GADIS KECIL SANG PRESIDEN

"Tidak, aku hanya akan menyapa. Anda dan Nona Chloe.....sepertinya kalian berdua hidup dengan rukun bukan?" tanya Ragib tersenyum tipis.

“Ragib, tidak sopan menanyakan kehidupan pernikahan orang lain,” kata Armando. “Kalau kamu penasaran, sebaiknya kamu menikah agar tahu bagaimana kehidupan pernikahan.”

“Jangan bersikap terlalu dingin.” Ragib mencondongkan tubuh mendekat ke wajah Armando. “Coba ku lihat apa yang tersembunyi di wajah seorang Presiden Armando yang membuat semua perempuan terobsesi.”

Disaat bersamaan, tiba-tiba John membuka pintu kantor dan berkata, "Presiden, Nyonya Muda ada di sini---" dia langsung terdiam melihat adegan didalam ruangan itu. Sedangkan kedua pria yang berada didalam pun berhenti sejenak! Chloe memperhatikan seorang pria dan wajah Armando, sepertinya....

Dengan jarak dan postur seperti ini, siapapun yang melihat pasti berpikiran tentang sebuah adegan. Chloe telah membaca novel cinta dan pengalaman bertahun-tahun dalam menonton serial TV, 'Mereka pasti berciuman,' pikirnya.

John juga tercengang. ".........."

Chloe mundur dengan cepat dengan kotak makan siang di tangannya. "Maaf, maaf. Silakan lanjutkan. Aku bisa menunggu di luar!" Setelah mengatakan itu, dia segera keluar dan bersandar di kursi yang ada diluar sambil terengah-engah. Satu tangannya menepuk-nepuk dadanya. Dia benar-benar terkejut!

Malam itu, kata-kata Armando masih terngiang di benaknya, "Aku tidur denganmu dua kali dan mengadakan pesta pernikahan. Orientasi seksualku seharusnya sudah jelas bagimu!"

"Armando! Bajingan itu! Dia bahkan berbohong padaku....." Chloe mengertakkan gigi, senyumnya terlihat garang, dan matanya penuh amarah. Dia merasa ditipu, dan dia tidak bisa menerimanya. Chloe merasa sangat marah dan menghentakkan kakinya dilantai melampiaskan kekesalannya.

Di dalam kantor Armando bersandar di kursi kantor luas yang dapat diputar 360 derajat dan berkata kepada Ragib, "Baiklah, kamu boleh pergi."

Sebagai orang nomor satu di Caesar Group, hanya sedikit orang yang bisa berbicara dengannya dengan tidak bermoral, tapi Ragib adalah seorang teman. Dia termasuk dalam pengecualian, Ragib selalu berbicara sesuka hatinya pada Armando, karena dia sudah mengenal karakter pria itu sejak lama.

Ragib kembali menatap Chloe yang bergegas keluar, memperlihatkan gigi putihnya yang mengkilat dan berkata, "Oke, aku akan memberimu kalian berdua waktu untuk bersenang-senang. Jangan lupakan saranku." Ragib berkata sambil mengambil jaketnya dan berjalan keluar kantor.

Mendengar ini, Chloe berpikir, 'Ragib?' Mungkinkah mengenai rumor yang beredar di media, Ragib adalah selingkuhan Armando? Apakah dia pasangan Armando?

"Nona Chloe," suara Ragib terdengar dari belakang. "Ada apa? Bukankah kamu membawa kotak bekal untuk mengirimkan makan siang cinta kepada Presiden Armando?"

Chloe tersenyum lebar dan berbalik, "Oh, aku baik-baik saja, aku hanya datang untuk melihat-lihat." kedua matanya menatap pria itu, lalu dia teringat bahwa dia pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya. 'Tunggu, bukankah ini pria yang datang ke pernikahanku dengan Armando?' dia merenung.

"Oh, kamu harus melihat-lihat dengan baik-baik." Ragib berkata, "Terakhir kali kita bertemu, aku memberimu dan Armando sebuah amplop merah. Aku tidak menyangka dia akan memintaku untuk memberimu uang. Aku memberikanmu! Banyak uang, kalian harus berterima kasih padaku!"

Chloe tersenyum. "............" didalam hatinya dia mengumpat. 'Ya kau benar. Seperti itulah jadinya seorang simpanan Kamu kehilangan banyak uang!'

