Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 Konfrensi Pers
"Sorry Aku gak ngenalin Kamu Victor, kita terakhir bertemu saat pekaman mama Nayra". ucap Sean, saat ini sedang berdua dengan Victor.
Nayla sudah kembali ke Apartemen nya Nayya, sedangkan Arga sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk konfrensi pers besok pagi.
Ccckkk .. Victor berdecak kesal.
"Kau kira Aku pacarnya Narra selama disini"? seru Victor dengan tatapan tajamnya.
"Sorry, Aku benar-benar kalut malam itu dan terbawa api cemburu. Aku mengira Kau adalah kekasih atau teman dekatnya Nayya di Seoul". jawab Sean lagi.
"Buktikan kalau kau memang pantas untuk adikku".
"Aku sudah membuktikan nya sedari 12 tahun lalu".
"Hubungan kalian begitu rumit dulu, makanya Narra tidak bisa membuka hati nya untukmu". sahut Victor.
"Aku sudah ditolaknya berkali-kali". lirih Sean.
"Aku akan benar-benar membantumu kali ini". ucap Victor sembari menepuk pundak Sean.
"Thanks untuk semuanya". balas Sean.
"Dan sebenarnya Aku tidak pernah tunangan pada siapapun, dan berita yang beredar semuanya palsu". sambungnya lagi dengan wajah tertunduk.
"Aku percaya padamu, temui dia dan jelaskan semua padanya dari hati ke hati. Aku yakin Narra menaruh perasaan yang sama denganmu, hanya saja waktu dan keadaan kalian yang belum tepat".
"Kau mengizinkanku untuk menemuinya"?
"Meski kularang, apa kau akan menurut"?
Sean tersenyum dan memeluk Victor sebentar.
"Thanks kakak ipar". sahut Sean dengan terkekeh.
Victor hanya mendengus sebal melihat wajah Sean yang sedikit senang, saat mendengar dirinya boleh menemui wanita yang begitu ia sayangi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ting tong .. Ting tong ..
Ceklek ..
"Dokter Roland"? kaget Nayla, mendapati Sean yang datang kembali ke Apartemen nya Nayya.
"Apa Nayya ada"? tanya Sean hati-hati.
Nayla mengangguk, lalu mempersilahkan Sean untuk masuk kedalam Apartemennya Nayya.
"Nay, bolehkah saat ini, Aku meminta waktu untuk berdua dengan Nayya malam ini"? ujar Sean pelan.
Nayla mengernyitkan dahinya, lalu tiba-tiba tubuh mungilnya sudah ditarik oleh seseorang dari belakang dengan begitu posesif.
"Kamu bersamaku saja malam ini". sela Victor.
"Kak Victor"? Nayla tersentak saat ia berbalik sudah ada calon suaminya disana.
"Tapi Kak". bantah Nayla cepat.
"Berikan mereka kesempatan untuk menyelesaikan semua salah paham ini". bisik Victor tepat ditelinga Nayla dengan sedikit mengelus rambut panjangnya.
Sean yang melihat pemandangan itu terkekeh, Victor benar-benar seorang pemain. Dia tentu tahu caranya membuat wanita luluh dan menurut padanya.
Nayla gugup dan jantungnya berdetak kencang, karena baru kali ini ia berdekatan dengan laki-laki.
"Kita pergi dulu, semoga hubungan kalian segera membaik. Kita akan bertemu kembali besok pagi". pamit Victor lalu menggenggam tangannya Nayla dengan begitu lembut dan langsung pergi dari sana.
Sean mengambil tasnya lalu pergi kekamar tamu untuk membersihkan badannya karena berada diluar seharian penuh. Setelah mandi, Sean keluar untuk mencari gadis yang sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya. Sean mengetuk pintu kamarnya Nayya namun tidak ada sahutan dari dalam.
Kemudian dengan pelan Sean membuka pintunya, yang kebetulan tidak dikunci oleh Nayya.
Sean terlihat mengitari pandangan seisi kamar itu, dan mendapati sosok wanita cantik yang sedang tertidur lelap diatas tempat tidurnya.
Pria itu tersenyum, lalu mendekati Nayya dengan perlahan. Sean membukukan badannya agar bisa mensejajarkan dengan tempat tidur gadis itu.
"Kamu makin cantik sayang". gumam Sean lalu mengusap lembut kepalanya Nayya.
Nayya mulai terusik dengan dengan usapan-usapan lembut pada sekitaran wajahnya.
"Euuhh". lenguh Nayya lalu perlahan membuka matanya, dan netranya bertemu dengan bola mata gelap yang begitu teduh itu.
"Maaf sudah membuatmu bangun". bisik Sean.
