kisah seorang pemuda bernama BARKAH yang selamat dari kobaran api , ia melakukan perjalan spiritual ke pulau jawa. hal-hal diluar nalar pun di dapatnya setiap kali ia membantu orang yang datang kepadanya .
sempat dirancun oleh orang tak di kenalnya , untungnya, tangisan Diana membuatnya seakan hidup kembali ..
bagaimana kisah perjalanannya , simak terus tiap episode nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titik.tiga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
cukup lama aku tiduran dipangkuannya , kemudian terdengar suara orangtua mba diana dari luar . Akupun bangun lalu duduk.
" mba, aku keluar dulu ya, pengen ngerokok, gpp kan ..? " ucapku menoleh pada mba diana .
" yaudah sana-sana .. " jawabnya dengan wajah yang bete .
" uuuuhhh cayaaaang, makasih ya .. " jawabku sambil mencubit kedua pipi nya . Entah kenapa disaat itu aku merasa nyaman dengan kehadirannya, tingkahku seakan akan menjadikan mba diana layaknya pacarku sendiri .
Akupun berdiri kemudian berjalan kearah luar . Pa dana yang melihatku lalu bertanya . " mau kemana mas ?, udah malam loh .. Udah di dalam saja .." ucapnya dengan nada yang panik .
Aku pun mendekatinya kemudian berkata . " mau ngerokok sebentar pa, oh iya pa, boleh ngobrol sebentar .. " ucapku pada pa dana .
" oh gitu, yaudah ,, dimana..? " tanyanya ..
Akupun menunjuk pada salah satu warung yang tak jauh dari rumah yang kutempati sekarang . Pa dana pun mengiyakan kemudian kami pun berjalan ke warung tersebut.
warungnya cukup sepi, mungkin karena sudah malam . Hanya ada si bapa pemilik rumah yang sedang duduk .
" mau kopi apa mas ? " tanya pa dana.
" kopi item aja pa, ini uangnya pa .. " jawabku sambil menyodorkan uangnya .
Pa dana pun menjawab . " nda usah, pegang aja buat bekal kamu dijalan . " ..
Akupun memasukan kembali uang tersebut ke kantong celana.
pa dana akhirnya memesan 2 gelas kopi item . tak berselang lama, seorang anak menghampiriku sambil membawa 2 gelas kopi . aku melihat kearah jalan , ketika aku menoleh kearah anak tersebut aku dan anak tersebut kaget . " loh , ko disini ?? . " ucapku dengan heran .
anak tersebut kemudian berteriak memanggil bapanya . " paaaaakk , ini pa , yang ngasih isan uang buat ongkos pulang tadi siang .. " ucap anak tersebut mendekat kearah etalase .
Si bapa pemilik warung pun keluar , kemudian duduk disampingku , beliau berkata yang intinya berterima kasih .
pa dana yanh heran pun bertanya . " mas kenal ..? "
" kenal sih engga , jadi gini pa,, pas aku di jalan , ga sengaja liat dia jalan kaki, aku tanya mau kemana ,, terus di jawab mau pulang , karena ga ada ongkos jadinya jalan kaki .
yaudah aku kasih uang , sama minta tolong kang ojek buat anterin dia sampai rumahnya . " ucapku dengan polosnya .
anak tersebut kemudian masuk ke dalam, tak lama anak tersebut keluar kembali bersama ibunya . " itu bu ,, " ucapnya dari depan pintu . Ibu tersebut keluar sambil membawa sebuah piring berisi cemilan .
ibu tersebut pun berkata . " makasih ya mas sudah bantu anak saya , ini mas dimakan . " ..
" iya bu , ah kebetulan aja bu ketemu di jalan . " jawabku dengan polosnya . Disaat itu kami pun mengobrol banyak . karena malam semakin larut, aku dan pa dana pun pamit dan kembali masuk ke rumahnya mba nina .
Saat berjalan menuju rumahnya mba nina, pa dana berkata . " mas, sebetulnya mas mau ngomong apa ..? ' ..
" duh lupa ,, keasikan ngobrol sih .. Nanti aja deh pa di dalam .. " jawabku dengan polosnya .
akhirnya kamipun masuk ke rumahnya mba nina. Kulihat ibu dan kakaknya mba diana sedang tidur, sedangkan mba diana terlihat duduk sambil bersandar , seperti terbangun dari tidurnya .
" mas istirahat ya, bapa juga mau istirahat . " ucap pa dana kemudian mencari posisi untuk tidur.
" mba ko belum tidur ? " tanyaku .
" belum ngantuk .. " jawabnya dengan ketus .
akupun mendekat kearah mba diana , lalu duduk di sampingnya. ku genggam tangannya kemudian ku ajak untuk tidur , mba diana pun mengangguk, dan akhirnya kami pun tidur bareng yang lainnya .
jujur, disaat itu, entah kenapa aku dan mba diana seperti sudah kenal lama dan merasa sangat akrab , seperti sebuah keluarga. ayah dan ibunya seperti membiarkan aku berdekatan dengan anaknya itu .
secara perasaan , jujur aku merasa dagdigdug layaknya orang jatuh cinta, tapi ku perlakukan mba diana sebagaimana aku menyayangi adikku sendiri .
sambil terus menggenggam tangannya aku pun berucap dalam hati... " yaa allah, mun sakirana lain pi pamajikaneun mah, mending hapus we rasa ieu, abi alim mun saukur nganyeuri hatekeun batur mah . " ...