Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.19. Pembatalan Proyek
Sonya akhirnya tersenyum, kemudian mereka menikmati makanan dengan penuh semangat.
Kini Sonya merasa ada keteduhan di dalam hatinya, dia merasakan nyaman saat berbicara dengan ketiga orang yang dulunya di pandang remeh.
"Kalian nanti, mau lanjut ke SMA mana? tanya Sonya .
"Kami pasti nya ke sekolah Kinan Anugerah, apa kamu mau ikut dengan kami atau sudah punya sekolah lain yang di tuju,tanya Lidya.
"Aku ikut kalian saja, sekarang, hanya kalian yang mau berteman denganku, jawab Sonya.
"Baiklah, setelah dapat surat tanda lulus, kita segera mendaftar, karena yang booking tempat di sana sudah banyak, ucap Chintya.
"Santai saja, kita semua pasti dapat tempat, ucap Kinanti.
"Oh astaga aku lupa, kalau kamu pemiliknya, ucap Lidya sambi cengengesan.
"Hahahaha, habis makan langsung pikun, ejek Chintya.
"Kamu juga pikun, sembarangan saja kalau bersuara, ucap Lidya.
"Ya sudah, sekarang kita mau Bubar atau mau kemana lagi, tanya Kinanti.
Pulang saja yuk, besok saja kita jalan-jalan ke kota, bagiamana? tawar Lidya.
Ya sudah, jam 9 kita ketemu disini, baru kita berangkat, ucap Kinanti.
Merekapun bubar dan kembali ke rumah masing-masing.
Sementara di tempat lain, sejam lalu telah terjadi perdebatan sengit, Raka dengan tegas membatalkan Proyek yang sudah di berikan kepada Orangtua dari 4 mantan sahabat Sonya.
"Berapa kerugian kalian, apakah kalian sudah mulai membangun, justru kami yang rugi, karena telah memberikan dana pinjaman sementara sebesar 10 milyar kepada kalian, kenapa saya bilang rugi, karena Nona Muda kami bilang, kalian tak perlu mengembalikannya, Ucap Raka.
"Tapi tanda tangan kontrak sudah di lakukan, otomatis kami juga sudah melakukan persiapan, kami sudah memanggil pekerja, lantas kalian seenaknya membatalkan kerjasama, ucap salah satu orang tua mantan teman Sonya.
"Apakah kalian tidak membaca baik-baik kontrak yang ada, di katakan bahwa kontrak sementara ini akan di sahkan saat segala bentuk persiapan lahan selesai, lewat pertemuan yang akan di adakan nanti 1 Minggu lagi, Tegas Raka.
Ke-empat orangtua itu langsung membuka dan membaca bunyi kontrak, dan ternyata benar tertulis demikian, seketika wajah mereka berubah menjadi jelek.
"Bagaimana, apa sudah paham, yang buat kontrak kerja itu adalah Nona Muda kami, tentu dia paham betul isinya, sebelum memerintahkan saya membatalkan kontrak kerja ini, dan bersyukur kalian dapat 10 milyar tanpa bekerja, ucap Raka.
"Lalu, Perusahaan mana yang menggantikan kami,? tanya Mereka.
"PT Laksana Bangun Persada, dan itu Keputusan mutlak dari Nona Muda kami, jawab Raka.
"Tapi Perusahaan itu tidak ikut tender, bagaimana mungkin Nona Muda anda menunjuk PT Tersebut, lantang salah satu dari orangtua itu.
"PT Tersebut bukan tidak hadir, tapi kalian yang tidak memberikan surat undangan dari kami, bahkan PT Tersebut tidak pernah mengeluarkan surat Rekomendasi untuk kalian, seharusnya kami bisa membawa kasus ini ke ranah hukum, tapi Nona Muda kami berbesar hati untuk tidak melanjutkan nya.
Sangat mustahil bagi saya dan Tim, memberikan Proyek sebesar ini kepada kalian, perusahaan sebulan baru berdiri, bahkan belum ada pengalaman membangun proyek besar apapun, selain bangun kompleks perumahan skala menengah.
Pantas saja kalian tidak mau, melakukan pembongkar lahan, karena kalian terbiasa bekerja di lahan yang sudah jadi, jadi itulah alasan terbesar Nona Muda kami, membatalkan Proyek ini kepada kalian.
