battlemaiden lain pun menoleh dan berhenti sejenak. "Kalian berlima, ikutlah."

"Baik, Master," angguk kelimanya hampir bersamaan.

Sementara Jezebel sedang asik dipijat oleh Tiamat, Mikael berjalan keluar menuju balkon bersama dengan lima Battlemaiden lainnya sambil menunggu cs selesai menghubungi GM.

***.

Di atas balkon, Mikael duduk di atas kursi santai sembari menatap bintang-bintang yang terhalang oleh gelembung firmament yang melindungi HQ-nya, sedang kelima Battlemaiden berdiri di dekatnya.

Di dalam meskipun ia bisa melihat bintang-bintang dengan jelas, di dalam gelembung firmament, suasana begitu terang karena matahari sintetis yang selalu menerangi dari atas ujung menara Babel nya.

Pemandangan dari dalam HQ terlihat begitu menakjubkan. Karena dari dalam, lapisan gelembung firmament yang memiliki warna kebiruan seakan memfilter ruang angkasa yang hitam dan gelap, tetap membuatnya bisa melihat bintang-bintang di ruang angkasa yang penuh dengan warna dan kelap-kelip.

Di dalam sana, sembari bersantai, Raphaela, salah satu Battlemaiden tiba-tiba menuangkan teh dan menaruhnya di atas meja bundar kaca kecil yang ada di sebelahnya.

"Silahkan, Master. Anda bisa meminumnya," kata Raphaela dengan lembut dan sopan.

Veronica, seorang succubus dan salah satu dari Battlemaiden tiba-tiba menegur Raphaela dengan tatapan iri, "Hei, Raphaela, apa yang kamu lakukan? Master bahkan tidak—"

"Diam kau jal*ng! Kau tidak perlu—"

Mikael menoleh dan menatap tajam Raphaela yang mana langsung membuatnya terdiam. Kemudian bergantian menatap Veronica yang langsung tertunduk.

Raphaela dengan penuh penyesalan pun langsung bersimpuh dan menunduk. "Mohon maaf atas kelancangan saya master. Saya tidak sengaja berkata kasar."

"Jangan diulangi lagi," balas Mikael singkat dengan pandangannya langsung kembali melihat ke arah menu yang masih melambangkan sebuah panggilan.

'Apakah aku harus merubah setting-nya? Ia terlalu mirip dengan adik ku di kehidupan nyata. Terlalu galak kepada orang lain,' pikir Mikael yang tatapan nya semakin kosong karena menunggu.

"Baik … mohon maaf atas waktu nya, wahai pelanggan yang terhormat. Saya akan segera menyambungkan anda langsung ke GM Geralt di game, ya," kata cs dengan nada yang terdengar agak bersemangat. "Ah dan ngomong-ngomong … ahem … saya … aku adalah fans—"

Tuuuut … Mikael menutup teleponnya.

Sesaat ia menutup telepon nya, dari sistem game, dari personal chat, akun bernama Geralt-001 pun menghubungi nya dan meminta untuk dikirimkan koordinat untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.

Tanpa pikir panjang, Mikael pun mengirimkannya koordinat.

Tak berselang lama, dengan otoritas penuh, sang GM dengan tampilan karakter sepenuhnya putih pun tiba-tiba sudah berdiri di depan nya dengan waktu yang berhenti yang ditandai dengan para NPC yang kaku terdiam.

"Oh, selamat … sore … pagi … siang … malam … kepada anda pelanggan yang terhormat, adakah yang bisa saya bantu?" tanya Geralt.

Mikael pun memberikan kubus hitam itu ke Geralt tanpa pikir panjang. "Ah … ini, item bug nya."

"Baik, saya akan mulai menganalisa nya," kata Geralt dan mulai memperhatikan kubus hitam itu dengan begitu seksama.

Sementara itu di sisi lain, Jezebel yang menyadari Tiamat ikut terdiam pun keluar menuju balkon.

"Kak, jadi bagaimana?" tanya Jezebel yang keluar dari pintu di belakang Mikael.

Mikael menoleh sesaat mendengar langkah kaki Jezebel. "Oh, ini sedang diperiksa."

Jezebel dengan anggun nya pun berjalan mendekati Mikael dan langsung memeluk sisi kirinya sambil menempelkan pipinya ke dada Mikael. Di sisi lain, Mikael yang dipeluk nya pun langsung membalasnya dengan mengusap kepalanya, kemudian merangkul nya sehingga mereka saling memeluk dan semakin dekat.

"Ahem … siblings goal nya para game, memang sudah tidak diragukan lagi, hehehe," kata Geralt berdehem dan terkekeh, sedang masih mengidentifikasi kubus hitam itu.

