Benua Naga Hitam

Setelah menerima hantaman meteor hingga meninggalkan kawah yang sangat besar, ternyata monster beruang itu masih hidup dan bahkan mengalami luka ringan saja. Beruang itu meraung dan setiap detiknya luka bakar akibat hantaman meteor beregenerasi kembali. Melihat itu tetua Raqa membawa kabur Augreen, Kyle, dan Eira sejauh mungkin dari monster beruang ganas setengah langkah 11 tersebut.

"Maafkan kakek nak, kakek tidak tahu monster itu ternyata setengah langkah 11. Seandainya kakek tahu, kakek tidak akan membiarkanmu memburunya dan mengizinkanmu pergi dari desa ini." Ucap tetua Raqa dengan air mata mengalir membasahi pipinya yang sudah keriput tersebut. Tampaknya tetua Raqa merasa bahwa mereka berempat tidak akan selamat dari beruang ganas tersebut.

Whush!

Beruang itu tiba-tiba sudah disamping tetua Raqa dan melancarkan cakaran yang sangat mengerikan kepada tetua Raqa yang membawa tiga orang tersebut.

"Sialan!" Pekik frustrasi tetua Raqa memutar balik menjauh, beruang itu mengejar dengan sangat cepat dan kembali menggapai kakek tua tersebut, namun lagi-lagi tetua Raqa berhasil menghindar dengan melakukan manuver.

"Pergilah beruang sialan!" Pekik tetua Raqa menyemburkan bola api yang sangat besar dan mengenai telak beruang tersebut.

"Aku tidak bisa membawa mereka ke desa, jika tidak beruang itu akan mengamuk menghancurkan desa." Gumam tetua Raqa dan berlari sejauh mungkin dari satu pohon ke pohon. Monster beruang itu menerobos pohon dengan brutal dan ketika sedikit dekat dia melompat menerkam tetua Raqa.

Augreen yang sadar dari pingsannya langsung melepaskan diri dan mendorong tetua Raqa agar menjauh dari jangkauan beruang tersebut.

"Nak Augreen..." Tetua Raqa terkejut Augreen mengorbankan dirinya.

Gram!

Beruang itu sudah berada tepat di kepala Augreen dan menerkamnya dengan kepala terlebih dulu, terkaman itu langsung memutuskan kepala Augreen hingga darah muncrat dimana-mana membasahi pohon dan daun yang berada disekitarnya.

"Augreen!!!" Pekik tetua Raqa dan Eira dengan mata melotot tidak percaya.

Augreen ternyata mengganti dirinya dengan warga biasa yang kebetulan lewat di sekitar area pelarian tetua Raqi, hasilnya beruang itu menerkam warga biasa dan memakannya dengan brutal.

"Maafkan aku." Augreen meminta maaf dengan nafas yang tersengal-sengal sembari menatap warga biasa yang menjadi korban keganasan beruang itu dengan tatapan bersalah.

"Tenaga dalamku sedikit pulih, ini lebih dari cukup untuk memenggal beruang sialan itu. Aku pasti akan membunuhnya!" Ucap Augreen bertekad dan menggunakan sihir pemotong ke pedang baru (karena pedang naga terkutuknya terjebak dalam tubuh monster beruang tersebut.

"Kalian pergilah!" Pekik Augreen kepada tetua Raqa dan yang lainnya.

Tetua Raqa segera pergi menjauh, ada rasa marah di hati tetua Raqa melihat Augreen begitu kejam terhadap salah satu warganya, namun mengingat situasi tetua Raqa hanya bisa menghela nafas lemah.

"Augreen! Kamu memiliki hutang nyawa terhadap salah satu warga kami. Jadi jangan mati dan bertanggungjawablah kepada keluarga orang yang kamu korbankan. Ingat itu Augreen!!!" Pekik tetua Raqa memperingati Augreen.

"Kau tenang saja pak tua, aku bukan pengecut. Tukar." Balas Augreen menukar dirinya dengan tetesan darah warga biasa tersebut, lalu melancarkan tebasan kepada beruang ganas tersebut.

