Andah, adalah mahasiswi yang bekerja menjadi penari striptis. Meskipun ia bekerja di hingar bingar dan liarnya malam, tetapi dia selalu menjaga kesucian diri.
Sepulang bekerja sebagai penari striptis.Andah menemukan seorang pria tergeletak bersimbah darah.
Andah pun mengantarkannya ke rumah sakit, dan memaksa Andah meminjam uang yang banyak kepada mucikari tempat dia menari.
Suatu kesalahpahaman membuat Andah terpaksa menikah dengan Ojan (pria amnesia yang ditemukannya) membawa drama indah yang terus membuat hubungan mereka jadi semakin rumit.
Bagaimana kisahnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kudeta
Semalaman Geon disiksa oleh orang-orang itu dalam keadaan terikat hingga pingsan. Saat ia bangun, di saat itu juga Geon dihajar kembali hingga terulang pingsan lagi.
Keadaan Geon telah kacau. Seluruh tubuhnya telah koyak, bahkan kakinya pun sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri. Tulang belulangnya sekan telah lepas dari posisinya.
Lantai tempat Geon berpijak, tampak banyak noda berwarna merah yang mulai menghitam. Di saat kepalanya mendapat pukulan, beberapa kali Geon memuntahkan darah.
Geon telah lunglai, tetapi tangannya masih tergantung pada dengan tali tambang yang diikatkan ke atas. Seluruh bagian wajah Geon telah membengkak, sisa-sisa darah pada sudut bibir pun belum mengering.
Geon perlahan membuka matanya. Terdengar kembali suara orang yang memberitahukan bahwa dirinya telah bangun. Pukulan pun didapatkannya kembali.
"Am-puun."
"Am-puun."
Geon tidak sanggup lagi menahan rasa sakit karena pukulan yang diberikan oleh para penjahat itu. Geon hanya bisa berbisik lirih, di sela pukulan yang terus dilayangkan kepadanya.
"Mari kita bereskan!"
Seseorang memukul kepala Geon dengan sangat keras.
"Huweeeekk." Geon kembali memuntahkan darah yang teramat banyak. Perlahan, matanya mulai tertutup. Denyut jantungnya mulai melemah, dan akhirnya tubuh Geon terkulai tak ada daya.
"Cek nafas!"
Seseorang mengecek denyut nadi dan gerakan nafasnya, yang sangat lemah. "Sebentar lagi dia akan mati, Boss!"
"Lepas ikatannya!"
Saat ikatan bagian atas terlepas, tubuh Geon langsung ambruk di atas lantai.
*
*
*
"Di mana kita kubur, Boss?"
Kening sang pimpinan berkerut. "Lu pikir kita ini membuka jasa tukang gali kubur? Lempar aja sana! Biar orang yang nemuin dia yang nguburin dia!"
"Lalu gimana nanti kita bilangnya sama klient?"
"Bilang aja semua udah beres! Nanti dia gak akan nanya-nanya lagi."
Geon dilempar pada sebuah semak di pinggir jalan. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Geon yang tidak berdaya.
"Bagaimana?" tanya Jonathan kepada orang suruhannya di seberang jaringan.
"Aman! Dia sudah mati!"
"Bagus!"
"Jangan lupa sisa bayaran kita!"
"Baik lah! Akan saya kirimkan." Jonathan mengakses transferan lewat online, dan setelah kata berhasil, ia melaporkan kepada Anita, ibunya.
"Akhirnya ... rumah sempit ini kita tinggalkan juga." ucap Anita bahagia tidak sabar kembali ke rumah itu.
Saat Anita dan Jonathan memasuki rumah itu kembali, semua orang tercenung.
"Nyonya? Kenapa kembali?" tanya Pak Soleh.
"Apa maksudmu? Beberapa waktu lalu Geon memberiku ini!" Menyerahkan surat kuasa kepemilikan rumah dan perusahaan.
Kening yang telah dipenuhi oleh kerutan, menjadi semakin bertambah lah kerutannya karena merasa heran. Ia sama sekali tidak mendapatkan kabar apa pun mengenai ini.
"Kami tidak tahu, Tuan Muda Geon pergi ke mana."
Anita membulatkan mata dan bibirnya. "Hah? Maksudnya apa?"
Pak Soleh menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Tuan Muda Geon menghilang begitu saja. Padahal, terakhir kali kami bertemu usai pertunangan, ia tidak mengatakan apa-apa."
"Hah? Jadi dia pergi tanpa pamit?" Anita menutup mulutnya dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tidak menyangka ia akan semanis ini. Ternyata, Geon menyiapkan kejutan untuk aku dan Jonathan. Geon membuatku benar-benar jadi terharu. Sekarang aku mengerti alasan ia memberikan surat kuasa ini."
Anita mulai melipatkan kedua tangannya menaikkan dagu. "Ini bisa diartikan bahwa Geon menyerahkan rumah dan perusahaan ini kepada saya. Jadi setelah ini, semuanya akan menjadi urusan saya."
