Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Pasrah
Setelah dipindahkan ke ruang perawatan biasa, bu Rahmi pun menemui Kinan. Kinan berbaring di tempat tidur, kondisinya masih terlihat lemah.
"Kinan, bagaimana keadaanmu sekarang ..?" tanya bu Rahmi duduk di kursi samping tempat tidur.
"Sudah lebih baik bu, tapi tubuh Kinan masih lemas..." jawab Kinan.
"Iya kan kamu baru saja bangun dari koma, jadi kamu butuh waktu untuk istirahat. Tapi tidak ada yang sakit kan...?" tanya bu Rahmi.
"Nggak bu, hanya lemas saja..." jawab Kinan.
"Bu Rahmi, apa yang terjadi denganku setelah malam itu...?" tanya Kinan sambil menangis.
"Waktu itu kamu ditemukan pingsan oleh warga di gedung kosong...." jawab bu Rahmi.
Lalu bu Rahmi menceritakan semuanya pada Kinan dari mulai dia yang mengalami pendarahan karena keguguran, dia koma selama sepuluh hari hingga wandi yang dipenjara lima tahun.
Kinan pun lalu menangis sesenggukan mendengar apa yang diceritakan oleh bu Rahmi.
"Kinan benar - benar malu bu, begitu hinanya perbuatan Kinan hingga Allah langsung memberiku azab yang begitu pedih dan menyakitkan..." ucap Kinan sambil terisak.
"Kinan, kamu harus bersyukur karena Alloh masih memberikan kamu umur. Jadikan lah apa yang telah menimpamu sebagai pelajaran ke depannya. Kamu harus melanjutkan hidup kamu yang lebih baik lagi..." sahut bu Rahmi.
"Iya bu...hik..hik... Kinan mau bertaubat dan meminta ampun kepada Alloh atas perbuatan hina Kinan bu...hik..hikkk...'' ucap Kinan sambil menangis.
"Tapi Alloh akan memaafkanku Kinan kan bu...?" tanya Kinan.
"Tentu saja Kinan, Alloh itu maha Pengasih dan Penyayang, yang akan memaafkan hambanya yang benar- benar mau bertaubat..." jawab bu Rahmi.
"Tolong bantu Kinan ya bu, bimbing Kinan, supaya Kinan bisa menjadi manusia lebih baik lagi. Supaya Kinan tidak terjerumus lagi ke dalam perbuatan yang menjijikan seperti waktu itu. Kinan menyesal bu...hik..hik..." Kinan menangis lalu bu Rahmi memeluknya dengan erat.
"Tentu saja Kinan, ibu akan selalu ada buat Kinan, ibu senang dengan niat baik Kinan. Kita sama- sama ya menjadi manusia yang lebih baik, yang selalu ada di jalan yang Alloh Ridhoi...." ucap bu Rahmi lalu mengurai pelukannya.
"Oya bu, jadi selama Kinan mengalami koma, bu Rahmi yang selalu menjenguk Kinan...?" tanya Kinan. Bu Rahmi pun mengangguk sambil tersenyum.
"Terima kasih ya bu, bu Rahmi sudah banyak sekali membantu Kinan. Kinan selalu saja merepotkan bu Rahmi. Padahal bu Rahmi bukan siapa- siapa Kinan tapi bu Rahmi begitu tulus menyayangi Kinan...." Kinan merasa terharu dengan kebaikan bu Rahmi.
"Kinan, kamu itu sudah ibu anggap seperti anak ibu sendiri. Ibu kan nggak punya anak perempuan, jadi ibu menganggap kamu ini anak perempuan ibu , kakaknya Rahmadi. Kamu nggak keberatan kan..?" tanya bu Rahmi.
"Tentu saja tidak bu, Kinan malah senang ibu menganggapku seperti anak sendiri...." jawab Kinan lalu kembali memeluk bu Rahmi.
"Oya Kinan, ini barang- barang kamu, polisi yang menemukan barang- barang ini di dekat kamu waktu kamu di temukan pingsan di dalam gedung kosong malam itu..." ucap bu Rahmi sambil menyerahkan beberapa barang kepada Kinan.
"Ada uangnya juga sepuluh juta, tapi sebagian uangnya ibu pakai buat menebus obat kamu yang tidak dicover oleh BPJS...." ucap bu rahmi.
"Iya bu nggak papa, uang itu dari tuan Andrew, dia menyuruhku untuk menggugurkan kandunganku ..." ucap Kinan dan air matanya pun kembali jatuh di kedua pipinya.
"Ya Alloh..." ucap bu Rahmi.
"Kinan sudah seperti barang yang rusak lalu dibuang karena sudah tidak diperlukan lagi. Kinan benar- benar hina bu..." ucap Kinan.
"Ya sudah Kinan, tidak usah diinget- ingat lagi semua yang sudah berlalu, karena hanya akan membuatmu sakit hati dan merasa bersalah. Sekarang kamu fokus saja sama penyembuhan kamu ya. Supaya kamu bisa sehat lagi dan bisa beraktifitas lagi seperti semula..." sambung Bu Rahmi.
