(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Tubuh atletis, gagah dan tegap itu di balut dengan setelan kemeja berwarna hitam. Arion semakin terlihat tampan, berkarismatik dan gagah dengan penampilan barunya. Di salah satu telinganya terpasang earpiece yang akan menjadi alat komunikasinya dengan para timnya.
"Kau sudah siap? Angela akan mengantarkanmu ke rumah Nona muda." Suara atasannya terdengar dari earpiece di telinga kanannya.
"Ya, Pak!" jawab Arion tegas dan lugas menggunakan bahasa Italia. Kedua kakinya segera mengayun keluar dari ruang ganti. Saat membuka pintu Angela sudah berdiri di sana.
"Wah! Kau sangat tampan sekali, Sersan." Angela tersenyum, menatap kagum pada pria gagah dan tampan itu. Andai saja pria yang ada di hadapannya ini belum menikah, mungkin dia akan jatuh cinta.
"Terima kasih, tapi aku tidak suka dengan pujianmu!" Arion menjawab datar, lalu berjalan melewati Angela.
Angela menatap punggung tegap Arion, "dia selalu saja begitu! Selalu keren maksudnya." Angel tersenyum simpul, lalu segera berjalan mengikuti Arion, dan menjajarkan langkah kakinya dengan pria tersebut.
Selama berjalan beriringan Arion tidak mengatakan sepatah kata apa pun. Kedua manik matanya begitu tajam mengawasi sekitar, hingga akhirnya mereka berdua sampai di depan kantor tersebut dan menaiki mobil, menuju kediaman keluarga William.
*
*
"Aku tidak membutuhkan bodyguard!" Luc menolak keras keputusan ayahnya. Dia tidak suka dengan bodyguard yang akan mengawasinya 24 jam, yang artinya ruang geraknya akan terbatas. Sumpah! Luc sangat membenci hal itu meski dia tahu nyawanya sekarang terancam.
"Penolakanmu tidak di terima. Ah ... mereka sudah datang!" Dom segera beranjak berdiri dari duduknya saat mendengar deru suara mobil memasuki halaman rumahnya.
Luc membuang nafas kasar seraya memutar kedua matanya dengan malas, kemudian bersedekap di dada.
"Luc, sayang. Kau harus menerima semua keputusan Daddy, karena semua ini demi kebaikanmu." Sang Mommy memberikan nasehat pada putrinya agar mau menerima segala keputusan dari Dom. Karena kejadian percobaan pembunuhan beberapa hari yang lalu membuat hatinya takut, cemas dan trauma. Ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi.
"Selamat bertugas, Sersan! Semoga kau betah dengan pekerjaan barumu." Angela tersenyum, tugasnya mengantarkan Arion telah selesai, ia harus segera kembali ke kantor karena masih ada banyak tugas yang menantinya.
"Terima kasih, Ela." Arion mengangguk seraya menatap Angela yang sudah masuk ke dalam mobil.
Ela?
Bukankah itu panggilan yang sangat manis dan imut? Ah ... Angel jadi tersipu mendengarnya, dia menjadi baper hanya dengan mendengar panggilan Arion yang berbeda dari yang lainnya. Padahal 'kan pria itu berkata datar dan tidak ada manis-manisnya tapi entah kenapa ia merasa spesial dengan panggilan itu.
Andai oh Andai Arion belum menikah, aku pasti akan mengungkapkan rasa kagum ini. Angela bermonolog di dalam hati.
Angela menggelengkan kepalanya berulang kali agar dia sadar, lalu tersenyum menatap Arion, "aku akan kembali lagi nanti malam, untuk mengantarkan barang-barangmu ke sini," ucap Angela.
"Wait! Apakah ..." ucapan Arion terhenti saat melihat Angela menganggukkan kepala.
"Yeah! Apakah kau tidak tahu tentang hal ini? Kau akan menjaga noda muda selama 24 jam, yang artinya kau harus berada di sini, tinggal di sini bersama nona muda yang menyebalkan, dan angkuh itu," balas Angela sembari terkekeh ketika melihat raut wajah Arion sangat terkejut.
"Nikmati profesi barumu, Tuan Arion." Angela melambaikan tangan seraya menginjak pedal gas mobil yang dia kendarai.