Semua asisten rumah tangga, supir, security mengangguk hormat kepada Anita. Tidak hanya itu, kantor di Abraham Corp. semua karyawan tercengang akan kehadiran seseorang di sana.
"Mulai hari ini, yang memimpin Abraham Corp. ini adalah saya."
Semua mata memandang Jonathan dengan heran. "Apa maksudnya?" tanya Bram.
"Kakak saya, Geonino Luke Abraham, menitipkan perusahaan ini kepada saya. Oleh sebab itu, kalian harus patuh mengikuti semua yang saya katakan!"
Seluruh karyawan saling berbisik hingga membuat kantor heboh. Riuh rendah akibat bisikan secara serentak itu, membuat Jonathan naik darah.
"MULAI HARI INI, AKU LAH YANG AKAN MENJADI PIMPINAN KALIAN! KALIAN DENGAR? JIKA KALIAN MACAM-MACAM, KALIAN SEMUA AKAN AKU PECAT!!!"
*
*
*
Jonathan tersadar akan lamunan panjangnya. Ia sedang duduk menyandarkan diri pada bangku pengendara mobil mewah yang ia bawa sendiri.
Hingga saat ini, ia masih memimpin perusahaan tersebut, tetapi banyak sekali klient yang membatalkan kontrak dengan perusahaannya saat ini.
Ponsel milik Jonathan bergetar, pada layar kembali tertulis nama Bram. Dengan senyum sinis, ia menolak panggilan tersebut.
Kali ini ia memilih untuk melakukan panggilan pada Ana, sekretaris yang sengaja ia angkat untuk membantu pekerjaannya.
"Bagaimana Ana? Apa tidak ada perjanjian dengan klient yang baru?"
"Maaf, Pak. Hingga saat ini, belum ada permintaan pertemuan dengan klient yang baru. Hmmm—" Ana merasa sedikit ragu untuk melanjutkan informasi yang saat ini ia dapatkan.
"Kenapa kamu menggantung ucapanmu? Lanjutkan lah!"
"Hmm, begini, Pak. Presdir Tama, dari Perum Aditama, baru saja membatalkan kontrak dengan perusahaan kita."
"APA? Apa alasan pembatalan dari mereka?"
"Mereka mendapat informasi bahwa hasil pekerjaan dari perusahaan dengan pimpinan baru, itu ... sangat buruk."
"Lalu bagaimana usahamu sebagai orang kepercayaanku untuk membujuk mereka? Harusnya kamu bujuk dong? Jangan dibiarkan lepas begitu saja?" bentak Tama merasa sangat kesal mendapati kenyataan yang membuat perusahaannya menjadi semakin memburuk.
"Maaf, Pak. Saya sudah berusaha semampu mungkin. Namun, saya tidak bisa berbuat apa-apa." terang Ana, yang sedikit ketakutan mendapat bentakan sang pimpinan perusahaan.
Setelah panggilan ditutup, Jonathan melaju mencari hiburan pada cafe khusus pria dewasa. Ia sungguh penasaran untuk mendatangi tempat itu.
Otaknya tengah mengalami stres berat, ia sangat membutuhkan hiburan. "Aku tak menyangka memimpin perusahaan itu bisa sesulit ini. Aku pikir kita hanya tinggal duduk menandatangani dokumen dan semua beres!"
Akhirnya, ia memarkirkan kendaraannya pada cefe malam yang sangat terkenal. Di sana banyak sekali ditemukan gadis-gadis cantik yang menggunakan pakaian seksi.
Mata Jonathan terbelalak mendapat pemandangan yang aduhai tersebut. Ia membayangkan jika saja Lenanda yang melakukan tarian erotis dengan pakaian seksi di tubuhnya.
Jonathan memesan minuman yang paling mahal. Bukan hanya itu, ia meminta layanan VVIP. Tak lama kemudian, mucikari tempat itu datang duduk di bangku kosong, tepat di sebelah Jonathan.
"Halo, Tuan. Kamu orang baru di sini ya?" Mucikari itu adalah Mamih Lova. Ia memperhatikan style Jonathan yang tampak sangat kaya raya.
"Berikan aku, wanita paling cantik yang ada di sini! Yang mau aku ajak bersenang-senang!" Jonathan sudah mulai mabuk.
"Jika ada yang masih perawan, akan aku bayar mahal! Karena kami akan sama-sama melakukan kisah di atas ranjang untuk yang pertama kali. Apakah di sini ada yang masih perawan?"
"Tentu saja ada, Tuan. Akan tetapi, dia sedang off malam ini. Apa Tuan mau melihatnya?"
Mamih Lova memperlihatkan seorang wanita yang paling cantik di cafe ini, sedang bergelantungan pada sebuah tiang. Tubuhnya putih mulus, dadanya penuh, dan belahannya terlihat menggiurkan.
"Oh, ternyata ada yang seperti artis hollywood di sini?" Kepala Jonathan bergoyang-goyang karena mabuk.
"Aku mau! Namanya siapa?"
"Sunny! Alias Andah!"
takut lo brkl bpkmu smpe dipecat???