"Ah, maafkan kami," balas Jezebel agak tersenyum sambil menutupi mulutnya dengan tangan.

"Hahahah, tidak perlu. Karena kalau boleh jujur, saya pun adalah salah satu dari follower kalian. Konten-konten kalian di dunia virtual juga bagus-bagus untuk diikuti."

"Haha," Mikael tertawa dengan canggung nya.

Geralt tampak tersenyum sedang masih tertunduk sambil terus memperhatikan kubus hitam tersebut. "Di jaman sekarang, sangat jarang orang-orang memiliki hubungan kekeluargaan karena semua orang benar-benar berlaku sebagai individualis. Walaupun ada segelintir, mereka sama sekali tidak se akur kalian."

Mikael dan Jezebel yang mendengar itu pun saling tatap satu sama lain sambil mengingat bahwa mereka adalah hasil bayi tabung dari program pemerintah seperti mayoritas manusia di jaman ini. Dan sejatinya, keduanya tidak memiliki orang tua dan di tumbuh besarkan oleh lembaga pemerintah. Mereka bahkan bukan saudara kandung.

Kekeluargaan dan kedekatan mereka benar-benar terbentuk berawal dari hubungan di satu fasilitas yang sama. kemudian, di umur 15 tahun, Mikael membawa Jezebel yang masih berumur 13 tahun untuk kabur dan mengadu nasib di kerasnya dunia luar.

Beruntungnya, sebulan kemudian, mereka dipungut oleh keluarga yang cukup kaya raya. Dari sana, mereka pun memulai kesuksesan mereka dengan belajar dari orang tua angkat mereka.

Dan kini, Mikael dan Jezebel memilih untuk tinggal di tempat yang berbeda dengan kedua orang tua angkat mereka, sedang mereka, kedua orang tua angkat, sudah menyatu dengan mesin dan dunia virtual sedang hanya bisa mengandalkan robot untuk beraktivitas di dunia nyata.

"Benar … apalagi jaman sekarang dunia hanya dipenuhi dengan robot-robot yang dikendalikan dari balik headset DDVR," jelas Mikael ikut menanggapi. "Dan bahkan setiap kami keluar rumah, kami selalu dibuat was-was karena selalu menjadi satu-satunya dari beberapa yang keluar dengan tubuh asli mereka. Itu benar-benar menyedihkan."

"Aku harap aku seperti kalian, memiliki keluarga yang jelas dan dapat beraktivitas di dunia nyata juga," balas Geralt meski dengan tubuh virtual khusus seorang GM, wajahnya terlihat benar-benar berharap dan murung. "Tidak seperti ku … tubuhku di dunia nyata bahkan sudah tidak bisa bergerak dan sudah menyatu dengan mesin DDVR dan penopang hidup lainnya."

"Oh … aku … aku tidak bermaksud—"

"Dan itu adalah kesalahan dari kebanyakan kita. Ketika mesin mengambil alih kehidupan kita, kita malah menyerah dan manja. Akhirnya tubuh kita berhenti berfungsi dengan normal. Dan yang paling menyedihkan nya lagi, lebih dari 50 persen dari 11 miliar manusia mengalami disabilitas karena terlalu sering mengandalkan robot dan mesin lainnya untuk sekadar beraktivitas sejak lahir,"  potong Jezebel.

Mikael mendekatkan mulutnya ke telinga Jezebel dan mulai berbisik, "apa yang kamu katakan? Kamu akan menyakiti perasaannya--"

"Ah, sudah," potong Geralt sesaat berhenti mengecek kubus hitam tersebut, yang mana secara spontan membuat keduanya menoleh dan berdiri agak memberi jarak. "Dan dari hasil pemeriksaan, ini adalah item dengan id … yang … intinya itu memiliki banyak 0 di depan dan sebuah angka 1 di paling belakang. Dengan kata lain, ini adalah item yang paling awal. Bahkan sudah ada sebelum fondasi pertama dari game ini. Saya tidak yakin bagaimana item ini bisa ada di sini."

"Jadi, apakah item itu adalah sebuah artefak dewa?" tanya Mikael.

"Hmmm … saya rasa bukan. Ini hanya sebuah model 3D yang tidak memiliki kode fungsi apa-apa. Ini tampaknya seperti sebuah item untuk mengetes mesin game. Meskipun ada, tampaknya fungsi itu sudah lama dihapus."

"Apakah anda yakin?" tanya Mikael kembali untuk memastikan.

"Saya yakin 100 persen," balas Geralt sambil menyerahkan kembali kubus itu. "Saya sudah memeriksanya dan itu sama sekali tidak memiliki fungsi apa-apa."

