Kembali, Untuk Mencintai-Mu

Erika beralih ke Mark yang tampak serius memasukkan Kartu permainan.

"mas? kalau nggak bisa lain kali aja nggak apa kok." ucap Erika dengan serius pula seolah Ia tak mau menguras tenaga Mark bermain lama-lama.

Mark tersenyum ke arah Erika, "lihat bagaimana pacar sempurna mu ini bermain." Mark meradukan keningnya dengan kening Erika yang kian melebarkan senyumnya.

"Ika, kamu nggak tahu seberapa gila aku mempelajari benda ini di masa itu, kehidupan pertamaku yang penuh penyesalan." batin Mark menatap lekat Erika yang begitu antusias bahkan bola matanya berbinar-binar ke arah Boneka itu padahal itu bukan berlian.

Mark dengan lihai menggerak-gerakkan capit boneka itu, memang pada awal Mark belajar permainan ini sangat sulit tapi saat mengetahui triknya jadi begitu mudah.

Erika sampai bersandar di Kotak Kaca itu seperti Cicak yang menempel di dinding, Mark begitu gemas dengan tindakan Erika.

Mark benar-benar bodoh menyia-nyiakan Erika di masa itu, sekarang Ia semakin menggilai Erika setelah melihat sisi Riang yang saat itu hanya di perlihatkan pada Martin saja.

"Ahhh?? dikit lagi mas..! iya mas, itu mas, eehh?? bukan-bukan..! kiri loh mas ehhh?? kelewatan geser lagi kekanan." Erika seperti tukang parkir dadakan saat ini mengatur capit yang di kendalikan Mark.

Mark sampai tertawa dengan tubuh bergetar-getar tapi demi kebahagiaan Erika tentu Mark sanggup menahan dirinya yang ingin sekali menciumi wajah Erika yang lucu itu dan akhirnya Mark mendapatkan Boneka yang Erika inginkan.

"ahhhh!" Erika begitu heboh saat Boneka yang Ia inginkan di dapatkan.

Mark menunduk mengambilkan Boneka Gajah Biru yang Erika inginkan.

"Terimakasih mas." ucap Erika memeluk erat Boneka itu dengan senyuman manja nya yang ceria.

bahkan Orang-orang yang tadi meragukan Mark akan mendapatkan Boneka itu merasa takjub juga memuji Mark, mereka juga iri pada Erika yang bisa mendapatkan apa yang Ia mau.

Pacar Sempurna, itulah Mark dimata mereka semua.

"mau yang mana lagi? apa perlu kita kosongkan Capit Boneka ini?" tanya Mark dengan sombong.

Erika tertawa cekikikan lalu menggeleng kepalanya sambil memegang lengan Mark, "aku mau main yang lain Mas." jawab Erika.

Mark mengangkat tangannya yang di rangkul Erika jadi memeluk bahu Erika, Erika menoleh ke Mark dengan senyum cerah nya hingga Mark menyatukan kening mereka begitu mesra.

"ayo manfaatkan pacarmu ini sesuka hati sayang." tantang Mark bersemangat.

.

saat Mereka asik bermain tiba-tiba teriakan Lana memecah kebahagiaan semua Orang disana.

Mark menggeram marah, "wanita ini..??! sepertinya nanti malam aku harus menyuruh Will mencari semua bukti yang pernah dia coba kasih samaku lalu aku kasih ke media." batin Mark kehilangan kesabarannya.

sebenarnya Mark ingin membuat Lana menderita di masa kini tapi Ia masih fokus mendapatkan hati Erika sepenuhnya, seperti nya sekarang Ia tak bisa lagi, Mark harus memberi pelajaran pada Lana terlebih dahulu untuk tak mengusiknya.

Lana berjalan dengan langkah lebar ke arah Erika begitu nyalang, Erika menggaruk kepala nya yang tak gatal.

Erika semakin yakin saja kalau Lana benar-benar wanita gila yang terobsesi pada suaminya, walaupun Mark dulu pacarnya Lana tapi ya harus terserah Mark juga mau hidup dengan siapa.

"dasar Penyihir...!! Kau menggunakan sihir hitam untuk membuat pacarku tergila-gila padamu kan?" bentak dan maki Lana semakin berang melihat Mark menutupi tubuh Erika dengan tubuh gagahnya.

