Semua KARENA Kamu

Waktu empat hari diNew Zealand, benar benar dimanfaatkan oleh Okan dan Esra untuk merajut rasa yang ada dihati keduanya.

Rasa cinta dihati Okan, ia pupuk agar semakin tumbuh dengan akar yang kuat. Sementara Esra, berusaha merubah kasih sayang sebagai adik menjadi kasih sayang dan cinta kepada seorang pria.

Bukan hanya pasangan pengantin baru saja yang memanfaatkan waktu, Abra dan Irena pula. Abra benar benar memanjakan kekasihnya itu. Ia ingin menghilangkan segala fikiran Irena tentang harta, kasta dan tahta.

Abra ingin menumbuhkan keyakinan dihati Irena, jika wanita itu memang lah layak menjadi pendamping hidupnya.

Kini kedua pasangan itu sudah tiba diBarcelona. Masa libur perkuliahan Irena masih belum usai, oleh sebab itu Abra kembali mengekori Okan dan sang adik berbulan madu.

Kimpton Vividora Hotel, menjadi tempat mereka menginap selama diBarcelona. Hotel yang mengusung tema romantis, amat cocok bagi para pasangan menikmati waktu kebersamaan.

"Ini kamar enggak ada yang lebih kecil apa yank..? aku cuma sendirian tidur disini, takut lah." ucap Irena kala memasuki kamarnya.

"DiBarcelona enggak ada setan pocong yank, suster ngesot apa lagi. Udah aman, ngapain takut..?"

"Serius dikit kenapa sih..? beneran ini takut, kegedan kamar. Sewain yang biasa aja deh buat aku." balas Irena.

"Entar aku temenin, aku bisa tidur itu disofa. Gede gitu sofanya, nyaman juga untuk tidur. Udah istirahat dulu kamu, nanti kita mau makan malam romantis." sahut Abra.

Irena membenahi barang bawaannya, lalu membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Begitu juga dengan Abra.

Sementara dikamar pengantin baru, aktifitas bertukar peluh sedang terjadi. Okan sungguh dibuat candu oleh aroma tubuh sang istri. Melakukan pergulatan ranjang dengan pasangan halal serta dibumbui rasa cinta, memang terasa lebih nikmat sensasinya.

Esra yang baru melakukan dengan Okan, nyatanya sekarang sudah mahir dalam mengimbangi permainan sang suami. Semua tak lepas dari campur tangan Okan dalam mengajarinya.

Aksi saling memuaskan berlangsung hampir satu jam. Setelahnya barulah mereka beristirahat sebelum nanti akan melakukan makan malam romantis. Semua sudah Okan persiapkan dari awal keberangkatan.

Okan yang sejak dulu memimpikan pergi kenegara negara yang amat unik menurutnya bersama wanita yang ia cintai, mempersiapkan semua dengan baik. Dari masalah hotel, kamar bagi mereka, makan malam romantis, semua sudah dipersiapkan.

"Jangan cantik cantik, entar banyak yang ngelirik." protes Okan melihat penampilan sang istri.

Gaun panjang berwarna dusty pink, yang menampilkan lekuk tubuh Esra, serta riasan natural dengan rambut digerai rapi dilengkapi bando kecil bermanik batu rubi, membuat aura kecantikan nan elegant Esra semakin terpancar.

"Kita kan mau makan malam romatis kak, masa aku pakai piama..?"

"Tapi ini kamu cantik banget loh sayang..!" sahut Okan "kamu boleh cantik dikamar aja buat aku, kalau mau pergi keluar enggak usah."

"Aku kan emang selalu cantik, susah kak. Udah dari sananya bentukan begini, mau diapain juga tetep cantik." sombong Esra bergurau.

"Makanya aku tergila gila sampe beneran gila sama kamu." timpal Okan sembari melingkarkan kedua tangannya kepinggang ramping sang istri.

"Udah ah, jangan cantik cantik. Hapus ini make up, ganti bajunya. Enggak ikhlas aku kalau kamu nanti dilihatin orang terutama para cowok." imbuh Okan.