"Teknik pedang Naga: tebasan kuku Naga satu potongan!" Pekik Augreen menebas monster beruang yang memangsa manusia tersebut dan terlihat sangat kelaparan.

Slash!

Beruang ganas yang sibuk memakan warga biasa karena kebetulan lapar itu langsung terpenggal dalam sekali tebasan Augreen. Hal itu terjadi karena beruang itu tidak waspada dan sibuk makan yang menyebabkan energi monster tidak dalam mode siap dan melindungi tubuh monster beruang tersebut ditambah beruang itu sendiri sudah lemah dan banyak kehabisan energi monster akibat terus menerus melakukan regenerasi dan mengamuk.

"Hosh, hosh, hosh, mudah sekali, bukankah ini terlalu mudah?" Augreen kelelahan dan juga senang bisa memenggal kepala beruang tersebut dalam sekali tebas, namun tiba-tiba tubuh beruang itu memancarkan cahaya yang menyilaukan mata.

"Sial! apa lagi ini?" Augreen berusaha kabur, tapi tidak sempat.

Alam bawah sadar.

Augreen terlentang di suatu tempat yang sangat luas, tempat itu terlihat seperti lapangan luas yang berada ditengah-tengah danau dengan ratusan bunga teratai menutupi sebagian danau. Augreen kebingungan mendapati keadaan yang dia alami tersebut.

"Inikah alam kematian?" Tanya Augreen kepada dirinya sendiri karena merasa cahaya yang dipancarkan monster beruang tersebut adalah bom energi (alian bom bunuh diri) yang menewaskan dirinya.

Augreen melihat sekelilingnya yang berupa air dengan daratan yang sangat sempit. Augreen merasa berada di sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni dengan danau yang dipenuhi bunga teratai.

"Alam kematian ternyata sebuah pulau kecil?" Tanya Augreen heran.

"Bodo!" Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menyebut Augreen bodoh.

"Siapa di sana? Apakah kamu malaikat?" Tanya Augreen.

"Kamu masih hidup, ini adalah alam bawah sadarmu. Kita ada di alam bawah sadar kamu." Ucap suara itu lagi.

"Alam bawah sadarku?" Augreen bingung, namun tiba-tiba suasana berganti menjadi sebuah pegunungan dengan gubuk kecil yang berdiri sombong memandang jurang.

"Ini... sepertinya benar-benar alam bawah sadarku." Gumam Augreen mengenali gubuk kecil tersebut, itu adalah gubuk milik gurunya dan tempat dia tidur selama tiga tahun pelatihan.

"Sudah puas?" Tanya suara itu dengan berat.

"Jika sudah puas sekarang ganti suasananya, karena latar suasana ini sungguh membosankan." Ucap suara itu lagi dan suasana kembali menjadi sebuah pulau kecil di tengah-tengah danau seperti sebelumnya.

"Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk ke alam bawah sadarku?" Tanya Augreen dengan waspada, karena seingatnya alam bawah sadar seseorang hanya bisa dimasuki orang lain jika mendapat izin dari orang yang bersangkutan, atau orang itu masuk secara paksa.

Selama hidupnya, Augreen hanya mengizinkan gurunya yang dapat memasuki alam bawah sadarnya. Karena gurunya sudah meninggal itu berarti yang bicara kepadanya adalah orang asing yang memasuki alam bawah sadarnya (alam mimpi) dengan cara paksa.

"Haha, santai, santai, santai kawan, santai." Pinta suara itu tertawa tepat di belakang Augreen.

Augreen spontan menoleh ke belakang dan melihat sesosok orang yang terlihat begitu agung dengan pakaian yang sangat indah bak seorang dewa, dibelakang orang itu terdapat 10 bola kecil berwarna hijau laut.

"Siapa kamu?" Tanya Augreen waspada, orang itu hanya tersenyum dan melakukan kode tangan meminta Augreen santai atau rileks.