'Aku padahal sengaja tidak menjelaskan fungsi tentang benda ini. Tapi tampaknya, bahkan sistem dari GM sendiri tidak bisa memeriksa benda ini. Kalau begitu syukur, deh, hehe,' pikir Mikael sambil menahan senyuman nya.

"Kalau begitu, karena semuanya sudah clear, saya izin undur diri," kata GM yang wajahnya yang terlihat murung dan langsung menghilang begitu saja, bersamaan dengan aliran waktu yang kembali berjalan dengan normal.

"Hm! Dasar manusia abad ke-22, benar-benar bermental lemah. Padahal dulu di jaman ku--"

Tuk!

Mikael sedikit memukul kepala adik nya dan langsung membuatnya terdiam. "Jaman apaan? Kamu saja lahirnya tahun 2099, satu tahun sebelum abad ke-22."

"Aw ...," keluh Jezebel sambil memegang kepala nya, meski itu tidak sakit sama sekali. "Hmm, ngomong-ngomong, mau kita apakan benda ini?" tanya Jezebel.

"Kita akan menyimpannya di inventaris guild." Mikael kemudian menoleh ke arah Jezebel sambil berkata dengan polos nya, "ngomong-ngomong tadi kata gm nya, dia suka mengikuti konten kita di dunia Virtual. Hmmmm, memangnya kita pernah buat konten di dunia virtual, ya?"

"Pfftt … hahahah." Jezebel tiba-tiba tertawa sambil membuka menu tampilan nya dan mulai mencari ke pencarian di dalam internet yang hanya bisa diakses melalui dunia virtual. "Hahaha, haduh … lucunya … lihat ini," lanjutnya sambil menunjukkan sebuah video ke Mikael.

Wajah Mikael pun memerah sesaat melihat video tersebut yang merupakan video dewasa dirinya dan Jezebel menggunakan tubuh karakter di akun WoF mereka. "K-k-kapan kita melakukan ini dan merekamnya!?? Seingat ku di game ini tidak ada hal seperti ini!!"

"Hahahahah … kamu kebanyakan kerja dan main WoF sampai-sampai tidak tahu kalau character kita ada fanart nya. Ini adalah buatan orang-orang dan pasangan AI mereka yang menggunakan skin dari merch kita," ledek Jezebel dengan tawa nya yang begitu lepas dan keras.

"Sepertinya kita harus menarik merch ini, deh," kata Mikael dengan wajah seriusnya.

"Loh, kenapa memangnya?" Jezebel kembali menutup menu nya, dan sambil tersenyum meledek ia pun menjauhkan nya dari tatapan Mikael. "Biarkan saja. Kita kan memang tidak pernah masuk dunia virtual. Dan punya DDVR pun hanya sekadar untuk memainkan game-game nya saja. Jadi, kenapa ambil pusing? hihihi."

Mikael menghela nafas panjang, sementara Jezebel langsung kembali masuk ke dalam dan berjalan memunggungi nya. Sementara itu, kelima Battlemaiden yang dengan patuh menunggu pun mulai bersuara.

"Master … apa yang baru saja terjadi?" tanya Raphaela sambil mengangkat cangkir nya yang belum sempat diminum.

Belum sempat Mikael menjawab, Eliana, salah satu dari Battlemaiden dengan imut nya berlari dan memeluk Mikael. "Abang … apakah barusan seorang konstelasi mendatangi rumah kita?"

'Oh, sepertinya aku harus benar-benar mengganti setting pada karakter mereka,' pikir Mikael.

Setelahnya, Mikael pun berjalan bersama lima Battlemaiden menuju ke ruang inventaris di dalam lantai ke-100. Di sana, di dalam sebuah ruangan yang sangat luas, terdapat ribuan item yang sangat berharga. Di antara lainnya adalah dua artefak dewa yang ditaruh di bagian terdalam inventaris.

Di sana, di antara dua artefak dewa yang berbentuk bola kristal berwarna bening dengan ukiran akar berwarna kebiruan dan yang berbentuk piramida berwarna emas dengan ukiran rune berwarna hitam, Mikael menaruh kubus hitam nya di sana.

"Huh, jadi punya tiga, deh," gumam Mikael, sebelum akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

Ketika pintu ditutup, ketika semua menjadi gelap, tiba-tiba reaksi antara tiga artefak dewa pun aktif dan mulai bercahaya terang. Ketiganya dengan begitu kuat dan intens mulai melayang dan secara perlahan mulai mengikat satu sama lain. Dan dengan begitu, ketiganya pun menyatu menjadi satu artefak yang membentuk sebuah terrarium yang berbentuk planar yang ditutupi oleh kubah firmament yang tampak transparan dan tipis.

****.

Bersambung ….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!