Dan selanjutnya, Kalian bekerja dengan PT Laksana Bangun Persada sangat lama, dan kalian adalah pelaksana lapangan, tapi kalian serakah, PT yang membantu kalian, justru kalian khianati, bukan mustahil, proyek kami hancur di tangan kalian, pergilah.
Sebentar lagi, kami ada rapat penting, usir Raka.
"Baiklah, kami tidak akan lupa penghindaran ini, ancam mereka lalu beranjak.
"Apa kalian lupa siapa saya, saya pemimpin preman yang khusus menangani pembebasan lahan, seantero kabupaten ini pengusaha mana yang tidak kenal saya, Preman yang mana uang berani dengan saya, apa kalian pikir, aku anak kemarin sore yang tidak tahu perbuatan Kalian, jika bukan Nona Muda kami yang menahan, sudah kupatahkan lehermu dari tadi, karena terus memprovokasi ku, tekan Raka.
"Baik Tuan, kami pergi sekarang, ucap mereka dan langsung buru-buru pergi.
Di lobby kantor, mereka bertemu dengan ayahnya Sonya dan Tim nya, terlihat lebih profesional, dia membawa 1 sekretaris, 1 arsitek, 1 sipil dan 1 lagi bagian legal, terakhir bagian lapangan, bisa dikatakan ini adalah formasi terbaik, ketika akan menghadapi sebuah proyek.
Pada akhirnya, proyek senilai 7 triliun itu di berikan kepada Ayahnya Sonya. Nilai proyek akan bertambah saat pembangunan kompleks perumahan secara keseluruhan, akan tetapi Kinanti ingin di bangun bertahap.
Kinanti lagi mengincar lahan 3500 hektar, yang langsung mengarah ke pantai, dia ingin bangun jadi kota mandiri, bukan hanya itu saja,
Arah perbatasan langsung dengan ibukota, ada lahan lebih besar lagi, menurut informasi yang dia lihat dari internet, lahan itu di miliki 100 orang, dan sementara di ukur ulang, jika sudah selesai, lahan itu akan di jual kembali, karena mereka hanya berbisnis lahan.
Jika semua lahan itu jadi miliknya, maka lahan 7500 Hektar itu akan dibangun kompleks perumahan, Perkantoran dan juga beberapa fasilitas, termasuk Mall.
Kinanti sudah berandai-andai, model kota impiannya, fasilitas apa yang dibutuhkan, jalur transportasi, mengingat lahan yang sangat besar.
Walau berada di pinggiran ibukota Provinsi, tapi bukan berarti di masa depan proyek tersebut tidak akan bersinar.
Persoalan terbesarnya adalah sarana transportasi, karena jalur tol, sekitar 15 km, jika dia buat jalan penghubung, maka dia harus membuat jalan penghubung sendiri.
Lagi-lagi akan terkendala pada pembebasan lahan, untuk itulah dia mengincar 1 lahan lagi, yang berbatasan langsung dengan jalan utama, jika lahan 2500 hektar mau di lepas pemiliknya, sudah pasti lebih gampang untuk membuat jalur utama keluar masuk kota mandiri.
Dalam kotanya, dia akan membangun sarana transportasi umum yang modern, hingga penduduk disana, nyaman dan aman.
Impian ambisius nya tidak hanya omong kosong, untuk Dana, dia punya, jika kurang dia bisa menjual barang-barang berharga dalam Cincin Dimensinya.
Seolah impian nya telah terkabul, dia melihat sebuah situs bernama, The Ancient Herbs and Medicine ,di situs itu menulis, bahwa di cari tanaman herbal Jamur Salju, Teratai 7 kelopak, madu Murni beserta sarangnya dan Gingseng Darah serta Gingseng air, semuanya harus berusia lebih dari 1000 tahun, tulis situs itu.
Kinanti tersenyum, kemudian iseng dia mengirim email, berapa harga per item jika dia memiliki semua barang itu.
Tak menunggu lama, langsung ada balasan, mereka menulis, bahwa, harga per paket, isi 1 pcs item, kecuali madu wajib 1 liter, semuanya di hargai 1 triliun Yuan, dan jika ada 3 paket, mereka siap 3.5 triliun Yuan.
Kinanti membalas, bahwa dia memiliki 5 paket, seminggu langsung di kirim.