"jangan coba-coba menyakitinya." kecam Mark dengan sorot mata yang begitu tajam.

Lana menjerit gila dan mengobrak-abrik permainan gelang-gelang disampingnya membuat Orang-orang yang ada di sana mulai mengerumuninya.

Lana di campakkan? Lana mengancam Mark untuk tidak boleh putus dengannya, Lana di perlakukan dengan baik karna Mark tak mau wanita itu nekat bunuh diri.

semua berita itu sudah tersebar dimana-mana tapi Lana hanya memperdulikan Mark saja tak peduli lagi akan reputasi yang telah bersusah payah Ia bangun sampai harus melebarkan paha nya untuk melayani para sponsornya.

"aku akan membunuhmu???! wanita jalang penggoda!!" teriak Lana histeris.

Mark menarik lengan Lana yang hendak menggapai Erika, "CUKUP??!! Hentikan kegilaanmu...!" Bentak Mark mendorong Lana dengan kasar.

Lana semakin gila saja, Lana telah kehilangan kewarasannya di tinggal Mark bahkan Pria itu bahagia dengan Istri nya yang bentuk tubuhnya tak ada apa-apanya dibanding Lana.

"kamu di Sihir olehnya kan? iya kan Mark? ayo Ngaku?? kamu berubah Mark..? kamu berubah nggak kayak dulu lagi. aku mohon kamu kembali Mark??" jerit Lana histeris.

Mark tak ber-ekspresi apapun lalu Lana bangkit dan menghapus sisa air matanya.

"ahhhh?!" Lana berteriak berlari ke arah Erika dengan cepat Mark menarik pinggang Erika.

Lana jadi tersungkur ke lantai sampai rok nya tersingkap, ada yang menertawai Lana, ada juga yang merasa geli bercampur kasihan dengan kegilaan Lana.

"mas? aku rasa kamu harus panggil Ambulance deh." pinta Erika seolah masih bisa bercanda disaat seperti ini.

"hah?" bingung Mark.

"biar dia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa." jawab Erika polos dan Mark seketika menahan tawanya mengacak gemas kepala Erika yang masih memeluk boneka pemberian Mark dengan erat.

Petugas Keamanan pun Tiba setelah mendengar keributan lalu Mark dengan tegas meminta mereka mengusir Lana bahkan meminta mereka menghubungi Ambulance supaya dibawa ke RSJ.

Erika menahan kedutan bibirnya mendengar Mark memerintah dengan wajah seriusnya itu, Yang lainnya tak ada yang tertawa malah setuju dengan perintah Mark.

Orangtua yang membawa anak mereka saja sampai memeluk anak masing-masing seolah takut terkena kegilaan Lana.

"akkhhh!! lepaskan aku..! aku LANA..? kalian tahu siapa aku? aku Lana, lepaskan aku..?! kalian akan aku buat dipecat oleh atasan kalian, lepas...!" teriak Lana menggila.

"ahhh?? Mark?? tolong aku Mark!" pekik Lana.

Mark menangkup kedua pipi Erika, "kamu baik-baik aja Sayang?" tanya Mark dengan merasa bersalah.

Erika tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"masih mood main?" tanya Mark dan Erika menyipitkan matanya yang sedang tersenyum ceria seolah kejadian tadi tak pernah ada.

Mark mengulum senyum menarik tubuh Erika masuk ke pelukannya lalu kembali melanjutkan permainan yang tertunda karna kekacauan Lana.

.

Lana menjadi pusat perhatian Orang-orang yang lalu lalang disana, bukan takjub melainkan aneh karna Lana terus berteriak seperti Orang gila yang di paksa masuk Kurungan RSJ.

"akkhhh!" Lana di dorong begitu saja didepan Pintu TimeZone.

Lana bangkit menatap nyalang Para Penjaga Keamanan itu, Ia berusaha masuk lagi tapi di dorong bahkan mereka tanpa segan memaki Lana yang tak waras dan bikin takut anak-anak yang sedang bermain.

Lana mengepalkan tangannya begitu erat, "kalian akan menyesal telah merendahkanku seperti ini."

"ckk?? udah dicampakkan aja masih sombong." sinis salah satu dari mereka.

"Haha." tawa rekannya mengejek Lana yang tak tahu malu.