Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Tidak Bisa Tidur
Celine melakukan tugasnya seperti biasa. Dia membantu Nicholas mandi dan berpakaian. Bahkan saat makan malam, Celine juga dengan telaten menyuapinya. Tapi ada yang berbeda. Dari tadi, Celine tidak sedikitpun menatap Nicholas. Bahkan pertanyaan Nicholas hanya di jawab seadanya saja. Dan hal itu membuat Nicholas bingung, ada apa dengan wanita itu?
"Kau kenapa?" tanya Nicholas
"Tidak apa-apa." jawab Celine singkat. Dia membantu Nicholas pindah ketempat tidur dan memasangkan alat pijat di kedua kaki pria itu.
Nicholas terus mengikuti gerak-gerik Celine yang terus menghindar darinya. Dan saat wanita itu hendak pergi, Nicholas menarik tangan Celine hingga terjatuh di pangkuannya.
"Kyaaa.." pekik Celine
"Apa yang kau lakukan, Nick?" pekiknya lagi
"Justru aku yang bertanya, ada apa denganmu?"
Celine menghela nafas panjang dan enggan untuk menatap Nicholas . Dia terus meronta, berusaha melepaskan pelukan Nicholas. "lepas!!"
"Tidak, sebelum kau mengatakannya padaku." Nicholas memegang wajah Celine dan memaksanya untuk menatap dirinya, "katakan, Celine!!! Ada apa denganmu? kenapa dari tadi kau terus mengacuhkan ku, hah?"
"Aku hanya sedang berfikir, jika lebih baik kita tidak melebihi batas."
Nicholas tertegun dan hal itu dimanfaatkan Celine untuk lepas dari Nicholas. Dia mengambil bantal dan membawanya ke sofa seperti biasanya.
"Apa maksudmu?" tanya Nicholas
"Jangan terlalu terbawa perasaan. Nanti kita hanya akan saling menyakiti." Celine menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya dan mulai memejamkan matanya. Dia enggan untuk berbicara dengan suaminya. Karena dia tidak tahu harus menjawab apa nanti jika Nicholas bertanya padanya lagi dan lagi.
Tapi setidaknya dia merasa sedikit lega karena bisa mengatakan hal itu pada Nicholas. Anggap saja ini adalah peringatan untuk pria itu, jika dirinya tidak bisa dipermainkan begitu saja. Dia mempunyai hati untuk merasakan, telinga untuk mendengar dan mata untuk melihat. Tapi setelah tahu niat Nicholas, maka dia mencoba untuk menutup rapat itu semua. Untuk kali ini, dia akan bersikap seperti orang yang tidak berperasaan.
"Tapi, apa aku bisa?" batin Celine
Sedangkan Nicholas, masih tidak percaya dengan ucapan Celine padanya. Tidak melebihi batas yang seperti apa yang dia maksud? Mereka suami istri yang sah. Lalu, batas seperti apa yang ada dalam hubungan suatu pernikahan?
Apa wanita itu mulai menyukainya? Karena itu dia takut terbawa perasaan yang nantinya akan menyakiti hatinya.
Jika itu bener, kenapa harus menahan diri? Bukankah itu justru menyakitkan?
"Akh... Sial!!! Kenapa aku jadi perduli dengan apa yang wanita itu lakukan?" gerutu Nicholas dalam hati. Dia menatap Celine yang sudah terlelap di sofa, sedangkan dirinya masih belum bisa tidur karena memikirkan ucapan istrinya.
Nicholas membaringkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya, tapi ucapan Celine terus terngiang-ngiang di kepalanya. Hal itu membuat Nicholas frustasi. Dia menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Celine dengan posisi yang masih sama.
"Bisa-bisanya dia tidur dengan nyenyak setelah mengacaukan pikiran ku?" gerutu Nicholas. Dia menyandarkan punggungnya di headboard dan memejamkan matanya.
"Hati-hati Nick!! Nanti kau bisa kemakan omonganmu sendiri."
Nicholas membuka matanya saat teringat dengan ucapan Aiden. Dia menatap Celine dan memegang dadanya yang tiba-tiba berdetak kencang. Tidak mungkin jika dia mulai menyukai Celine, kan?
Memang awalnya dia menolak menikah dengan Celine , tapi alasan ibunya agar ada yang mengurusnya membuatnya berniat untuk mengerjai Celine dan menguji berapa lama wanita itu akan bertahan. Tapi perlahan hatinya mulai melunak. Apalagi setelah dia tahu yang terjadi pada Celine. Dan hal itu juga yang membuat Celine mau menikah dengannya. Dia jadi bertekad untuk membantu Celine agar setelahnya mereka bisa bercerai dan Celine tidak perlu menyia-nyiakan hidupnya dengan merawat pria cacat sepertinya.
Tapi setelah ciuman itu, dia kembali merasakan hal aneh dalam dirinya. Jantungnya berdetak kencang, seluruh tubuhnya bergetar hebat dan rasanya dia seperti terlahir kembali. Tapi, ucapan Celine barusan membuat hatinya berdenyut sakit. Kenapa wanita itu tiba-tiba berubah?
Nicholas menatap Celine dan menghela nafas panjang. "Apa harus seperti ini?" gumamnya. Dia kembali memejamkan matanya tapi ucapan Celine terus terngiang-ngiang di kepalanya. "Argh... Sial!! Aku tidak bisa tidur." Nicholas mengacak-acak rambutnya dan menatap Celine dengan nafas yang memburu, "Awas kau ya!! Tunggu hukumanmu, besok."