NovelToon NovelToon
Become The Duke'S Adopted Daughter

Become The Duke'S Adopted Daughter

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:74.3k
Nilai: 5
Nama Author: Atiiqah Alysia Hudzaifah

Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.

Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.

Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana

Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?

Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?

Semua keanehan ini..

Tidak masuk akal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18 | Diremehkan lagi?!

Yahh setelah melewati rentetan pertanyaan dari sang duke tercintah, akhirnya Lidya mendapatkan izin untuk keluar dari kediaman. Dengan syarat mendapat sedikit penjagaan darinya. Contohnya kereta yang dinaikinya saat ini dijaga oleh 6 kesatria Yang menunggangi kuda. Diantaranya, 2 sword master tingkat 5 berada di depan, 2 lagi berada di kanan dan kiri kereta, lalu 2 Archer berada di paling belakang.

Padahal Lidya hanya ingin membeli gaun, bukan berperang.

Inilah sedikit yang dikatakan duke, tetapi berlebihan menurut kita. Tidak masuk akal bukan?

Tetapi jangan kaget dulu, karena sebelumnya duke ingin mengirimkan 2 penyihir tingkat tinggi untuk menjagaku dan tentu saja kutolak mentah-mentah dengan ancaman..

"segini saja, atau tidak sama sekali."

Dan dengan terpaksa duke hanya mengirimkan ini.

Ya, tentu,

hanya ini~

Keep smile guyss..

Lidya menyangga kepalanya sembari melihat keluar jendela kereta yang dinaikinya. Semua bangunan yang ada disini terlihat sangat asing dimatanya. Bangunan ini bukan ketinggalan zaman, hanya bentuknya yang mungkin sangat khas diera- 80an.

Terlebih pakaian yang digunakan terlihat sangat menyusahkan. Kenapa mereka tidak menggunakan kaos oblong dan celana jeans panjang saja, pakaian ini jauh lebih nyaman dipakai ketimbang gaun panjang yang penuh aksesoris itu. Uh melihatnya saja sudah sesak.

Tak terasa kini mereka sudah sampai ditoko pakaian yang disarankan oleh Meylin. Dari yang kudengar, G'ladies shop sangat terkenal dikalangan para bangsawan. Akhir-akhir ini para nona dari bangsawan muda selalu membahas toko dan gaun rancangan desainer ini.

Aku cukup penasaran baju seperti apa yang disukai orang zaman ini.

Ketika Lidya turun dari kereta kuda, semua pasang mata secara otomatis mengarah padanya. Berbagai macam pandangan tertangkap diindra pengelihat miliknya. Tatapan sinis, bingung, mengejek, kagum dan masih banyak lagi. Tetapi tentunya, Lidya hanya berjalan mengabaikan semua itu.

KRIETT

Ketika memasuki toko itupun semua mata masih mengarah padanya. Tidak lama kemudian, datanglah pelayan toko yang agak terlihat sedikit terpaksa.

Lidya menajamkan pandangannya ketika melihat mata dari orang didepannya ini. Tatapan macam apa itu!! Apakah masuk akal bila pelayan toko menatap sinis pelanggan'nya.

Pelayan itu terlihat jelas mendatanginya secara malas. Dia memutar matanya lalu berdecak "Ck selamat datang di G'ladies shop. Apa yang anda butuhkan." Ucapnya terdengar malas namun juga ketus.

Lidya menggertakkan giginya. Apa-apaan orang ini, sangat tidak sopan!

"Apa menurutmu aku kemari untuk makan? Tentu saja aku berniat membeli gaun." Ketus Lidya tidak terima.

Pelayan itu kembali memutar bola matanya malas "ya saya tentu tahu.. yang saya tanyakan adalah kenapa anda datang ketoko kami. Toko kami tidak menerima sembarang pelanggan seperti anda. Toko kami sangat dikhususkan untuk para nona muda karena harganya yang sangat mahal dan kualitasnya yang tinggi."

