Jameela Iskandar , seorang putri dari konglomerat kaya raya, dia wanita yang cantik , baik hati , juga sukses dalam karir.
Dirga Wijaya, seorang CEO kondang , pebisnis muda yang sukses . tampan , mapan , idaman semua wanita .
Dirga dan Jameela menikah karena saling mencintai, bukan karena perjodohan bisnis . Dirga sangat menyayangi dan mencintai Jameela begitu besar . hingga rasa cinta itu merubahnya menjadi sosok yang posesif.
pada awslnya punya suami posesif memang membuat hati wanita tersanjung , tapi ternyata posesif nya tak selamanya membawa bahagia
karena kelewat posesif nya menjadikan dia cemburu buta dan bertindak berlebih .
sehingga karena cemburu buta itu , berubah menjadi kemarahan tanpa dasar , dan jatuhlah talak tiga dari mulut Dirga
Dirga menyesali nya dan ingin rujuk kembali
bisakah keduanya bersatu kembali
lalu bagaimana dengan tanggapan dari orang tua Jameela, relakan mereka melepas putrinya kembali
ikuti kisahnya dalam
Talak Tiga Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masalah di GOLDEN EYE
tanpa terasa waktu terus berjalan , satu bulan sudah pernikahan Agung dan Jameela berjalan . hubungan keduanya semakin intim
" sayang , maaf hari ini aku tidak bisa mengantarnya ke rumah sakit .!" ucap Agung di sela sarapan nya .
" tidak masalah mas , apakah ada masalah di perusahaan ?!" tanya Mila . dia begitu khawatir. tak biasanya Agung sarapan dengan terburu buru seperti itu .
" sedikit , tapi aku rasa aku bisa mengatasinya, oh iya bawakan bekal untuk ku ya , mungkin pas makan siang nanti aku tak kan sempat makan di luar!" jawab Agung .
" Apakah seserius itu ?!" Mila semakin khawatir. " Apa kak Agam tahu ?!" baru empat bulan Agung memegang perusahaan secara resmi , dan sekarang goncangan mulai bermunculan .
" jangan cemas , nanti kalau aku tak bisa mengatasinya sendiri an , baru aku akan meminta bantuan kak Agam !" Agung berdiri dari tempat duduknya, kamu memasukkan kotak bekal yang telah di siapkan istrinya ke dalam tas kerja nya .
" Aku berangkat ya . ?!" ucapnya sambil mengecup kening Jameela. jameela meraih tangan Agung yang berada di pucuk ubun ubun nya lalu menciumnya dengan takzim .
" Hati hari di jalan ya !" jawab Mila
" Kamu juga ya. hati hati nanti kalo berangkat . dan jangan terlalu lelah !" balas Agung kembali .
Jameela masih berdiri di teras depan, mobil yang dikendarai suaminya telah hilang dari pandangan, dan bahkan suaranya pun tak lagi terdengar. dia masuk kembali ke dalam rumah . karena dia sendiri pun juga harus segera berkemas untuk berangkat ke rumah sakit . hari ini dia ada pasien spesial . seorang anak yang memiliki keistimewaan . bagi sebagian orang kondisi anak tersebut mungkin bukan hal yang baik . tapi bagi Jameela sendiri dia justru menganggap nya istimewa
Beberapa waktu kemudian, di perusahaan GOLDEN EYE.
" Selamat pagi tuan !" sapa beberapa orang karyawan ketika Agung baru saja menginjak kan kakinya di lobby perusahaan.
" pagi !" Agung menyambutnya sambil berlalu . dia bergegas menuju lift khusus petinggi , yang akan membawa nya ke lantai tertinggi , di mana ruangannya berada .
" selamat pagi tuan !" Toni sang sekretaris sudah siap sedia menunggu atasan nya di depan ruang direktur. Agam menempatkan Toni yang merupakan salah satu kepercayaan nya untuk mendampingi Agung . bisa saja menempel pada Agung dua puluh empat jam. akan tetapi Agung merasa belum waktunya dia punya seorang asisten pribadi . selama ini dia sudah terbiasa menyiapkan keperluan nya sendiri . aneh baginya jika segalanya dilayani .
" Apa yang kau dapat ?!" tanya Agung pada Toni yang tampak siap siaga dengan beberapa berkas di tangannya
" sesuai dengan dugaan Anda , tuan !" sahut Toni ketika mereka telah sampai di dalam ruangan. agung telah duduk di kursi kebesaran nya , dan Toni sudah berdiri tegak dihadapannya, hanya terhalang sebuah meja besar . sambil menerima berkas yang diulurkan sekretaris nya , mata Agung memicing .
" berapa kali aku bilang untuk tidak menyebutku dengan panggilan itu ?!" ucap agung tajam .
dia dan Toni sama sama di bawah kepemimpinan Agam , bahkan Toni lah yang lebih dahulu menjadi orang kepercayaan Agam sebelum dirinya . Dengan kata lain , Toni adalah seniornya Agung.
dan juga jika di tilik dari asal usul bibit bobot Toni yang merupakan anak seorang pengusaha , bahkan usia Toni juga tiga tahun di atasnya , bukankah justru seharusnya Agung lah yang lebih menghormati Toni ?
begitu pemikiran Agung . karena itulah Agung ingin Toni memanggil nya dengan nama saja . Agung ingin mereka layaknya sahabat , seperti saat sebelum Agung di jadikan CEO di GOLDEN EYE. tetapi Toni selalu saja tidak menurutinya .