Arion menatap mobil patroli itu yang semakin menjauh dari pandangan. Dia tidak menyangka kalau akan tinggal di rumah mewah ini. Karena sebelumnya ia berpikir kalau dia akan menjaga 24 jam di luar rumah.
"Seharusnya aku menolak perkerjaan ini," gumam Arion mendesah kasar. Terlebih lagi rumah tangganya sedang berada di ujung tanduk, jika seperti ini maka rumah tangganya akan hancur karena dia tidak akan mempunyai waktu bersama dengan Vicky, dan putri tunggalnya.
Arion segera berdiri tegap ketika melihat sosok pria paruh baya keluar dari rumah mewah itu dan menghampirinya.
"Sersan Arion?" sapa Dom dengan ramah dan full senyum.
"Iya, Tuan ..."
"Panggil Dom saja agar lebih akrab," ucap Dom menjabat tangan Arion tanpa keraguan.
"Baik, Tuan Dom!" jawab Arion, tidak mau memanggil nama pria tersebut dengan nama saja, karena hal itu bisa melanggar SOP-nya.
Dom mengangguk, dan tidak memaksa pria itu. Lalu mempersilahkan Arion masuk ke dalam rumahnya untuk berkenalan dengan putrinya.
"Apakah kau sudah mencari tahu tentang putriku?" tanya Dom pada Arion yang ternyata masih gagah, tampan dan atletis meski usianya sudah tidak muda lagi.
"Sudah. Putrimu adalah wanita yang sangat hebat, di usianya yang masih muda sudah bisa memegang perusahaan kapal pesiar milik keluarga. Dan sekarang bekerja sama dengan pemerintah dalam mengerjakan mega proyek kapal pesiar milik pemerintah," jawab Arion memuji nona muda yang akan dia jaga.
Dom mengangguk tersenyum kagum, bukan kagum pada Arion melainkan kagum pada putrinya sendiri yang tampak hebat di mata Arion. "Karena mega proyek itu nyawa putriku dalam ancaman," ucap Dom pada Arion yang berjalan di sebelahnya. Hingga akhirnya mereka telah sampai di ruang tengah.
Arion bisa melihat dua wanita cantik berbeda generasi duduk bersebelahan di atas sofa mewah dan mahal di ruangan tersebut. Tatapan Arion berhenti pada wanita muda yang dia yakini adalah sang Nona Muda yang akan dia jaga.
"Luc, perkenalkan ini adalah Sersan Arion yang akan menjagamu selama 24 jam." Dom meminta pada putrinya untuk memperkenalkan diri pada Arion, tapi harapannya tidak sesuai dengan ekspetasinya. Putrinya itu malah melengos, bersikap angkuh dan sombong. Dom berpikir, mungkin Luc masih belum bisa menerima keputusannya.
Arion menatap dengan datar, dia tidak memusingkan dengan sikap nona muda itu. Yang terpenting dia menjaga nona muda dengan baik dan sesuai dengan aturan yang sudah di tetapkan.
Tidak boleh kontak fisik dengan nona muda.
Menjaga dengan jarak 2 meter.
Tidak boleh banyak bicara.
Dan, tidak boleh menyukai nona muda.
Beberapa point yang Arion baca dari berkas kontrak yang di berikan atasannya saat di kantor beberapa saat yang lalu.
"Apakah bodyguard-nya bisa diganti? Dia terlalu tua!" cibir Luc menatap tak suka pada Arion.
"Tidak!" Dom menjawab pertanyaan putrinya dengan tegas.
"Daddy, ayolah! Kau memberikan aku bodyguard tua seperti dirinya?! Bisa-bisa sekali tendang sama penjahat langsung mati!" balas Luc dengan nada sengit, menatap Arion yang masih saja terlihat datar dan tidak menunjukkan ekspresi lainnya.
Dia punya hati tidak sih? Kenapa dia datar-datar saja dan tidak menunjukkan rasa kesalnya padaku?
Apa jangan-jangan dia ini robot?
Luc, masih memperhatikan wajah Arion yang seperti dinding rumahnya, datar, dan keras.
"Jaga ucapanmu, Luc!" Dom memberikan ultimatum pada putrinya.
Luc memutar kedua matanya dengan malas, menanggapi perkataan ayahnya itu.
***
Like-nya ya bestie😘