"Lalu kau pikir siapa aku?

"Tanpa saya jawab 'pun Anda pasti paham maksud saya."

Sialan!

Pelayanan macam apa ini astaga. Bahkan kata-katanya langsung memojokkanku tanpa diperhalus seakan dari awal dia ingin menunjukkan bahwa aku tidak diterima disini. Dia meremehkanku didepan para pelanggan lainnya!

Ini keterlaluan! Seumur hidup, inilah kali pertama dan harus terakhir kalinya aku diperlakukan seperti ini.

Pelayan itu tertawa remeh, dia menatap rendah Lidya yang lebih pendek darinya "ayolah nona, semua orang yang ada disini bahkan sudah tau tentang anda. Anda itu bukanlah darah asli seorang bangsawan. Hanya sebagai anak angkat jangan terlalu menganggap tinggi diri anda." Ujarnya dengan nada mengejek.

Meylin yang sedari tadi sudah menahan kesabarannya pun ingin balas menghajarnya, namun segera ditahan oleh Lidya.

"Kau..!"

"Mey." Lidya melirik Meylin untuk diam. Walau tidak rela, tetapi Meylin tetap menurut dan menahan umpatan yang sedari tadi ingin keluar dari sarang mulutnya. Lihat saja mulutnya yang terlihat misuh-misuh itu.

Seakan teringat sesuatu, Meylin segera berujar cepat "Saya akan memanggil para kesatria untuk kemari, nona tunggu disini." Belum sempat dia pergi, sekali lagi Lidya menahannya.

"Tidak perlu. Biar aku yang mengurus ini. Hanya sebentar." Meylin nampak tidak setuju, tapi memilih untuk tetap diam dengan matanya yang menatap sinis pelayan toko itu.

Lalu pandangan Lidya di'edarkan untuk melihat para pengunjung toko ini. Ya, seperti dugannya mereka sedang menertawakannya dibalik kipas dan jangan lupakan pandangan merendahkan yang ditunjukan untuknya.

Apa pelayan ini sama sekali tidak mengindahkan ancaman Duke kemarin? Oh! Atau dia merasa terlindungi karena banyak Dukungan dari para bangsawan. Secara kan.. Relasinya banyak.

Lidya menatap sekali lagi orang didepannya. Menatap lamat orang tersebut lalu tersenyum miring.

Pandangannya melihat kearah penjaga toko itu dari atas sampai kebawah, lalu menatap tepat dimatanya.

"Ckckck hanya seorang pelayan saja berani kurang ajar padaku." Hardiknya menohok.

Pelayan toko itu melotot tidak terima, namun belum sempat membalas, ucapannya segera dipotong Lidya kembali.

"Kalian lihat pelayan ini, dengan statusnya yang masih rakyat jelata dan berkerja sebagai pelayan toko, berani sekali dia merendahkan anak yang berstatus putri duke."

Lidya maju mendekat, mengelus pelan baju yang dipakai pelayan itu lalu menarik kerahnya sehingga membuat pelayan itu menunduk lantaran tinggi Lidya yang lebih pendek darinya.

"Apa kau pernah belajar dasar-dasar dalam melayani pelanggan? Kurasa tidak. Karena itu, biar kuberitahu hukum melayani seorang pelanggan. Pertama, seorang pembisnis harus melayani pelanggannya dengan baik. Kedua, dalam hukum berbisnis, pelanggan adalah raja. Ketiga, bagi para pembisnis setiap pelanggan itu derajatnya sama, tidak ada yang membedakan. Keempat yang paling penting, harus bersikap sopan dan beretika didepan para pelanggan agar pelanggan nyaman berada ditoko milikmu."

