NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 - Awal yang Indah

Kaliya dan Sanjaya sebenarnya agak heran karena kedua anaknya meminta izin untuk pergi ke pasar malam. Pasalnya, biasanya mereka menghabiskan waktu di rumah. Di kamar masing-masing jika orang tua mereka tidak memanggil untuk berkumpul. Namun orang tua itu merasa hal positif akan terjadi jika mereka memberikan izin. Meski mereka hingga kini belum akur, tapi melihat anaknya rukun membuatnya senang.

Akhirnya Akesh, Tasya, dan Nalaya berangkat naik mobil menuju pasar malam. Tasya sangat antusias karena terakhir ia bermain ke tempat seperti ini adalah saat ia berusia enam tahun. Ia yang duduk di dekat jendela melihat ke arah jalanan, bersenandung.

Akesh yang menyetir diam-diam melihat adiknya yang duduk di bangku belakang itu dari kaca. Akesh tersenyum tipis.

Setelah menempuh tiga puluh menit perjalanan, mereka pun sampai di lokasi.

“Kita mau naik apa dulu?” Nalaya melempar pertanyaan.

“Gimana kalau naik komedi putar?”

Akesh ingin protes karena menurutnya permainan itu untuk anak kecil. Tapi terlambat, Nalaya terlanjur menarik tangan keduanya menuju loket. Saat memasuki lokasi, Nalaya tak langsung naik karena ia ingin mengabadikan momen adik kakak itu.

Tak hanya mengambil foto, ia bahkan memvideokan mereka saat naik kuda-kuda buatan itu. Nalaya sengaja membawa kamera dari rumah.

“Tasya, Kak Akesh, madep kamera sini, senyum!”

Tasya pun berpose duckface, sedangkan Akesh yang sudah pasrah membuat gaya peace dengan jari tangan kanan. Setelah dirasa cukup, Nalaya bergabung dengan mereka.

Tak puas dengan permainan yang hanya berlangsung lima belas menit itu, Nalaya mengusulkan untuk masuk ke rumah hantu. Tasya awalnya menolak karena ia penakut, tapi lagi-lagi tangannya ditarik Nalaya menuju loket. Gadis itu tak bisa kabur.

Mereka bertiga memasuki ruangan gelap. Nalaya sengaja memposisikan Akesh di tengah agar dirinya dan Tasya dapat memegang tangan orang yang lebih tua.

“Hi…hi…hi…”

Suara kuntilanak menggema di ruangan sepetak itu. Tenda yang diatur menjadi rumah hantu itu sebenarnya tak luas. Namun rute perjalanan dibuat berkelok, setiap dua meter ada “hantu” yang mangkal.

Tasya saking ketakutannya malah dari awal masuk selalu memegang lengan kakaknya. Ia juga menutup mata rapat-rapat. Daya tarik permainan ini adalah “hantu” yang aktif menghampiri pengunjung.

“Kakak, Caca takut!” Gadis itu mengeratkan pegangannya.

“Nggak apa-apa, Ca. Ada Kakak.” Akesh menenangkan.

“Tahan sebentar ya, kita cari jalan keluar.”

Tak cuma kuntilanak di pinggir jalan yang tiba-tiba memegang kaki Tasya. Ada tuyul yang mengikutinya sejak dari pintu masuk. Memegang-megang ujung bajunya. Selain itu ada genderuwo yang berbaring di tengah jalan sehingga pengunjung yang harus lewat samping.

Para hantu itu hanya tertarik dengan Caca yang penakut. Pasalnya dua orang lainnya tidak goyah sama sekali. Nala memegang kuat lengan Akesh hanya modus belaka.

Setelah semua penderitaan itu, Tasya akhirnya bisa bernapas lega. Menghirup udara segar. Meski saat keluar, ia masih terisak-isak. Akesh pun mengajak Tasya duduk di sebuah bangku. Mengusap-usap punggungnya. Nalaya juga menenangkan gadis itu. Ia sedikit tersenyum karena adegan ini sedikit konyol.

