Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 - Duda Gila
Persis anak kecil yang menunggu kakaknya ikut webinar, Mikhayla menguping dan menatap laptop Keyvan dari jarak yang cukup jauh. Menyedihkan sekali nasibnya, tanpa ponsel dan tidak ada kesibukan yang dia lakukan sementara Keyvan sibuk dengan pekerjaan.
Pembahasan tentang duda tidak berhenti sampai di situ saja, Mikhayla risih tapi dia penasaran. Gelak tawa kedua teman Keyvan terdengar renyah di sana, jiwa Mikhayla yang ramah luar biasa rasanya tidak tahan ingin ikut bicara.
"Van, kalau cari istri sesekali daun muda ... jangan yang dewasa terus, perempuan kalau terlalu dewasa biasanya susah diatur, pembangkang dan mau menang sendiri," tutur Keny kemudian, dia dengan percaya diri mengatakan hal itu lantaran istrinya juga wanita yang terpaut 10 tahun dengannya.
"Fakta, Van!! Istriku contohnya, terlalu dewasa sampai-sampai dia sudah tidak butuh sosok suami lagi, merasa tidak berguna rasanya."
Keyvan tidak menjawab, dia melirik istrinya yang masih mendengarkan begitu seksama. Pandangan mereka bertemu sesaat, Keyvan mengalihkan pandanganya cepat-cepat.
Apa yang Keny ucapkan benar adanya, tidak perlu jauh melihat ke luaran. Faktanya, Liora memang seperti itu. Walau memang cintanya pada Liora tidak terbantahkan, tapi memang mendiang istrinya adalah sosok wanita yang tidak dapat diatur ini dan itu.
"Itu karena memang kau yang tidak berguna, Justin ... salah sendiri selingkuh sampai dua kali, dasar gila."
Keny meyemprot Justin hingga pria itu bungkam seketika. Niat hati ingin terlihat bijaksana di mata Keyvan malah sebaliknya.
"Hei Anda!! Jangan asal bicara ya, kau juga sama!! Awal kau menikah dengan istrimu juga sama gilanya denganku, jangan lupakan Agnes yang kau bawa ke hotel tiga hari tiga malam waktu itu."
Sama-sama gila, Keyvan hanya menggeleng dengan tingkah kedua sahabatnya. Sementara Mikhayla masih berusaha mendengar bahkan tanpa sadar dia kini sudah mendekat persis di sebelah sang suami.
"Ays ... astaga."
Keyvan segera menggeser laptopnya, hampir saja istrinya tertangkap kamera. Bukan maksud dia menutupi fakta ini dari sahabatnya, akan tetapi alangkah tidak etisnya di mata mereka baru beberapa hari ditinggal pergi Keyvan sudah tidur bersama wanita lain.
"Kenapa, Van?"
"Tidak, ada kucing di kamarku," jawab Keyvan mengada-ada dan membuat Mikhayla berdecak kesal, pria itu menyamakannya dengan pengganggu, memang dasar tidak sopan, pikirnya.
"Kasihan sekali sahabatku, hidupnya kesepian sampai tidur bersama kucing. Sabar ya, Bro ... untuk kali ini kita solo dulu, iya kan, Ken?" Lagi-lagi Justin bicara ke arah sana, pria itu hanya menggigit bibirnya karena khawatir otak istrinya berusaha mencerna.
"Hah kita? Kalian saja, kau lupa aku punya Mona?" Keny menggerakkan alisnya, sebagai bukti jika saat ini kedua duda gila itu sungguh menyedihkan.
"Ah iya lupa, tapi bukankah istrimu saat ini hamil tua? Apa boleh dihajar hampir tiap malam? Aku khawatir, Ken."
"Tenang saja, aku main halus, Justin ... pelan saja, seperti yang pernah kau katakan yang penting itu adalah hentakan, bukan kecepatan," sahut Keny kian menjadi dan pembicaraan pria dewasa ini semakin tidak terselamatkan lagi.
"Tapi Keyvan mampu dua-duanya, benarkan, Van?" tanya Justin kemudian disertai gelak tawa bahkan terdengar susah bernapas, mereka tengah meledek duda menyedihkan itu.
Keyvan mendadak resah, dia mengecilkan volume lantaran sadar Mikhayla kian dekat saja. Sahabatnya yang gila ini masih saja terus membahas hal unfaedah yang Keyvan khawatirkan akan membuat istrinya terkontaminasi.
"Ck, bisakah kalian berhenti membahas hal semacam ini? Menyebalkan sekali," ketus Keyvan berusaha serius, namun karena mereka tidak sedang membahas pekerjaan rasanya sulit sekali untuk tidak bercanda.