Lidya mendorong jari kirinya nya dipundak si pelayan hingga bahu pelayan itu terdorong "Sedangkan dirimu, ketika pelanggan datang pun sambutan yang diberikan sangatlah buruk, pelayanan yang sangat tidak baik, merendahkan si pelanggan karena asal usulnya, dan membanding-bandingkannya dengan pelanggan lain. Bahkan kau telah membuat beberapa pelanggan disini tidak nyaman atas sikapmu itu."

"Jangan karena merasa toko milikmu sukses dan terkenal kau jadi besar kepala. Ingat ini," Lidya mendekatkan wajahnya pada kuping pelayang toko itu. "Tanpa seorang pelanggan, sebuah toko, usaha begitupun yang lainnya tidak akan berkembang, begitu juga dengan toko milikmu. Toko milikmu bisa sebesar ini karena adanya seorang pelanggan yang datang. Lalu apa bedanya dengan pelanggan lain walau status atau asal-usulnya buruk datang ketokomu, bukankah itu tidak akan merugikan, justru menguntungkan? Karena niatnya ingin membeli barang daganganmu. Lantas kenapa sikapmu seperti itu." Tanyanya penuh amarah.

"Karena itu, sebelum berbuat sesuatu pikirkan dulu apa akibatnya." Lidya kembali menjauhkan kepalanya masih dengan menatap tajam orang didepannya.

"Bahkan jika kau lupa, hanya dengan kekuasaan ayahku saja aku bisa dengan mudah menghancurkan toko ini. Kau punya bangsawan untuk melindungimu? Maka aku punya ayahku untuk menghancurkanmu."

Lidya menatap angkuh semua manusia disini lalu menatap rendah pelayan di depannya yang sialnya lebih tinggi dari tubuh kecilnya.

"Kau tidak ingin aku berada di toko ini, bukan?" Tanya Lidya lantas menepuk pelan namun bertenaga ke pundak pelayan itu "tenang saja, mulai sekarang dan selamanya, anak ini, putri dari Alverd Alexio de Velvord tidak akan menginjakkan kakinya disini. Sampai kapanpun."

Lidya berbalik dan tersenyum mengejek "Soo... Jangan menyesal ya... Kau sudah kehilangan salah satu pelanggan tetap mu selama ini" ejeknya lalu melangkah keluar. Namun belum sempat Lidya keluar, ia menghentikan langkahnya.

"Dan biar kuberitahu, sampai kapanpun tidak akan ada lagi orang dari kediaman Velvord yang akan menginjakkan kakinya disini. Camkan itu." Titahnya mutlak lalu keluar dari tempat terkutuk itu.

Mereka yang ada disana hanya terdiam tidak menyangka atas apa yang terjadi barusan. Terlebih si pelayan toko tadi, dia tidak menyangka akan jadi seperti ini. Semua berjalan begitu cepat tanpa sempat membiarkan nya berfikir.

Memang benar, berani berbuat berani bertanggung jawab.

Tetapi ia masih mencoba menepis pemikirannya itu. Benar juga, memangnya siapa anak itu. Dia hanyalah bocah 13 tahun yang diangkat oleh duke besar. Memangnya kenapa kalau tidak ada yang datang kesini, lagipula pelanggannya bukan cuma dari kediaman Velvord. Pikirnya mulai menenangkan diri.

Dia 'pun sama sekali tidak berniat untuk mengabari 'pemilik butik' ini. Menurut nya ini hanyalah masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan.

Lalu semuanya berjalan seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa. Walau masih banyak bangsawan yang membicarakan hal tersebut yang menjadi buah bibir mereka.

*****

Para kesatria yang menunggu diluar pun kebingungan ketika melihat nona mereka berjalan keluar.

Kenapa cepat sekali, pikir mereka.

Dan salah satu dari mereka mungkin menyadari sesuatu dari ucapan misuh-misuh Meylin

"Apa-apaan orang itu, sangat tidak sopan!"

"Berani sekali dia memperlakukan nona seperti itu. Kenapa nona menahan saya tadi, padahal tangan saya sudah gatal ingin memukulnya." Ucap Meylin menggebu-gebu.