Nayya tidak menjawab, matanya masih setia untuk menatap netra Sean yang begitu sayu.
"Maaf sudah membuatmu berada diposisi sulit seperti ini, Aku .. Aku .. Aku". Cup ... ucapan Sean terhenti saat Nayya mengecup tumpukan air yang hampir tumpah dari pelupuk mata indah itu.
Sean terhenyak, lalu kembali menatap wajahnya Nayya dengan penuh sesak dan juga kerinduan.
"Maaf, jika hari ini Kau". Sssttt ... lagi-lagi Sean kaget dengan perlakuan tiba-tiba gadis itu. Jari telunjuk itu sudah berada dibibirnya Sean saat ini.
Sean benar-benar gugup setengah mati malam ini, Nayya mulai memejamkan matanya, memberanikan diri untuk mencium bibirnya Sean dengan lembut.
Ahh .. ada apa dengan gadis ini pikirnya.
Sean cukup menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh gadisnya itu. Karena posisi itu membuatnya tidak terlalu leluasa, Sean melepaskan ciuman itu sebentar. Lalu ikut naik ke atas tempat tidurnya Nayya, dan merengkuh tubuh gadis itu.
Tatapan mereka kembali bertemu, Sean menghapus bekas sisa saliva mereka pada bibirnya Nayya.
"I miss You". bisik Sean dengan suara beratnya.
Sean mulai menyingkap rambut panjangnya Nayya kebelakang, dan mengendus leher mulus itu.
"Aku benar-benar dibuatmu gila selama 3 bulan ini".
Nayya tersenyum kecil lalu mengelus lembut rahang tegasnya Sean dengan gerakan begitu perlahan.
Cup .. Nayya mengecupnya dengan lembut ..
Hal itu berhasil membuat pria itu menegang dan merasakan kelenjar aneh yang menyengat pada bagian bawah tubuhnya.
Sean menarik tengkuk Nayya kembali melumat bibir gadis itu, mencecap rasa manis yang menjadi candu bagi Sean sendiri sekarang ini. Nayya juga sudah mulai memejamkan matanya kembali menikmati setiap sentuhan yang diberikan Sean padanya.
Pria itu benar-benar dibuat terbang oleh Nayya malam ini, Sean takut tidak dapat menahan diri.
"Euggghh hmmm". lenguh Nayya saat bibir pria itu kembali mengecup cuping dan sekitar leher nya.
Sean makin menggila bibirnya sudah mulai turun kebawah dan bertemu dengan dua gundukan besar dan bulat sempurna itu. Sean menggenggam lembut gundukan bulat itu, lalu meremasnya dengan pelan membuat Nayya benar-benar merasa nikmat.
"Ahh Kak". erang Nayya saat tangan Sean berhasil masuk kedalam gaun tidur nya.
Sean mengusap lembut punggung dan perut rata miliknya Nayya, lalu memintil dua buah kembar yang akan menjadi benda favoritnya malam ini.
"Ahhh". Nayya terus menggeliat saat tangan Sean semakin meremas bagian itu dengan kuat.
Sean mulai mengembalikan kesadarannya, kemudian melepaskan tangannya dari dua benda kenyal itu. Pria itu kembali mengusap lembut wajah Nayya yang sudah terlihat merah bak kepiting rebus.
"Nayy". lirih Sean dengan suara seraknya.
"Hmm". sahut Nayya.
"Aku .. Aku .. Aku". Sean benar-benar gugup saat ini.
"Lakukanlah, Aku ingin membuatmu yakin bahwa Aku memang belum tersentuh oleh pria manapun". akhirnya Nayya membuka suaranya.
"Tidak, Aku tidak akan melakukannya sebelum kita resmi punya ikatan". jawab Sean cepat.
"Tapi Aku menginginkan nya". sahut Nayya cepat.
"Aku juga menginginkan nya, bahkan sudah sangat lama, jauh sebelum Kau menginginkan nya".
"Lalu tunggu apa lagi? Aku mengizinkannya".
Sean menggeleng cepat, lalu mendekap tubuh Nayya dengan begitu erat dan posesif.
"Aku mencintaimu dengan tulus bukan semata karena hasrat dan nafsu, Aku akan menunggu sebentar lagi sampai Kau benar-benar sadar akan semua perasaanmu padaku". ucap Sean pelan.
Nayya mendongak lalu menatap wajah teduh itu dengan penuh kehati-hatian. Nayya memejamkan matanya, dia bertekat ingin melawan egonya mulai malam ini. Nayya ingin sedikit egois, dia pantas mendapat kebahagiaan yang lebih dan Sean adalah orang yang tepat untuk menerima hatinya.