" Saya akan melakukan nya di luar jam kerja, Tuan !" jawab Tobi sopan, bahkan sambil membungkukkan sedikit badannya .
" Apa Kau tahu kanebo yang dibiarkan tanpa dimasukkan kembali ke wadahnya ?!" tanya Agung dengan mata mendelik .
" ???.." Toni masih mencoba mengerti arti pertanyaan Tuannya.
" Itu sangat mirip dengan mu KAKU !" ucap Agung kemudian fokus pada berkas di tangannya.
" Haish .. aku benar-benar seperti berhadapan dengan tembok !" gerutu Agung , karena toni seperti tak terpengaruh meski dia sudah meledeknya .
" terima kasih atas pujiannya !" ucap Toni sambil menunduk kan wajahnya.
" seperti Anda itu orang paling hangat saja . maaf cara bercanda Anda garing !" lanjut Toni dalam.hati . meskipun Agung ingin dia bersikap biasa saja, tentu tak.mungkin dia berani meledeknya. bisa di gorok dia oleh tuan Agam .
berbicara tentang tuan Agam , Toni.punya pengalaman yang menggetarkan jiwa . Toni pernah menjadi saksi dimana tuannya itu memberikan rumah kios pada seorang pengemis . karena menurut beliau pengemis tersebut adalah orang yang layak mendapatkan kepercayaan nya .
tetapi Toni juga pernah melihat , tuan Agam menolak mentah mentah ajuan kerjasama yang di sodorkan oleh seorang pengusaha. padahal status di luar sana pengusaha tersebut adalah pebisnis handal . karena Tuan Agam beranggapan bahwa jika pun di setujui , maka tak kan ada keuntungan yang memadai .
dan di kemudian hari terbukti bahwa semua ucapan Tuan Agam adalah benar . pengemis berubah menjadi pebisnis sukses meskipun dalam skala kecil . lalu Toni juga mendengar berita, bahwa saingan bisnis tuan Agam yang menerima proposal tertolak tuan Agam perlahan gulung tikar karena ternyata tender tersebut hanya omong kosong.
dan sekarang jika Tuan Agam sudah memilih Agung, maka Toni akan mempercayai seratus persen bahwa orang yang telah di pilih oleh Tuan Agam tidak mungkin salah .
" Jadi benar benar dia pelakunya ?!" suara gumam an Agun terdengar lirih di telinga Toni " apakah ini karena dendam pribadi ?!' gumam Agung lagi .
" Apa keputusan Anda ?!" tanya Toni .
" kita ikuti permainan dia , tiba di akhir kita balikkan situasi . awasi terus OB itu !" perintah Agung.
" Baik tuan ! kalau begitu saya undur diri !"
" siapkan kunjungan ke perusahaan tuan Lennox , buat janji temu dengan beliau , aku sendiri yang akan bicara pada beliau !" titah Agung lagi .
" Akan saya kerjakan !" jawab Toni lagi .
" setelah itu bawakan aku berkas data milik perusahaan perusahaan yang ingin menarik infestasinya !"
" baik .!!" di saat seperti ini Toni melihat sosok Agung sebagai wujud yang berbeda , bukan hanya datar , tapi juga seolah tak tersentuh . jika di asah terus menerus , maka Agung akan bisa di bilang seimbang dengan Agam . meski tidak akan bisa sama persis. akan tetap unggul Tuan Agam .
" Anda ingin menguji saya rupanya Tuan , tapi saya tak akan membiarkan Anda merasa menang . Anda ingin membuat saya terlihat gagal kan ? Itu tidak akan mudah kita lihat sampai batas mana Anda akan mampu menggoncang GOLDEN EYE. !"
gumam Agung ketika di ruangan itu hanya tinggal dia seorang. wajah yang biasa datar tampak semakin flat ketika dia sudah berhadapan dengan berkas dan laptop nya .
Waktu terus merambat naik , hingga tanpa terasa sudah masuk waktunya makan siang . fokus Agung teralih ketika ponselnya berbunyi. panggilan yang dia tahu itu adalah wanita tercinta nya , meski tanpa melihat layar . karena Agung menyetel nya dengan nada dering yang berbeda .
Agung melonggarkan sedikit dasinya , lalu merilekskan wajah dan pikirannya sebelum kemudian mengangkat panggilan itu .
" assalamualaikum sayang ..!" ucap Agung
" [ WA Alaikum mas ]" dada Agung. bergetar setiap mendengar panggilan mesra dari istrinya. [apa kamu sudah makan siang ]
" Iya aku sedang bersiap makan siang !"
"[bagaimana dengan masalah di perusahaan ?"] Mila masih kepikiran tentang perusahaan yang di pegang Agung
" Jangan khawatir kan apapun . semua baik baik saja . yakinlah suamimu ini bisa di andalkan !"
"[ ya sudah aku akan tutup telponnya , cepatlah makan siang jangan sampai jadi penyakit love you ]"
"Baiklah Bu dokter cintaku , love you too!"
"
lupa² inget😁
jadi kepengen hihihi