“Mau nitip minum apa, kalian?”

“Es kopi aja.”

“Kalau Nala?”

“Es jeruk.”

Mendengar jawaban adiknya, Akesh agak terkejut. Pasalnya es jeruk baginya bukan hal baik. Meski ini hanya berlaku untuk dirinya dan Nalaya. Minum es jeruk menandakan keduanya sedang dalam suasana hati buruk tapi tak dapat bercerita satu sama lain.

***

Flashback

Saat itu Nalaya berusia sepuluh tahun, tepat seminggu setelah ibunya menikah lagi dan pindah keluar kota bersama suaminya. Nalaya memutuskan untuk tak ikut mereka. Meski sang ibu awalnya membujuknya bahkan sedikit memaksa, toh akhirnya ia menyerah.

Ia marah pada ibunya karena menikah lagi. Anak kecil itu tak mengerti mengapa ibunya bisa mencintai pria lain padahal sang ibu mengaku hampir setiap hari bahwa dirinya akan selalu menyayangi mendiang suaminya.

“Sayang ibu yakin suatu saat kamu akan mengerti. Meski ibu menikah lagi, ibu tetap menyayangi ayahmu.”

Semenjak itu, Nalaya hidup sendirian. Hanya ada beberapa asisten rumah tangga yang menetap meski ditinggal nyonya rumah. Karena keluarga Nalaya cukup berada, biaya hidupnya terjamin. Ia hanya kesepian.

Beruntung, ia memiliki Akesh sebagai kakak dan sahabatnya. Saat ia menangis, Akesh ada di sisinya. Ia mengajaknya menginap di rumah. Kaliya juga menyambutnya dengan baik, menganggapnya sebagai anak ketiga. Apalagi Kaliya adalah sahabat Ratya, ibu Nalaya.

Sebelum pergi, ia menitipkan Nalaya pada penjagaan Kaliya. Ratya akan mengirim uang ke Kaliya, karena Nalaya belum cukup umur untuk mengatur uangnya sendiri.

Seminggu setelah kepergian Ratya, Nalaya tak lagi menangis, tapi ia masih tak seceria biasanya. Akesh yang masih sebelas tahun diminta mamanya untuk mengajak Nalaya jalan untuk menghiburnya.

Akesh mengajak Nalaya ke taman dekat kompleks. Sore hari di sana cukup ramai karena para pedagang mulai berdatangan. Seperti biasa, mereka bermain jungkat-jungkit. Sayangnya, Nalaya masih enggan bicara dengan Akesh, sampai anak kecil itu minta dibelikan es jeruk.

Sang kakak tentu menyanggupi. Akesh kemudian membawa dua minuman berasa asam manis itu. Sejujurnya Akesh tak menyukai rasanya.

“Dulu ayah kalau ada masalah pasti minum sendirian di rumah. Saat aku tanya, ia bilang itu cara orang dewasa mengibur diri saat nggak baik-baik aja.”

Akesh masih menyimak. Belum menanggapi.

“Ayah bilang, di dunia ini manusia akan mengalami banyak hal, termasuk yang nggak mengenakkan. Kita nggak harus selalu menjadi kuat. Tapi akan lebih baik kalau ada orang yang selalu di sisi kita.”

“Aku masih nggak ngerti apa maksud kalimat ayah, Kak. Tapi mulai sekarang kalau aku lagi sedih tapi tak bisa cerita, aku akan minum es jeruk.”

Jelas dia belum cukup umur untuk minum alkohol sehingga es jeruk bisa menjadi alternatif yang tepat. Ia juga belum bisa memahami maksud perkataan orang dewasa.

“Oke, kalau gitu kakak juga. Kakak yang bakal ada di sisi Nalaya saat susah.”

***

Terlalu lama melamun, Tasya menepuk-nepuk pelan paha kakaknya.

“Eh, maaf Ca. Kakak ada yang dipikirin barusan.”

“Gitu ya Kak.”