"Receh..!" cibir Esra "aku udah menjadi milik kakak secara utuh, dan akan selalu menjadi milik kakak selamanya. Walau banyak yang ngelirik aku, tidak akan berpengaruh dan merubah fakta kalau aku hanya milik kakak."

"Ah, makin cinta aku cantik..!" ucap manja Okan memeluk sang istri.

Esra terkekeh melihat mimik wajah lucu serta tingkah konyol kekanakan sang suami.

Mereka segera menuju kerestoran untuk makan malam romantis, setelah drama penampilan Esra teratasi.

Sesampainya ditempat yang sudah Okan buking, ternyata Abra dan Irena telah menempati meja lain.

Ya, diRooftop hotel yang terdapat kolam renang serta restoran, sudah Okan buking hanya khusus bagi dirinya dan sang kakak ipar.

Tempat itu juga sudah disulap menjadi amat indah dengan banyaknya taburan kelopak bunga serta lilin menyala. Cahaya temaram dari lilin, lampu taman serta bulan, membuat aura romantis amat sangat kentara.

Pemandangan malam kota Barcelona, juga terlihat jelas dari atas gedung pencakar langit itu. Esra dan Irena merasa amat dimanjakan, dan moment ini adalah salah satu moment manis dari sekian banyak moment yang sudah mereka rasakan, dan tidak akan terlupakan oleh keduanya.

"Terimakasih kak, ini indah banget." ucap Esra yang sedang berdiri diujung rooftop, memandangi luasnya kota Barcelona dengan dipeluk oleh sang suami dari belakang.

"Kamu suka..?"

"Sangat suka. Aku bahagia benget." sahut Esra "kakak ternyata romantis juga ya..? aku enggak nyangka kakak bisa melakukan ini, kakak banyak kejutan yang tak terduga "

"Aku bisa begini hanya sama kamu cantik, untuk kamu. Aku ingin melakukan semua hal manis cuma sama kamu." ucap Okan mengecup pipi Esra mesra.

Tiga jam berlalu, saatnya untuk mereka kembali kekamar. Esok hari, agenda kedua pasangan itu mengunjungi tempat tempat indah yang ada diBarcelona.

"Kok masuk kesitu..?" tanya kompak Okan dan Esra, saat Abra memasuki kamar Irena.

"Toa kampret..!" umpat Abra terkejut "enggak bakal aneh aneh gue, kan udah janji. Tenang aja udah kalian, gue tidur disofa. Ini Irena sendiri yang minta."

"Gue takut lihat kamarnya, gede banget. Sama rumah gue aja gedean ini kamar. Iseng kalau sendiri mana belum ngantuk gue kan." beritahu Irena.

"Emang iya..?" tanya Esra.

"Emang iya apa..?" Abra balik bertanya.

"Ini kamar sama rumah Irena gedean ini kamar.?" tanya penasaran Esra.

"Iya Ra, gue ngontrak bukan satu rumah, petakan. Kan gue udah bilang gue it----

"Stop..! Jangan ngomongin kasta dan harta." sela Okan dan Esra lalu memasuki kamar.

Abra dan Irena juga melakukan hal yang sama.

"Yank..!" seru Irena pelan.

"Iya yank..! mau malam pertama sekarang..?" canda Abra.

"Sembarangan aja ih kalau ngomong" sungut Irena melempar sisir yang sedang ia pegang.

Abra terbahak.

"Kamu yakin pilih aku untuk jadi istri kamu.? kamu bi----

"Udah deh yank, aku bosen denger ini dari kamu. Enggak capek apa kamu ngomongin ini terus.? mau dengan cara apa lagi aku itu membuktikan keseriusan aku sama kamu..?" sela Abra terpancing kesal.

"Aku takut kamu menyesal dikemudian hari yank..!"

"Aku bakal menyesal kalau enggak bisa memiliki kamu. Udah deh, males aku ngomongin ini terus. Apa perlu beneran aku jadi miskin dulu.? biar kamu percaya sama aku dan berhenti ngomongin ini." sengit Abra.

"Nunggu kamu beneran miskin dulu, aku udah jadi nenek nenek." kelakar Irena.

Abra terkekeh "ya udah makanya, jangan ngomong itu terus."

"Iya enggak, janji ini yang terakhir." balas Irena menjadi penutup obrolan malam ini.