Mendapatkan pelecehan seksual dari teman sekolahnya membuat seorang gadis bernama Aulia Dara harus rela di keluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
Sementara itu, Alfatih Brahmaseto si pelaku pelecehan membantah keras jika dia lah yang telah menghamili Dara. Bahkan dengan tega nya Fatih menuduh Dara, jika Dara adalah seorang kupu kupu malam.
Sakit, hancur, terluka dan rasa malu yang di terima oleh Dara membawa rasa trauma bagi Dara, hingga akhirnya Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tersebut.
Lalu, bagaimana jadinya jika 10 tahun kemudian, Dara dan Fatih kembali di pertemukan dengan keadaan Dara yang telah bahagia bersama putri semata wayangnya dan Fatih yang telah memiliki seorang istri??
Akankah Dara memberitahu putrinya jika Fatih adalah ayah biologisnya?? Atau, Dara memilih untuk merahasiakan semua kisah kelamnya di masalalu serta status Fatih dari putrinya??
yukk simak kisahnya di sini "Kehormatan Yang Ternoda" by.Triyani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.22
Gurat kekecewaan lagi lagi terpancar di wajah seorang wanita yang masih duduk di jok mobil di balik kemudi mobilnya. Kedua tangan nya meremas bundaran setir yang ada di depan nya saat melihat pria yang dia cintai terus mendatangi wanita di masa lalunya.
Sakit sekali rasanya, tapi dia juga tidak bisa menyalahkan Fatih atas rasa sakit yang dia rasakan. Toh dari awal, Fatih jelas jelas menolak kehadiran nya. Dia yang memaksa masuk ke dalam kehidupan pria itu.
Sarah benar benar merasa cemburu pada Aulia. Wanita anggun dan lembut itu benar benar sudah membuat seorang Alfatih bertekuk lutut hingga membuat mata pria itu buta. Sehingga tidak bisa melihat ke arah wanita lain, meski itu istri sah nya sendiri.
Tidak ingin merasa hatinya semakin sakit terlalu lama, Sarah pun akhirnya pergi meninggalkan area toko kue milik Aulia. Niatnya untuk berbicara dengan Aulia pun urung dia lakukan, toh Aulia tidak ada sangkut pautnya dengan perceraian yang akan terjadi pada nya dan juga Fatih.
Karena tanpa adanya Aulia pun, Fatih akan tetap menceraikan nya dan itu terbukti dengan kejadian satu tahun yang lalu. Dimana Fatih melayangkan gugatan cerai padanya yang berujung damai di meja mediasi. Karena Sarah yang terus memohon pada Fatih untuk mencoba bertahan selama satu tahun lagi.
Kini, Fatih kembali menggugatnya setelah satu tahun berlalu karena tidak ada perubahan dalam hubungan mereka.
*
*
Keesokan harinya.
Fatih mempercepat laju mobilnya menuju ke sebuah alamat restoran cepat saji yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal siang ini.
Setelah tahu siapa si pengirim pesan itu, tanpa menunda lagi Fatih pun segera pergi kesana meninggalkan segudang pekerjaan nya di kantor.
Dengan langkah yang lebar, Fatih segera memasuki restoran ayam krispi yang digemari oleh para anak anak itu.
Dengan jantung yang berdebar dengan begitu hebatnya. Fatih membawa langkahnya menuju ke salah satu meja, dimana ada tiga orang yang telah mengisi meja tersebut.
"A_assalamu'alaikum," sapa Fatih dengan nada yang terbata karena saking gugupnya saat akan berhadapan dengan putrinya, Aliya.
"Waalaikumsalam, sudah datang. Ayo silahkan duduk." jawab Aulia mempersilahkan Fatih duduk di samping Aliya.
Fatih pun segera mendudukkan diri di samping Aliya dan salah seorang pria dewasa yang ada di antara mereka. Pria yang dulu pernah menjemput Aulia saat tengah bertugas di rumahnya.
"Selamat siang Pak Fatih. Senang kembali bertemu dengan anda," sapa Hanan pada Fatih.
"Iya, saya juga. Kalian makan bersama?" tanya Fatih yang sedikit kebingungan harus memulai pembicaraan di antara mereka.
"Iya, kebetulan saya dan Aulia sedang membeli beberapa barang untuk seserahan. Sekalian saja sambil antar Aliya untuk bertemu dengan anda," jawab Hanan yang membuat dahi Fatih mengkerut.
"Anda mau menikah rupanya," balas Fatih.
"Insya Allah, doakan saja semoga lancar sampai hari H nanti, aamiin," Jawab Hanan tersenyum sumringah.
"Ya sudah, sekarang Aliya bicara dulu sama Ayah ya. Bunda sama Papa keluar dulu, nanti Aliya telepon Papa kalau sudah selesai." Lanjut Hanan yang kini tengah berbicara pada Aliya.