Tasya menundukkan kepala. Ia mengenggam tangannya di atas paha. Sudah tak menangis lagi.

“Maaf ya lain kali kita nggak perlu ke rumah hantu. Kakak nggak tahu kamu bakal setakut ini.”

Tasya segera menoleh ke arah Akesh. Lain kali dia bilang? Gadis itu tak bisa menahan senyum lebih lama.

“Caca emang takut, tapi Caca seneng kok pergi sama kakak.”

Akesh tersenyum. Ia lantas menepuk-nepuk kepala Tasya perlahan. Ia suka suasana saat ini. Sesuatu yang telah lama ia rindukan.

“Maaf juga karena selama ini kakak nggak perhatian sama kamu. Mulai sekarang kakak bakal sering chat buat nanyain kabar Caca di Ausie.”

Usai menyudahi obrolan yang canggung itu, mereka mulai membicarakan hal-hal random. Keduanya akhirnya tertawa terbahak-bahak. Akesh senang karena ia mengizinkan Nalaya pulang ke rumah. Dalam hatinya ia memutuskan untuk melupakan hal-hal buruk yang terjadi. Ia sudah mendapatkan kembali adiknya, selanjutnya tak ada alasan untuk kehilangan adiknya yang lain.

Nalaya dari kejauhan melihat keduanya. Meski tak bisa mendengar isi pembicaraan mereka, ia tahu kalau sesuatu hal yang baik telah terjadi.

Setelah cukup bersenang-senang, berkeliling pasar malam dan makan banyak jajanan, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah. Semua orang kembali dengan perasaan plong, kecuali Nalaya.

Tidak, sebenarnya awalnya ia adalah yang paling bahagia. Sampai ia membuka pesan dari Agas.

Nala, lo ke mana? Kak Marvin nyariin lo. Katanya ada yang mau diobrolin.

Nalaya jadi sakit kepala. Apalagi yang mau dilakukan oleh Si Pembuat Onar itu?

1
Bilqies
awas gas entar Lo cinta sama si bina looh 😂😂
Bilqies
1 iklan untukmu Thor ☺️
mooty moo: thank you Thor😗
total 1 replies
Bilqies
ciee cieee yang lagi seneng niih dikasih minuman
mooty moo: anak kicik, gitu aja seneng wkwk
total 1 replies
Bilqies
uhuyyy sengaja kah gimana niiih kok bisa barengan gitu 🤣🤣🤣🤣
Bilqies
gak peka banget siih akesh ini huffth
mooty moo: tombol pekanya on off emang😂
total 1 replies
Bilqies
cemburu niih 🤣🤣🤣
piyo lika pelicia
heh modus
Durrotun Nasihah
akesh2...pesonamu tak pernah luntur bagi nala
mooty moo: terlalu bucin
total 1 replies
Nurul Munawarah
skefo aja FLUTD itu penyakit daerah perkencingan bukan pencernaan🙏, tapi cerita bagus, semangat nulisnnya, banyak2 up kak wkkwk🤭🫶
mooty moo: ahaha iya penyakit saluran kemih ya. makasih atas koreksinya kak🤭
total 1 replies
piyo lika pelicia
semangat
Bilqies
lanjut thor
piyo lika pelicia
sakit kau iya apa dah sadar
piyo lika pelicia
dasar rawat aja sendiri
Syiffitria
selalu menunggu kelanjutan kisah nala dan akesh
mooty moo: thank you kak😍
total 1 replies
Syiffitria
huft dasar cowok, susah amat bilang maaf/Sob/
mooty moo: gengsi digede-gedein🤣
total 1 replies
Bilqies
setuju
Bilqies
adek mau Kaka putus sama Rachel 😀😀😀
Bilqies
Nala yang di genggam tapi kok gue yang baper 😍
mooty moo: emang gitu si akesh😂
total 1 replies
Bilqies
putusin aja si rachel
Ramma Dharma
agas itu cewek apa cowok sih,kak Bina juga ?
mooty moo: agas cowo, bima cewe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!