NovelToon NovelToon
Dikira Cupu Ternyata Suhu

Dikira Cupu Ternyata Suhu

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Hafizoh

(Identitas Tersembunyi) Inarah yang biasa di sapa Nara sudah dari dulu tak mengikuti jejak sang kakak dan sang adik yang masuk pondok pesantren, Nara memilih sekolah di SMA milik sang kakek.

Tak ada yang tau bahwa Nara adalah cucu dari pemilik SMA karena Nara memang tak menyombongkan diri, bahkan Nara yang penampilannya seperti anak pesantren justru menjadi hinaan oleh teman-teman sekolahnya dan jadi korban bullying.

Tapi itu hanya sesaat, ketika Nara sudah lelah berpura-pura menjadi lemah kini taring yang selama ini di sembunyikannya pun keluar juga bahkan membuat para bullying jadi ketakutan.

Ikuti ceritanya Nara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Assalamualaikum, Umi cantik, Abi tampan. Hari ini siapa mau ambil rapot Nara?" tanya Nara dengan raut wajah bahagia, tak sabar melihat hasil rapotnya di tambah libur sudah di depan mata

Nara akan liburan bersama kedua orang tuanya, sang kakek dan sang nenek serta kedua saudaranya yang besok baru pulang dari pesantren, Nara dan kedua orang tuanya yang akan menjemput kedua saudaranya.

"Abi yang akan ambil rapot Nara" jawab Erisa yang tengah menata makanan untuk sarapan pagi ini

"Di tunggu ya Abiku sayang" kata Nara tersenyum

"Siap tuan putri"

Selesai sarapan Nara pamit pada kedua orang tuanya ingin berangkat sekolah, tak lupa mencium punggung keduanya secara bergantian dengan takzim, Mang Udin sudah siap di dalam mobil menunggunya.

"Haii, Erika" sapa Nara setelah tiba di sekolah bertemu dengan Erika di depan gerbang sekolah

"Haii, Nara. Aku deg-degan loh, sampai gak sarapan"

"Apa yang bikin kamu sampai deg-degan begitu?" tanya Nara

"Aku ini loh kepikiran dapat peringkat gak ya? Soalnya aku takut beasiswa ku hilang kalo gak dapat peringkat, apalagi saingan aku itu kamu sama Beni"

"Banyak-banyakin doa aja, semoga dapat peringkat jadi jangan pesimis dulu" kata Nara berusaha membuat Erika tenang

"Haii Sister" sapa Beni dan Adi secara bersamaan yang baru datang

Nara dan Erika tersenyum, pagi ini suasana begitu sejuk karena mendung namun hujan tak kunjung turun. Angin bertiup dengan dingin yang menusuk ke kulit, tapi semua itu tak berpengaruh.

Pada sebagian orang yang tengah terbawa suasana, kecuali Putri. Di dalam kelas Putri sudah sakit saja, tampak pucat pasi, mual muntah dan berkeringat dingin, di samping Putri ada Dinda tengah memijit tengkuknya.

"Kalau sakit ke UKS aja, Put" kata Erika prihatin

"Gak akh, baunya gak enak. Mau disini aja, meski sama bau juga" sahut Putri dengan suara serak

"Perasaan loe sakit udah lama banget, Put. Memangnya gak loe bawa periksa, takutnya ada penyakit berbahaya apalagi loe sakit udah lama banget"

Putri menggeleng pelan, lalu menjelaskan bahwa dirinya tak mau periksa ke dokter kalau tidak kedua orang tuanya yang mengantar, namun kedua orang tuanya sibuk sehingga sampai detik ini belum periksa.

Kalo sudah membahas orang tua, hati Putri rasanya sakit. Dari segi materi dirinya berkecukupan namun dari segi perhatian dirinya begitu kekurangan, apalagi selama ini hanya tinggal dengan para pekerjanya.

"Terus nanti yang ambil rapot kamu siapa?" tanya Nara akhirnya membuka suara

"Apaan sih kalian ini banyak tanya, coba ngertiin orang sakit itu butuh ketenangan. Ini malah sibuk di tanya-tanyain" bentak Putri

Hingga berhasil membuat Erika dan Nara terdiam, Adi cekikikan melihat wajah polos kedua temannya yang habis di bentak Putri, karena tak ingin memperpanjang masalah Erika dan Nara pun berlalu dari hadapan Putri.

"Tanya terus kayak wartawan" kata Adi mengejek, membuat Erika dan Nara terkekeh geli

"Kan niatnya buat peduli, meski musuh bebuyutan tetap saja teman satu kelas" kata Erika

Nara dan teman-temannya membahas hal lain di dalam kelasnya, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00, halaman sekolah sudah mulai di penuhi wali murid yang datang untuk mengambil rapot anak masing-masing.

Seluruh murid duduk di luar kelas karena pembagian rapot di dalam kelas, para wali murid juga mulai masuk ke kelas anak mereka masing-masing, Abinya Nara menjadi pusat perhatian ibu-ibu dan bapak-bapak.

"Masyaallah Pak Ustad" sapa Bapak-bapak yang berdiri di samping pintu

"Assalamualaikum, apa kabar?" tanya Rendi sembari bersalaman

Rendi yang pernah kena penyakit liver jadi berubah dan bertobat serta belajar di pondok pesantren untuk memperdalam ilmu agamanya setelah anak pertamanya lahir, Rendi pikir hidupnya sudah di ujung tanduk.

