NovelToon NovelToon
Para-Human

Para-Human

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aldo Hu

Disclaimer: Novel ini berlatar belakang di benua Amerika, sehingga semua dialog sebenarnya diucapkan dalam bahasa Inggris. Namun untuk kepentingan pembaca, budaya komunikasi sebisa mungkin masih mengikuti budaya Indonesia. Mohon maaf apabila ada beberapa panggilan terkesan tak sopan pada karakter di novel ini.

Servo Barga adalah seorang Detektif yang hidup di Los Angeles. Namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya, dia justru memiliki kemampuan unik yang tak dimiliki para pengguna Sistem di dunianya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, dia harus bergerak di dua dunia, dunia mafia dan juga dunia Sistem. Bagaimana cara dia membagi waktu antar keduanya?

Novel ini merupakan Spin Off dari novel Author yang lain. hubungi author apabila ingin mengetahui kisah karakter lain yang muncul di novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldo Hu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Selene

Sesampainya di pasar malam, Merissa mengajak Servo menuju tenda si Orang Pintar yang dia datangi. Walau orang itu berpindah-pindah lokasi kerjanya, namun tendanya, Merissa merasa lega, ternyata masih sama dari yang dulu dia datangi.

Servo memperhatikan tenda berwarna ungu gelap itu. Di depan tenda bertuliskan "Selene the Clairvoyance" atau Peramal Selene. Terdapat dua tamu antri di depan tenda tersebut.

"Rencanamu apa, Serv?" tanya Merissa bingung. Sebenarnya pria itu tidak berencana melabrak sang peramal, dia hanya ingin negosiasi sedikit tentang "penunggu" yang diberikan si peramal pada Merissa.

"Nanti anda sebagai pendamping saja, Nona. Anggap saja saya yang ingin diramal" usul Servo sambil tersenyum licik. Tak lama, giliran mereka pun tiba. Servo masuk lebih dulu, lalu segera diikuti Merissa.

Penerangan dalam tenda tepat seperti yang dia ingat di memori Merissa, remang-remang karena hanya bermodalkan bola kristal di tengah meja, dimana dihadapannya duduklah si Peramal bercadar.

Si peramal mempersilakan mereka duduk hanya dengan tangannya menunjuk ke kursi di depannya. Lalu si peramal menengadah memandang Servo dan Merissa.

"Siapa diantara kalian yang ingin diramal...?" ucapnya dengan nada sayu. Servo menunjuk dirinya, namun sebelum si peramal mengatakan apa-apa. Servo sudah memotong pembicaraannya.

"Bolehkah saya negosiasi terhadap apa yang telah anda berikan ke wanita ini?" Selene si Peramal kembali menatap pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"A-apa maksud anda, tuan?" ucapnya dengan nada naik satu oktaf walau dia masih terlihat tenang. Servo mendekatkan dirinya ke bola kristal dan meminta Selene mendekat juga.

"Saya hanya ingin anda menukar penunggu di wanita ini, yang lebih tenang, wanita ini klienmu bukan? Lakukan perubahan itu atau aku menyelidiki masa lalumu...?" ancam Servo sambil memperlihatkan pendaran biru di tangannya, dia merasa yakin wanita dengan kekuatan batin di hadapannya juga dapat melihatnya.

Selene berkeringat dingin sambil menelan ludah sedikit. Dia tentu saja bisa melihat, bahkan tak hanya Servo memiliki kekuatan aneh tersebut. Dia lalu mengangguk paham akan permintaan pria itu. Maka Servo meminta Merissa bertukar kursi dengannya. Ketika wanita itu duduk, dengan cepat Selene menjentikkan jarinya ke arah Merissa, dan wanita itupun segera tertidur di meja.

Selene lalu berkomat-kamit, Servo melambaikan tangan ke arah sisi belakang Merissa. Terlihat makhluk sebelumnya tiba-tiba perlahan melenyapkan diri. Selene lalu mengeluarkan kertas tasbih dan memunculkan makhluk lain yang tampak seperti Gnome namun dengan wajah cerdik. Selene berbisik pada Gnome tersebut, makhluk itu mengangguk dan segera menghilang tepat setelah dihadapan Merissa.

"Sudah, itu saja kan?" ucap Selene ke Servo. Pria itu mengangguk.

"Bisakah kita ngobrol lain waktu? Aku rasa aku dapat membantumu melatih kekuatanmu itu?" tambah Selene. Servo berpikir sejenak.

"Baiklah, lain waktu. Aku akan mengantar wanita ini dulu" sahut Servo. Selene tampak senang.

Sekitar 30 menit kemudian, Servo sudah dalam perjalanan pulang ke kantornya. Merissa telah mentransfer sejumlah uang. Sedikit fakta soal pembayaran, pria itu tak pernah mematok harga tetap. Karena dia harus mempertimbangkan keadaan klien. Seperti Merissa, keadaan dia cukup sulit. Maka Servo hanya menarifnya 80 dolar untuk kasus ini. Terlebih dia sekarang mendapat banyak pengetahuan dan koneksi.

Ketika dia sudah hampir sampai, terlihat Sylvia menunggu di depan kantornya. Servo tersenyum melihat bocah labil namun pintar tersebut

"Hey Sylv! Udah lama?" sambutnya sambil memarkirkan motornya. Gadis itu hanya menggulir bola matanya lalu menunggu Servo membuka pintu kantornya. Pria itu berlari kecil menuju kantor dan membuka kunci pintunya.

"Gw disuruh ngamatin lo ketika gw senggang, Serv. Renata yang nyuruh, jadi....gak apa-apa kan setiap gw ga kuliah kesini?" ucap Sylvia sambil tersenyum smirk. Servo baru sadar gadis itu membawa ransel agak besar, pria itu bingung bukan kepalang dengan situasi ini.

1
Emma
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
AldoArt85: Makasih 😇👍
total 1 replies
Mưa buồn
Baru selesai baca, tapi kok aku merinding terus ya. ✨
Rock
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
AldoArt85: Updatenya skrg msh per 1 bab, nanti usahakan dua bab per hari 😅👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!