Lidya hanya tersenyum untuk membalas setiap perkataan Meylin. Dirinya terlalu lelah berbicara, baru pagi saja energinya sudah dihabiskan untuk berdebat.

"Saya menyesal membawa nona ke toko ini. Kupikir nona akan nyaman jika berada disini, rupanya tidak. Aisshhh"

"Tidak perlu terlalu dipikirkan, lagipula itu sudah lewat. Sekarang kemana aku harus mencari sebuah gaun. Ini lebih penting dibandingkan membahas pelayan tadi."

"Ah iya, nona benar. "

Diam-diam para kesatria yang sudah memahami situasi, saling melirik lalu mengangguk. Satu dari mereka lalu pergi entah kemana meninggalkan Lidya dibawah pengawasan temannya yang lain.

Lalu suasana kembali hening, Meylin diam memikirkan sesuatu sedangkan Lidya? Memang tidak berniat memulai percakapan.

"Oh iya, benar juga!"

Lidya menoleh cepat dan memasang wajah bertanya kearah Meylin.

"Nona, bagaimana kalau kita ke toko yang akan saya beritahu ini. Toko ini memang tidak terkenal tetapi saya yakin toko ini semakin lama akan semakin populer! Karena itu sebaiknya kita pergi kesana sekarang nona!" Matanya terlihat bersemangat mengenal'kan nya. Entah benar atau tidak, ini bahkan jauh lebih bersemangat dari ketika Meylin mengenalkan toko sialan sebelum nya.

"Kau yakin? Apa pelayanannya akan sama?" Tanyaku ragu.

"Tenang saja nona, justru kesalahan saya karena tidak langsung membawa nona ke toko itu. Jadi anda bisa mempercayakan itu pada saya kali ini." Ujar Meylin yakin.

Meski sempat ragu, namun ketika melihat sorot mata tegas milik Mey membuatnya yakin, bahwa yang dikatakan Mey sekarang bisa dipercaya. Dan pada akhirnya Lidya memutuskan untuk mengikuti sarannya lagi kali ini.

"Baiklah, aku akan mempercayaimu lagi. Namun bila salah, kau harus menerima hukumannya." Ujarku tegas.

"Tentu nona, saya yakin dan saya tidak akan mengecewakan anda kali ini."

Lidya mengangguk puas, lalu fokusnya teralihkan kepada para kesatria yang masih memandangnya ragu seolah menunggu perintah. 

Lidya tanpa sadar mendengus. Kalau tau akan seperti itu lebih baik dia bawa saja salah satu dari mereka ikut bersamanya. Kesalahan nya yang menyuruh mereka menunggu disini. Tapi tak apa, yang terjadi tadi masih dalam batas wajar menurutnya.

"Aku berniat mengganti tujuan butik kita. Untuk tempatnya, Meylin yang akan mengarahkannya."

"Baik, nona!"

Namun, Lidya menyadari ada hal yang ingin mereka tanyakan namun ragu untuk melakukan nya.

"Ada apa?"

Meski terlihat ragu, salah satu dari mereka akhirnya bertanya

"Kalau boleh tau, kenapa lady memutuskan untuk pindah? Bukankah butik ini adalah salah satu butik terbaik di kerajaan?"

Mereka mengangguk menyetujui

Lidya menghela nafas, dia melirik Meylin yang kembali terlihat kesal. Lidya lalu menyuruh Meylin untuk pergi dulu memberitahu kusir tujuan selanjutnya.

"Tidak ada alasan khusus, intinya aku hanya tidak diterima baik disana."

Bola mata mereka melebar, terutama para Archer/Pemanah yang sebelumnya duduk santai langsung bangkit mendengar nya.

"Maksud lady, anda dipermalukan disana? Itu tidak bisa dibiarkan! Biarkan kami.."