"Iya bu...sekali lagi terima kasih, bu Rahmi sudah melakukan banyak hal untuk Kinan...." ucap Kinan.
"Sudahlah kamu jangan bilang terima kasih terus sama ibu, tapi kamu juga harus mengucapkan terima kasih sama Raka. Dia yang sudah menyemangatimu kamu hingga kamu bangun dari koma..." sahut bu Rahmi.
"Kau tahu, setiap hari dia menemuimu di ruang ICU. Dia ngajak kamu ngobrol, bercerita, ngasih tahu dia punya mainan baru, baju baru, pokoknya dia cerewet sekali bercerita di depan kamu Kinan, sampai akhirnya kamu bangun dari koma..." lanjut bu Rahmi.
"Iya kah bu...? Lalu sekarang Raka di mana...? Bukannya tadi dia sama ibu...? Kinan sampai lupa menanyakan di mana Raka...? '' tanya Kinan.
Bu Rahmi lalu menarik nafas panjang dan mengeluarkan dengan perlahan.
"Ada apa bu...? Raka di mana...?" tanya Kinan penasaran.
"Raka dibawa pulang sama Rangga. Ketika Rangga tahu kamu bangun, dia langsung membawa Raka pulang ke rumah ibunya Rangga. Dia bilang tugas Raka sudah selesai...." ucap bu Rahmi.
" Tugas Raka sudah selesa..? Maksudnya apa bu...?"tanya Kinan tidak mengerti.
Lalu bu Rahmi pun menceritakan pada Kinan bahwa dia yang meminta Rangga dan Raka untuk menjenguk Kinan setiap hari di ruang ICU supaya Kinan bisa cepat sadar dari koma.
"Awalnya Rangga tidak mengijinkan Raka menemuimu Kinan, tapi mungkin dia kasihan sama Raka yang kangen sama kamu hingga dia sakit. Akhirnya Rangga pun setiap hari membawa Raka menemuimu...." ucap bu Rahmi.
"Apa mas Rangga juga menjengukku bu..?" tanya Kinan.
"Iya sekali waktu itu, tapi untuk selanjutnya dia hanya mengantar Raka ke sini bersama ibu, dia menunggu di luar rumah sakit. Dia akan menjemput Raka jika Raka sudah puas ketemu sama kamu...." jawab bu Rahmi.
"Pasti mas Rangga sangat membenci Kinan ya bu...?" tanya Kinan.
"Nggak lah Kinan, kalau dia membencimu mana mungkin dia mau membawa Raka ke sini..." jawab bu Rahmi sambil mengusap lengan Kinan.
"Kalaupun mas Rangga membenciku, Kinan terima kok bu, Kinan sadar dengan semua kesalahan Kinan. Kinan yang sudah mengkhianati mas Rangga. Kesalahan Kinan benar- benar sangat fatal bu..." ucap Kinan.
"Kinan pasrah apapun yang akan mas Rangga lakukan padaku bu. Kalau dia akan menggugat cerai ke pengadilan agama Kinan terima, dan kalau dia akan membawa Raka pergi jauh dari ku pun Kinan akan menerimanya bu. Kinan sadar Kinan bukan ibu yang baik untuk Raka... " sambung Kinan.
"Raka lebih pantas diasuh oleh ayahnya, dia ayah yang baik, dari pada Raka ikut Kinan, nanti malah kasihan dia. Kinan takut nanti Raka akan dibully karena punya ibu yang hina sepertiku. Kinan bukan ibu yang baik..." lanjut Kinan.
"Kamu jangan bicara seperti itu Kinan. Siapa bilang kamu bukan ibu yang baik..? Ibu tahu semua apa yang sudah kamu lakukan untuk Raka. Kamu sudah banyak berkorban untuk Raka..." sahut bu Rahmi.
"Iya bu, tapi pengorbananku itu salah jalan. Karena Kinan memilih jalan sesat bukan jalan yang baik..." jawab Kinan.
"Ya, begitulah kasih sayang seorang ibu, kadang saking cintanya kepada anak, dia akan rela melakukan apa saja demi menyelamatkan nyawa anaknya walapun harus mengorbankan dirinya sendiri...." ucap bu Rahmi.
"Termasuk kamu Kinan, kamu berjuang untuk mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah dan biaya operasi Raka, walaupun kamu harus merugikan diri kamu sendiri..." sambung bu Ratih.
"Sudahlah Kinan, kamu jangan banyak pikiran dulu ya, kamu harus banyak istirahat , supaya kamu cepat sembuh. Untuk urusan Raka, kamu jangan khawatir ,Raka sama ayahnya akan baik- baik saja. Yang penting kamu berdoa saja semoga suatu hari nanti kamu dan Raka bisa hidup bersama lagi..." ucap bu Rahmi.
"Iya bu .." jawab Kinan.
"Ya sudah, kamu istirahat ya..." ucap bu Rahmi sambil menyelimuti tubuh Kinan.
Bersambung...
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...