Makanya memanfaatkan sisa usianya untuk hal yang lebih baik dan memikirkan akhirat tapi ternyata dengan doa yang tulus dari sang istri, Rendi bisa sembuh total dan bisa melihat anak-anak yang sudah pada besar.

"Walaikumsalam, Alhamdulillah baik. Ustad kapan mengisi khutbah lagi di masjid kampung kami?"

"Insyaallah kalau ada waktu" jawab Rendi dengan ramah

Selang berapa menit Pak Irwan wali kelas X.IPA.1 masuk ke dalam kelas yang sudah di penuhi para wali murid, Pak Irwan mengucap salam dan di jawab oleh para wali murid serta anak muridnya yang berada di luar kelas.

Anak muridnya yang berada di luar dengan tenang dan penasaran ingin mendengar apa yang akan di sampaikan Pak Irwan saat ini, panjang lebar Pak Irwan berbicara di depan seluruh wali murid kelas X.IPA.1.

"Saya akan membagikan rapot sesuai urutan absen saja dan bisa langsung pulang dengan hati-hati" kata Pak Irwan setelah selesai menyampaikan ucapan panjang tadi lalu Pak Irwan membagikan rapot anak muridnya, setelah selesai Nara langsung menghampiri abinya

"Alhamdulillah, nak. Peringkat satu nilainya luar biasa, selamat ya" kata Rendi sembari mengelus kepala sang anak

"Alhamdulillah, Bi"

"Teman-teman kamu mana?" tanya Rendi

"Temani Nara nyari mereka yuk, Bi" ajak Nara

Rendi mengangguk

Keduanya berjalan beriringan mencari keberadaan teman-temannya Nara. Dari kejauhan Nara melihat teman-temannya tertawa bahagia, bahkan Beni menggendong Adi saking bahagianya.

"Assalamualaikum" ucap Rendi

Beni dan Adi langsung menyalami abinya Nara, tidak dengan Erika yang sudah paham tentang mahram. Bahkan Erika hanya mengatupkan kedua tangannya di depan dada, begitu juga Abinya Nara.

"Gimana?" tanya Nara pada teman-temannya

"Alhamdulillah, aku peringkat tiga jadi beasiswaku gak hilang. Kalau aku kehilangan beasiswaku, bakal pusing orang tuaku nyari duit buat biaya sekolah ku. Terima kasih ya Nara, Ini berkat belajar sama kamu" kata Erika lalu memeluk sahabatnya

"Itu sudah rezeki mu, aku hanya perantara saja"

"Aku peringkat empat, Beni peringkat dua" kata Adi

Nara dan teman-temannya tak menyangka akan masuk lima besar, Erika terus mengucap syukur dan sangat bahagia karena beasiswanya tak hilang, tak di sangka usaha mereka ternyata tak ada yang sia-sia.

"Gue nyesel satu kelas dengan loe, Nara" bentak Putri tiba-tiba pada Nara membuat Nara dan teman-temannya terdiam heran dengan Putri

"Kenapa sih gue harus satu kelas dengan loe" lanjut Putri sembari sesenggukan dengan mata merah dan sembab karena habis menangis

"Kamu gak bisa nyalahin anak saya, anak saya juga berusaha untuk belajar sama kayak kamu tapi hasilnya sesuai dengan usaha itu sendiri" kata Rendi dengan ramah

"CK"

Putri berlalu dari hadapan Nara dan teman-temannya sembari menghentakkan kakinya.

1
" sarmila"
Luar biasa
Tamirah
balas dendam mah gak kenal dosa neng
Tamirah
namanya aja cerita novel walau dibully tetap sabarr luar biasa .
kalau di dunia nyata ya langsung sdh ambil tindakan berurusan dgn pihak yang berwajib.
Tamirah
Emang dibuat sedemikian rupa ceritanya sama author tdk ada perlawanan biar yg baca semakin penasaran toh nnt diakhir cerita happy ending
Debbie Teguh
bukannya ketos sblm beni itu davin ya?
Debbie Teguh
apa gak dosa ya rencana kerjain org kayak gt?
Debbie Teguh
parah bullying
bunda
Luar biasa
ngabdul salah
Lumayan
Asma Mohd Arsyad
cerita bodoh malas mau baca
Imang Tiah
Luar biasa
Mom's Putrhy Liontin
Gak lnjut ku bcanya bikin emosi aja ,
Mom's Putrhy Liontin
kok aku emosi sndri ya bcanya ,, nara nya ini ingin ku cekek aja seklian , biar na tau Klau udah mau mati di bilng sulap
zian al abasy
Luar biasa
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): terima kasih bintangnya
total 1 replies
Alfiyah Hasna
jd emosi sendr baca nya,LBH baik berhenti di sini baca nya dr pada darah tinggi naik
Alfiyah Hasna
BKN wanita kuat judul nya tp wanita bodoh,dah hampir mati jg masih
Alfiyah Hasna
jgn terlalu lembek donk,JD gerged JD nya
Nur Lela
luar biasa
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): terima kasih bintangnya
total 1 replies
Darti Darti
😍😍😍
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): iya 😉😉
total 1 replies
Madun Haikal
Luar biasa
Marisa Hafizoh (hafizoh_17): terima kasih bintangnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!