"Aku adalah dewa senjata, salah satu dari delapan dewa penjaga." Ucap orang itu memperkenalkan dirinya sendiri ketika melihat Augreen sudah rileks dan tidak tegang lagi.

"Dewa senjata?" 

"Jangan bercanda, kamu bahkan tidak menapaki ranah kaisar tapi mengaku sebagai dewa, haha." Augreen malah tertawa mendengar orang itu menyebut dirinya sendiri sebagai dewa.

"Anak muda, aku mungkin masih ranah raja, tapi aku mendapat berkah keabadian dan merupakan salah satu dari 8 dewa penjaga gerbang dunia Naga dan dunia monster." Ucap orang itu menahan marah karena ditertawakan oleh Augreen hanya karena mengaku dewa padahal masih ranah raja.

"Hah, apa itu dewa penjaga? Aku tidak pernah mendengar 8 dewa penjaga selama hidupku, jangan mengada-ada kisanak." Dengus Augreen tidak percaya.

"Cepat katakan siapa dirimu sebenarnya?" Tanya Augreen.

Dewa senjata hanya menggeleng kepala.

"Baiklah, untuk menyakinkan dirimu maka aku akan membagi ingatanku kepadamu secara singkat." Ucap dewa senjata dan menatap mata Augreen yang juga menatap balik.

Augreen langsung dibawa ke masa 5000 tahun lalu, sebuah masa saat dia (dewa senjata) memulai jalan menjadi pendekar terkuat.

"Ini.. ingatan orang aneh itu?" Augreen langsung paham bahwa dia dipaksa untuk menjelajah ingatan dewa senjata tersebut.

Augreen langsung tahu bahwa dewa senjata adalah salah satu dari pemakan 9 buah surgawi, dimana buah surgawi sendiri adalah buah misterius yang dapat memberikan keabadian dan penghenti penuaan kepada pemakannya.

Augreen juga tahu dari 9 pemakan buah surgawi hanya 8 orang pendekar yang bertahan hidup hingga sekarang, sementara satu pendekar pemakan buah surgawi lainnya terbunuh oleh para pendekar yang menganggap mereka ancaman.

8 orang pendekar yang bertahan hidup termasuk dewa senjata 100 tahun kemudian menjadi pahlawan manusia karena berhasil mengurung ras iblis di dunia monster karena ras iblis dan manusia selalu perang pada saat itu. Mereka (dewa penjaga) mengurung ras iblis di dunia monster menggunakan 7 gerbang yang menghubungkan dunia manusia (dunia Naga) dan dunia monster.

Dimana tujuh gerbang tersebut pada akhirnya dijaga oleh 7 orang dari mereka, sementara satu pendekar lainnya menjaga gerbang manusia buatan dan dunia manusia asli, mereka diberi gelar sebagai dewa penjaga oleh para manusia sebagai bentuk penghormatan akan pengorbanan yang mereka lakukan.

"Sekarang kamu percaya kepadaku?" Tanya dewa senjata yang merupakan salah satu dari 8 dewa penjaga tersebut.

"Hmph," Augreen berdehem kecil karena merasa kesal ditarik kembali ke alam bawah sadarnya padahal sedang menikmati ringkasan ingatan dewa senjata tersebut.

"Setelah beribu-ribu tahun lamanya manusia pada akhirnya melupakan jasa kami yang menjaga dunia manusia dari ras iblis, sungguh pengorbanan yang sia-sia." Keluh dewa senjata tersebut.

"Bagaimana kami tidak lupa, kalian saja melupakan tugas kalian menjaga 8 gerbang tersebut, buktinya para iblis berhasil kembali ke dunia kami dan sekarang terus mengobarkan perang, dan mereka masuk dari gerbang yang kau jaga. Selain itu apa itu dunia manusia asli dan dunia manusia buatan, apakah itu berhubungan dengan dunia Kyle." Balas Augreen menyindir dewa penjaga tersebut, karena Augreen sempat melihat ras iblis pada akhirnya menembus gerbang benua Naga Hitam yang dijaga oleh dewa senjata sendiri sebelum Augreen ditarik kembali dari penjelajahan ingatan dewa senjata tersebut.

