NovelToon NovelToon
When Mafia Fall In Love

When Mafia Fall In Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia
Popularitas:679.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Puput

Setelah gagal berjodoh dengan Ustaz Ilham, tanpa sengaja Zahra bertemu dengan pria yang bernama Rendra. Dia menolong Rendra saat dikejar seseorang, bahkan memberi tumpangan pada Rendra yang mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Rendra yang melihat ketulusan hati Zahra, merasa jatuh cinta. Meski dia selalu merasa kotor dan hina saat berada di dekat Zahra yang merupakan putri pertama pemilik dari pondok pesantren Al-Jannah. Karena sebenarnya Rendra adalah seorang mafia.

Apakah Zahra akan ikut terseret masuk ke dalam dunia Rendra yang gelap, atau justru Zahra lah penerang kehidupan Rendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

"Rendra, mau kemana?"

Pertanyaan Zahra seketika menghentikan langkah Rendra. Dia membalikkan badannya dan menatap Zahra. "Aku..." Rendra menghela napas panjang.

"Setelah melangkah sejauh ini, kamu mau menunda lagi?"

Seketika Rendra kembali berjalan mendekat. Dia duduk di dekat brangkar Zahra. "Aku hanya ingin memberi kamu waktu. Ini bukan masalah yang kecil buat kamu. Pasti kamu terkejut dengan kenyataan ini. Masih ada hari esok agar hati dan pikiran kamu bisa lebih tenang."

"Iya, aku memang sangat terkejut tapi, hmm," Zahra menghentikan perkataannya. Kita lanjutkan saja pernikahan ini. Hanya bilang satu kalimat itu rasanya Zahra sangat malu.

Rendra tersenyum kecil, dia seperti bisa membaca pikiran Zahra. "Abah, bisa kita lanjutkan ijab kabul nya?"

Mereka saling berhadapan lagi, kedua tangan kokoh itu saling berjabat. Abah Husein mulai mengucap kalimat ijabnya untuk Rendra, yang langsung dibalas dengan kalimat qabul dengan satu tarikan napas oleh Rendra.

"Bagaimana saksi, sah?"

"SAH!"

Kemudian do'a setelah ijab qabul dibacakan oleh penghulu.

Setelah itu Zahra mencium tangan Rendra untuk yang pertama kalinya sebagai seorang istri. Tentu saja dengan dada yang kian berdebar.

Satu kecupan kini mendarat di kening Zahra. Untuk pertama kalinya sebagai seorang suami. Lalu mereka saling berpandangan penuh cinta dan tersenyum malu.

"Untuk surat-suratnya masih harus melengkapi berkas-berkasnya terlebih dahulu karena ada kekeliruan untuk nama orang tuanya. Saya permisi dahulu karena ada jadwal di tempat lain."

"Baik Pak, terima kasih banyak." Rendra bersalaman dengan Pak penghulu itu.

"Mari Pak, saya antar." kata Kevin sambil melangkah sejajar dengan penghulu itu keluar dari ruangan Zahra.

"Kak Zahra..." Beberapa saat kemudian Syifa datang bersama Ustaz Ilham. Syifa berlari dan langsung memeluk tubuh Zahra. "Selamat ya, Kak."

"Iya, makasih."

"Kak Zahra kenapa gak hubungi aku." Syifa melepaskan pelukannya sambil menatap kakaknya.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Kakak tidak apa-apa. Kamu juga selamat ya, sudah menikah dengan Ustaz Ilham. Kamu cantik banget waktu itu."

"Kak Zahra tahu? Aku sebenarnya ingin sekali Kak Zahra datang di pernikahan aku."

Zahra tersenyum mengingat kejutan yang dilakukan Rendra untuknya. "Aku datang ke pesta kamu."

"Datang? Tapi aku gak lihat kakak."

"Hanya aku yang bisa melihat pesta itu." Zahra hanya tersenyum sambil melirik suaminya.

Baru Syifa ingat saat tukang dekor membongkar dekor di rumahnya, mereka menemukan beberapa cctv. "Jadi pernikahan aku waktu itu di sadap sama kalian."

Syifa kembali memeluk Zahra. Setelah melepas pelukannya, dia berdiri tepat saat Hendra masuk ke dalam ruangan itu.

"Mari, semua sudah siap?"

"Zahra, sebentar umi tinggal dulu ya." Umi Laila mencium kedua pipi Zahra.

"Umi mau kemana? Abi juga mau pergi?"

"Sebentar saja."

"Abi, besok antar Zahra ke makam kedua orang tua Zahra ya." pinta Zahra. Dia harus segera berdamai dengan keadaan ini. Dia harus mengikhlaskan apa yang telah terjadi di hidupnya.

"Iya."

Setelah mereka keluar dari ruangan, kini tinggal sepasang pengantin yang baru saja melakukan ijab qabul itu. Rendra duduk di tepi brangkar Zahra dengan satu tangan yang merengkuh bahu Zahra. Satu sentuhan fisik yang dulu sangat dibatasi Rendra, akhirnya kini Zahra sudah halal baginya.

Begitu juga dengan Zahra. Dia kini menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dada Rendra. Mereka sama-sama terdiam beberapa saat.

"Mereka semua mau ngapain?"