"---Tidak perlu dipikirkan, itu sudah lewat. Sekarang jalankan saja yang ada didepan. Lagipula aku sudah membalas mereka." Potongku bosan mendengarnya.

"Tapi nona-"

"Hentikan! Tidak perlu memperpanjang'nya! Dan satu lagi, ini bukan kesalahan kalian. Aku yang meminta kalian tetap disini dan begitulah hasilnya. Jadi jika ada orang yang perlu disalahkan, itu adalah aku. Karena itu, aku meminta maaf pada kalian. Mungkin setelah ini Duke akan tau masalah ini dan kalian akan mendapat hukuman."

Lalu tiba-tiba Lidya membungkuk "jadi sekali lagi aku minta maaf pada kalian, karena kesalahan ku kalian yang akan terkena imbasnya."

Semua orang terkesiap tidak menyangka Lidya akan menurunkan harga dirinya hanya untuk meminta maaf.

"N--nona, hentikan! Jangan lakukan itu! Kami akan lebih merasa bersalah jika anda seperti ini!" Ucap salah satu pemanah panik disusul yang lainnya.

"Tapi kalian--"

"Tidak masalah, lady, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk melindungi anda. Apapun alasannya jika anda kesusahan, itu tetaplah kesalahan kami jadi anda tidak perlu merasa berslaah."

"Benar"

"Itu benar"

"Begitu.. Baiklah. Intinya, untuk kedepannya akan aku usahakan agar tidak terlalu merepotkan kalian. Mungkin setelah kejadian kali ini, kalian akan sering menjagaku kedepannya." Lidya tersenyum lebar yang mana sangat manis dimata para kesatria saat itu.

"TENTU NONA, SUATU KEBANGGAAN BAGI KAMI BISA MENJAGA ANDA!" Ucap mereka yang tanpa mereka sadari menjadi sangat bersemangat.

"Kalau begitu mari berangkat!"

"Silahkan nona." Sambut salah satu kesatria membantunya naik.

"Terima kasih." Ucapnya diselingi senyuman manis.

Dan hal itu sekali lagi sukses menembus dada mereka.

'Astaga.. Nona sangat manis' pikir mereka.

Tak lama, kereta pun berangkat disusul para kesatria yang berjaga disekitar kereta dengan kuda mereka.

Tanpa disadari, didalam kereta Lidya menyeringai senang menyadari keberhasilan rencananya kali ini.

'Kedepannya aku memang harus bersikap sedikit menjijikkan agar wajah manis Gricella sedikit berguna.'

'Jujur saja, tidak kusangka efeknya akan separah itu... Astaga.' Lidya tertawa kecil mengingat kejadian tadi lalu kembali menatap keluar jendela melihat para warga yang masih menatap kepergian mereka.

'Sepertinya tak lama lagi akan ada gosip baru tentangku.'

...-oOo-...

Membutuhkan waktu sedikit lama untuk mereka sampai ditempat yang ditunjukkan Meylin selanjutnya. Lidya dan yang lain saat ini memutuskan berjalan kaki untuk sampai ke toko yang dimaksud. Awalnya mereka memang menggunakan kereta kuda, namun sebelum benar-benar sampai, jalan yang akan mereka lewati rupanya harus melewati gang-gang sempit.

Para pengawal bahkan ragu bila nona mereka harus tetap masuk ke dalam sana. Namun Lidya sendiri tetap masuk karena Meylin menunjukkan bahwa didalam sana ada toko yang menjual pakaian indah. Mau tak mau mereka semua mengikuti.

Tidak sampai 15 menit mereka jalan, akhirnya mereka sampai pada toko yang terlihat sedikit kumuh. Pengawal yang melihat Lidya ingin memasuki toko tersebut akhirnya menahannya.