"Haha, kamu sempat melihatnya ya." Dewa penjaga tertawa malu.

"Tapi itu adalah pertama kalinya ras iblis menembus gerbang yang aku jaga, 2 ribu tahun kemudian mereka kembali menembus gerbang yang aku jaga, lalu 26 tahun lalu mereka kembali menembus gerbang yang aku jaga untuk ketiga kalinya." Ujar dewa senjata itu jujur.

"Saat yang ketiga para iblis benar-benar mempersiapkan diri dengan membunuh semua pasukanku dan memaksaku kabur dari gerbang benua Naga hitam tersebut."

"Kejadian itu menyebabkan 7 dewa penjaga lainnya marah kepadaku, hingga dewa terkutuk yang menjaga gerbang dunia manusia asli dan dunia manusia buatan mengutukku menjadi beruang monster yang kamu lawan tadi. Seekor monster yang hanya bisa dibunuh jika kelaparan dan sedang makan." Ujar dewa senjata itu dengan sedih dan marah.

Augreen terkejut mengetahui fakta bahwa beruang ganas yang dia lawan ternyata dewa senjata yang dikutuk menjadi beruang. Selain itu Augreen akhirnya tahu kenapa sangat mudah membunuh beruang tersebut sebelumnya.

"Mengenai dunia manusia asli dan dunia manusia buatan aku juga tidak tahu apa-apa, karena dewa terkutuk sialan itu sendiri yang menyatakan dirinya akan menjaga gerbang yang diada-adakan tersebut, kami hanya menganggapnya melakukan itu karena gabut saja, padahal dia wara-wiri di dunia ini tanpa tugas tanpa tanggung jawab sama sekali." Dengus dewa senjata tersebut dengan kesal, dia terlihat sangat kesal karena dewa terkutuk mengutuknya menjadi beruang yang ganas dan sangat brutal.

"Ah tidak, tidak, tidak, lupakan itu, aku memasuki alam bawah sadarmu ini untuk memberimu warisan." Dewa senjata berucap.

"Warisan?" Augreen bingung.

"Artinya kamu akan menjadi pewaris aku, pewaris dewa senjata. Kamu akan mendapatkan keabadian dan juga berbagai senjata tingkat dewa yang aku miliki." Balas dewa senjata tersebut.

"Aku menolak, aku tidak berminat melihat keluargaku mati satu persatu seperti yang kamu alami." Tolak Augreen dengan tegas.

Augreen sempat melihat dewa senjata kesepian karena satu persatu keluarganya mati, mulai dari ayah ibu, hingga anak cucunya, sementara dirinya (dewa senjata) masih hidup berkat berkah buah surgawi yang diberikan oleh seseorang kepadanya (kemungkinan guru dewa senjata). Augreen tidak ingin hidup suram seperti itu, karenanya dia menolak menjadi abadi, ditambah tampaknya buah surgawi adalah incaran kaisar iblis.

"Kamu telah membunuhku, maka kamu harus menjadi penerusku, haha." Dewa senjata tertawa terbahak-bahak dan menjadi cahaya menyelimuti tubuh Augreen.

"Tidak, tidak, tidak, kumohon, kumohon, kumohon jangan menjadikan aku abadi dan sebagai pewarismu. Aku tidak pantas, kumohon!!!" Pekik Augreen menolak, namun dewa senjata tidak menyahut dan hanya terdengar tawanya saja yang perlahan-lahan menghilang.

"Jangan lupa ambil gulungan senjata milikku dan kamu bisa mengakses ingatanku kapan saja jika kurang paham dengan senjata yang aku miliki. Haha, hahaha, hahahahahahaha." Ucap Dewa senjata mengingatkan, lalu tertawa lantang meninggalkan Augreen yang terus menolak menjadi pewaris.

Bersambung.