"Ups sorry, Bro ... kita hanya ingin menghiburmu, jangan terlalu bersedih dengan perginya Liora, secepatnya aku doakan kau dapat ganti yang bisa memahami sikap pemarahmu itu."
Justin terdengar kembali serius, hanya beberapa saat karena setelahnya dia kembali kumat. "Ah satu lagi, dan bisa mengimbangi nafssumu yang kadang menggebu itu," lanjutnya kemudian sebelum pamit undur diri, saat ini Keyvan malu sekali di hadpaan istrinya.
"Aku pamit juga, Van ... istriku mulai merengek, semangat, Bro! Kalau tidak tahan, selesaikan di kamar mandi saja, kasihan ART di rumahmu kalau sampai menyisakan noda di sprei."
Usai Justin, kini Keny juga ikutan tengil. Menyisakan Keyvan yang terpaku beberapa saat setelah kedua sahabatnya itu menghilang. Mikhayla segera kembali ke posisi semula, setelah menguping hampir keseluruhan percakapan suaminya wanita itu hanya menampilkan senyum lebar dengan gigi rapihnya yang membuat Keyvan ingin sekali menggigitnya.
"Kenapa?" Keyvan menangkap hal aneh ketika istrinya tersenyum begitu,
"Temennya duda juga?" tanya Mikhayla basa-basi dan ternyata benar-benar basi di telinga Keyvan.
"Berbobot sekali pertanyaanmu," sarkas Keyvan sembari mengembalikan laptopnya ke atas nakas, dia malas untuk bergerak ke ruang kerja malam ini.
"Aku kan cuma tanya, begitu saja marah," gumam Mikhayla pelan-pelan sekali, kenapa suaminya belum juga bisa ditebak, emosinya benar-benar tidak stabil, pikir Mikhayla.
.
.
.
Hampir tiga puluh menit, keduanya masih berdampingan sembari menatap langit-langit kamar, Keyvan tidak bisa tidur dan rasanya dia gelisah sekali malam ini. Begitupun dengan Mikhayla, sejak tadi dia menoleh berkali-kali. Mungkin bingung kenapa sudah selarut ini lampunya belum juga dimatikan seperti kemarin.
"Ikut aku," titah Keyvan tiba-tiba terbangun, dia mengitari tempat tidur dan menarik tangan Mikhayla tiba-tiba menuju ke kamar mandi.
Pikiran Mikhayla sudah macam-macam, apalagi ketika dia mengingat percakapan sang suami bersama sahabatnya itu. Dia khawatir? Jelas saja, apalagi jika sudah bicara masalah hubungan lawan jenis.
"Ma-mau apa? Jangan sakiti aku," pinta Mikhayla takut, malam-malam begini Keyvan membawanya ke kamar mandi, hal ini terlalu aneh menurut Mikhayla.
"Menunduk," titahnya kemudian, perintah kedua yang semakin membuat jantung Mikhayla berdetak kencang. Pikirannya sudah tidak jernih lagi, ingin dia berteriak dan memberontak malam ini.
Dalam keadaan ini, hanya satu yang terpikir dalam otak Mikhayla, oraal Seeks. Sungguh sama sekali dia tidak siap jika harus diminta melakukannya dengan mulut, membayangkan hal itu saja dia geli.
"Mau apa?! Aku tidak mau," tolak Khayla tidak terima, namun tatapan tajam Keyvan membuatnya menyerah dan kini wanita itu mengikuti kemauan suaminya.
Tanpa terduga, Keyvan justru menghidupkan kran air dan menengadahkan sebelah tangannya di sana. Keyvan memasuh telinga Mikhayla dengan air dingin itu masing-masing tiga kali.
"Untuk apa begini?"
"Membersihkan telingamu, percakapan yang kamu dengar tadi terlalu dewasa ... tidak seharusnya didengar," tutur Keyvan kemudian, padahal tanpa mendengar dari mereka Mikhayla juga paham. Lingkungan mendewasakannya secara alami, baik itu karena tuntutan pengetahuan dan juga teman-temannya.
- To Be Continue -
terima kasih banyak karyanya ya kak Desh... 😘😘😘😘😘
selalu kangen moment lahiran gini
hebat kak Desh ngarangnya.. bagus banget..
aq suka karakter Mikhayla sama Evan..
baru ja kemaren baca cerita Haura..
sekarang baca cerita bang Evan lg.. jd inget.. kl ternyata yg pendarahan abis anuanu ternyata Mikhayla 🤣🤣🤣
sukaaaa bnaget... walau dah pernah baca..
makasih karyanya kak Desh.. 😍😍😍😍😍😍
mikhayla🤣🤣🤣🤣🤣