Deg
Jantung Fatih berdetak kencang saat Hanan sudah memperkenalkan Fatih sebagai ayah dari gadis kecil itu. Dengan perasaan yang ragu ragu, Fatih pun segera menoleh ke arah Aliya. Rasanya penasaran sekali ingin melihat respon dari gadis kecil itu saat diberi tahu jika pria yang baru saja datang itu adalah Ayahnya dan pria itu adalah Fatih.
Deg
Jantung Fatih kembali lagi berdetak kencang saat senyuman ramah muncul di wajah gadis kecil yang begitu mirip sekali dengan nya itu.
Seketika, rasa sesak pun kembali hadir di dalam dada Fatih manakala mengingat kembali semua dosa yang telah dia lakukan pada Aulia dan janin nya dulu. Janin yang kini sudah menjelma menjadi seorang gadis kecil yang cantik dan shalihah.
"Iya Papa, nanti Aliya hubungi Papa kalau sudah selesai. Kalian pergilah, selesaikan urusan kalian. Aliya akan menunggu di sini dengan Ayah," jawab si kecil Aliya yang kembali membuat hati Fatih berdenyut penuh sesak.
"Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu ya Pak Fatih. Saya titip Aliya dulu sebentar," lanjut Hanan menitipkan Aliya pada Fatih.
"Iya, tenanglah. Aku akan menjaganya dengan baik." jawab Fatih dengan sejuta tanya di hatinya perihal kedekatan Aulia dan Hanan.
Sementara Aulia sendiri lebih memilih diam, dan menyerahkan semuanya pada Hanan. Bahkan Aulia hanya mencium kening putrinya saat berpamitan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
*
*
Hening tercipta, setelah kepergian Aulia dan Hanan. Fatih seolah olah kehilangan semua kata katanya saat berhadapan langsung dengan putrinya yang begitu identik dengan dirinya itu.
"Ayah apa kabar? Kenapa diam terus? Ayah sakit ya?" tanya Aliya setelah menghabiskan waktu ber menit menit dengan diam dan keheningan.
"Tidak Nak, alhamdulillah Ayah baik baik saja," Jawab Fatih yang masih terlihat canggung dan kaku.
"Syukurlah kalau ayah baik baik saja." jawab Aliya tersenyum tipis membuat hati Fatih berdesir dengan hebatnya.
Seketika Fatih pun merasakan kehangatan di dalam hatinya, saat melihat senyuman di wajah cantik putrinya itu. Tidak ada lagi kata keluar dari mulut Fatih, tapi pria itu langsung mendekap erat tubuh mungil hasil dari kesalahan yang pernah dia perbuat pada Aulia.
"Maafkan Ayah Nak, maafkan Ayah. Ayah sudah berdosa padamu dan pada Bundamu." lirih Fatih yang kini sudah menangis di dalam pelukan Aliya, putrinya.
Si kecil Aliya pun membalas pelukan dari Fatih, lalu mengusap lembut punggung pria dewasa yang masih menangis tersedu di dalam pelukan nya.
Memberikan ketenangan untuk pria dewasa yang saat ini masih menangis sambil memeluk tubuhnya.
"Kami sudah memaafkan Ayah, mulai sekarang. Mari kita hidup dengan kedamaian, meski saat ini Bunda masih belum bisa menerima kehadiran Ayah. Tapi Aliya yakin, Bunda juga sudah memaafkan Ayah. Hanya saja, Bunda masih butuh waktu untuk menerima kehadiran Ayah kembali." Jawab Aliya yang di setujui oleh Fatih.
Fatih pun mulai mengurai pelukannya di tubuh Aliya, lalu menghapus air matanya yang membasahi wajah tampan nya itu.
"Apa Bunda sudah cerita tentang Bunda dan Ayah?" tanya Fatih setelah berhasil menguasai dirinya.
"Bunda cerita, kalau Aliya memiliki Ayah yang dulu pergi jauh untuk bekerja dan sekarang Ayah Aliya sudah kembali dan ingin bertemu dengan Aliya,"
"Aliya nggak tanya, kenapa Ayah dan Bunda nggak sama sama?"
"Tanya, tapi Bunda bilang. Aliya akan tahu sendiri alasannya nanti. Setelah Aliya cukup umur untuk mengerti urusan orang dewasa, begitu kata Bunda,"
"Baiklah. Terima kasih ya, karena sudah mau bertemu dengan Ayah,"
"Kenapa berterima kasih? Aliya malah senang bisa bertemu dengan Ayah. Meski sudah ada Papa Hanan, tapi tetap saja Aliya juga mau bertemu dengan Ayah kandung Aliya," jawab Aliya yang membuat dahi Fatih mengkerut saat nama Hanan di sebut.
"Papa Hanan? Kalau boleh tahu, Papa Hanan itu siapa?" tanya Fatih demi mengurangi rasa penasaran nya.
"Papa Hanan itu, calon suaminya Bunda."
Deg