Lidya menatap mereka bertanya

"Maaf atas kelancangan kami, lady. Namun lady tidak boleh berada disini, tempat ini tidak cocok untuk lady datangi. Bila lady ingin membeli gaun, dengan senang hati kami akan mencarikannya, namun bukan ditempat ini." Ujar salah satu dari mereka keberatan. Sedangkan yang lainnya mengangguk menyetujui.

Lidya kini menatap mereka sepenuhnya, "bukan penampilan yang menentukan, tetapi hasil lah yang akan menunjukkan. Memang dari luar toko ini nampak tidak layak dan tidak seperti toko pada umumnya. Namun siapa yang tahu kalau gaun yang dijual justru lebih indah dari yang diluaran sana. Maka dari itu jangan menilai sesuatu berdasarkan penampilan, kita harus lihat isi dan kualitasnya. Tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?" Ucap Lidya sedikit tersenyum.

Mereka tertegun mendengar penuturan nona mereka, apakah benar nona yang didepan ini adalah nona yang selama ini dimata mereka tidak berguna?

Entah lah, hanya waktu yang bisa menunjukkan.

Tidak ada yang sadar bahwa sedari tadi ada yang mendengar percakapan mereka dari balik jendela. Orang tersebut sedikit tersenyum lalu kembali menutup tirai jendela.

.

.

.

To be Continued_

1
Saulia Aulia
ck ck kesian kesian/Facepalm/
Saulia Aulia
Ahahaha
Saulia Aulia
🤣🤣🤣🤣
Ririn Santi
pict: "tidak terimakasih"
hahaha....apa apaan muka seperti itu, dapat dimana Thor?/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ririn Santi
ya ampun spiritnya di tendang macam bola kaki hahahaha....
Wulansari Fiona Serhalawan
ya ampun thor,lama banget upnya,aku tungguin smpe mau jamuran loh thor😩! aku smpe hampir amnesia krna author kelamaan up. double up donk thor atau klu nggk tenble up deh sklian thor,bener nggk sih nulisnya🤔🤣! dalam hati author "nih pembaca gue 1 ini maruk bener ya,udh protesnya bejibun malah minta up tenble lagi. kaga tau apa gue mikir jln critanya ampe nggk tidur sma mkn yg bener" bener nggk sih thor,maaf klu salah🤣🤣🤣
Lylysifah
cepet sembuh thor yaa.. cerita mu akan selalu kutunggu
sansan
semoga cepat sehat ya thorr... bisa update lagi... ak mau otw baca.. Nemu novel ini langsung baca info penting dulu... 🤭🤭 takutnya Hiatus apa gimana gt...
Ita Xiaomi
Maaf kk klo bs jgn gunakan kata ini. Kasar banget.
akyyaa_
Biasa
Viona Syafazea
bener banget.. 🤣🤣🤣
Nadine Wulans
ku tunggu up nya kak yg panyang biar puasss lanjutt🌹
Dewi Ansyari
Season 2 jadi penasaran deh 🤔
Dewi Ansyari
AQuarium di bilang laut dalam kotak 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Lucu banget Leo namanya
Dewi Ansyari
Wah luar biasa rancangan baju-bajunya benar bagus dan cantik
Dewi Ansyari
Wow nama Ella sudah di sebut hebat .semuanya pasti terkejut hingga ingin muntah darah🤣🤣🤣🤣🤣
Dewi Ansyari
siapa sebenarnya laki2 berambut perak itu jadi penasaran deh 🤔
Dearest
semoga lekas sembuh ya othor yang imut²...
gak sabar baca ceritanya lagi.

tapi tolong banget nih untuk konfliknya gak usah terlalu banyak n ribet karna aq bakal skip kalo udah terlalu kompleks konfliknya.

get well soon ya bebep
Chauli Maulidiah
isabela itu sp thor? koq aku lupa ya..

btw, cepet sembuh ya thor. biar bs liat aksi si lidya lagi..
Dewi Ansyari
Gracella di lawan 🤣🤣🤣🤣 dasar Isabella bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!