Armando memandang Chloe yang masuk dengan kepala tertunduk. Dia tidak mengerti mengapa istri kecilnya itu menghindari kontak mata. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

Chloe melirik ke samping dan berkata, "Tidak...tidak apa-apa, aku hanya datang untuk membawakanmu makan siang cinta."

'Ngomong-ngomong, sebaiknya aku pelajari kondisinya, aku tidak menyangka akan melihat hal sebesar itu! Armando, kamu memang gay. Kamu hanya perlu tidur di tempat!'

"Makan siang?" Armando melihat kotak bekal di tangannya, "Bukankah Bucky memberitahumu bahwa kamu tidak perlu memasak?"

“Kubilang…..Aku bersikeras untuk mengirimkannya.” jawab Chloe.

Mata Armando menjadi gelap. ‘Apakah Bucky ingin wanita ini memasak untuknya dan meracuninya sampai mati?’

Chloe bereaksi setelah melihat ekspresi wajah Armando dan langsung berkata, "Makanan hari ini berbeda dari sebelumnya. Aku sudah memakannya terlebih dahulu dan makanannya sudah benar-benar matang."

Hari ini dia mengenakan gaun bermotif bunga yang halus dan elegan dengan garis-garis yang elegan, menggambarkan sosoknya yang indah dengan tajam dan jelas.

Sepasang kaki ramping berwarna putih di bawah rok lurus yang berbentuk seperti pensil. Kulitnya yang tipis dan lembut sepertinya mampu mengeluarkan air dengan sedikit......

Gadis kecil ini cantik dan murni. Kehadirannya cukup mampu untuk membangkitkan hasrat pria. Apalagi saat ia memegang kotak bekal sambildengan berpenampilan seperti seorang menantu yang penurut, Armando tak mau makan apa pun kecuali dia.....

Meskipun seringkali, Armando bukanlah orang yang tidak menunjukkan emosi. Dia memandangnya sebentar dan berkata. “Letakkan kotak makan siangnya diatas meja itu. Kamu harus kembali dulu. Aku masih banyak pekerjaan hari ini.”

"Oh, luangkan waktumu." Chloe segera meletakkan kotak makan siangnya.

Saat Armando melihat ke belakang, dia mencurigai tujuan kedatangannya. Ketika Chloe berjalan ke pintu, dia berbalik dan berkata dengan malu-malu. “Ngomong-ngomong, ingatlah untuk makan dan melihat makanan ini.”

Armando tidak berkata apa-apa. Hanya mengerutkan kedua alisnya, dia merasa sungguh curiga dengan kehadiran Chloe yang tiba-tiba saja mengantarkan makanan untuknya. Apa sebenarnya tujuan istri kecilnya ini?

“Tidak apa-apa. Aku akan pulang dulu.” Chloe melangkah dan keluar. Setelah menutup pintu, Chloe pun melangkah mantap meninggalkan gedung perusahaan itu dengan senyum manis diwajahnya. Namun tidak ada yang tahu, bahwa didalam hatinya berbagai macam perasaan dan pikiran berkecamuk.

Armando melihat ke arah kepergian Chloe dan bertanya pada John di sebelahnya. "Apa yang dia lakukan di sini?"

John melihat kotak makan siang yang ditinggalkan Chloe dan berkata, "Presiden, bukankah Nyonya Muda datang untuk membawakan Anda makanan cinta?"

Armando melihat ke kotak makan siang dan mengusap alisnya dengan sedih. "Benarkah?"

John berkata, "Saya tidak menyangka Nyonya Muda begitu berbudi luhur dalam memasak."

 "Berbudi luhur?" Armando memikirkan 'zat berwarna hitam' yang dihidangkan Chloe malam itu....Dia mengerutkan kening lebih dalam. ‘Apakah istri kecilnya itu memasak makanan berwarna hitam lagi untuknya?’ batinnya bertanya.

"Presiden?" panggil John membuyarkan lamunan Armando.

"Apakah kamu menemukan sesuatu tentang apa yang aku minta kamu selidiki kemarin?" Armando mengangkat kepalanya.

“Apakah itu mengenai penyelidikan tentang tujuan Tuan Tua menghubungi Nyonya Muda?” kata John. “Konon setelah melihat akta nikahmu dengan Nyonya Muda, Tuan Tua jadi curiga. Akhir-akhir ini, Tuan Tua sepertinya datang ke Kota Z untuk bertemu dengan beberapa direktur dan teman-teman kaya. Orang yang bicara pada Nyonya Muda hari itu kemungkinan besar adalah Tuan Tua sendiri.”