"Mau tes kecocokan, semoga saja ada yang cocok sama kamu."

Zahra terdiam. Dia menautkan alisnya karena kedua orang tuanya sudah meninggal, apa tingkat kecocokan itu masih ada peluang? "Apa masih ada harapan?"

"Masih, bagaimanapun juga mereka masih keluarga kamu." Rendra menggenggam tangan Zahra. "Kamu sekarang punya aku. Jangan takut lagi menghadapi semua ini."

Zahra mengangguk pelan. "Makasih sudah mau menerima keadaan aku yang seperti ini."

"Aku yakin kamu pasti sembuh." Rendra semakin mengeratkan pelukannya. Dia cium puncak kepala Zahra yang tertutup hijab itu.

"Nanti, kalau seandainya aku pergi, Mas Rendra jangan sedih ya."

Rendra tersenyum getir. Setengah hatinya bahagia mendengar sebutan baru untuknya tapi setengah hatinya terluka jika mengingat kata perpisahan itu.

"Jangan bilang seperti itu. Sudah berapa kali aku bilang sama kamu, kamu pasti sembuh."

Zahra semakin menenggelamkan dirinya di dada Rendra. Satu tempat yang paling nyaman. Dia merasa hidupnya tidak ada beban saat Rendra memeluknya dengan erat seperti ini.

Uhuk! Uhuk!

Tiba-tiba saja Zahra terbatuk dan hidungnya kembali mimisan lagi. Zahra menegakkan dirinya, bahkan darah itu mengenai kemeja Rendra.

Dengan cepat Rendra meraih tisu dan mengusap hidung Zahra dengan lembut. "Zahra, kamu istirahat dulu."

"Tolong ambilkan aku minum." pinta Zahra. Tenggorokannya terasa sangat kering. Kepalanya juga sangat pusing.

Rendra mengambil air mineral untuk Zahra kemudian membantunya minum.

Hanya beberapa teguk, Zahra menyudahinya.

"Kamu mau makan?".

Zahra menggeleng pelan.

"Tadi sudah makan?"

Zahra terdiam. Tadi pagi dia hanya makan satu suap saja. Semakin hari lidahnya seolah mati rasa. Dia sama sekali tidak ada nafsu makan.

"Kamu harus makan. Aku ambilkan makanan, aku suapi." Rendra melepas rengkuhan tangannya, baru saja dia berdiri tiba-tiba tubuh Zahra melemas.

"Zahra!" Rendra merebahkan tubuh Zahra di atas brangkar. "Zahra, kamu harus bertahan. Kamu harus kuat."

Rendra segera menekan tombol emergency agar Dokter Hendra segera datang.

Beberapa saat kemudian Dokter Hendra dan seorang suster datang. Mereka segea memeriksa kondisi Zahra dengan panik.

"Denyut nadinya semakin melemah. Suster, pasang alat rekam jantung. Kita harus pantau terus detak jantungnya." suruh Dokter Hendra.

"Baik, Dok."

Rendra menggenggam tangannya sendiri. Dia benar-benar takut hal buruk akan terjadi. Semakin hari kondisi Zahra semakin menurun, bahkan dia sudah terlihat kurus.

"Hendra, apa hasil tes mereka keluar hari ini?" tanya Rendra.

"Sebentar lagi. Aku sudah meminta pihak lab untuk mendahulukan tes kecocokan ini." Hendra menyuntikkan beberapa obat ke cairan infus Zahra. "Suster, ambilkan satu kantong darah, hb Zahra sangat rendah."

"Baik Dok."

Rendra kini duduk dengan lemas di sofa. Dia usap wajahnya yang sekarang telah kusut. Sebenarnya dia sangat tidak sanggup melihat Zahra yang lemah tak berdaya seperti ini.

Setelah selesai menangani Zahra, Dokter Hendra kini duduk di samping Rendra. "Sabar." Satu tepukan mendarat di bahu Rendra.

"Kira-kira berapa persen tingkat kecocokan mereka. Mengingat Zahra bukan anak kandung mereka."

Dokter Hendra terdiam. Dia juga belum bisa memastikan.

"Kalau memang mereka tidak ada yang cocok, harus dengan cara apalagi menyembuhkan Zahra?" tanya Rendra lagi. Matanya kembali memanas. Apa memang sudah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhan Zahra?

💕💕💕

.

Selamat, akhirnya sah...

.

Rendra memohon dulu sama author biar author cepat sembuhkan Zahra.. 😄

1
nuraeinieni
ceritanya bagus dan luar biasa
Anjelie Sharma
di tunggu cerita azam nya
jgn lama2
critanya bnyk bngt cobaan nya
Anjelie Sharma
seorang ustad tp ngerti ga di pake
Nifatul Masruro Hikari Masaru
muncul lagi musuhnya
Surati
bagus
kristi hartati
Luar biasa
kristi hartati
Lumayan
afifah aefa
Luar biasa
Ina Karlina
wah sepertinya tanda tanda Hamidin Alhamdulillah 🥰🥰🌹🌹🌹
Ina Karlina
semoga aja ga ada ulat bulu yang menggangu mereka
Ina Karlina
beruntung nya Zahra mendapatkan laki laki sebaik Rendra.. semoga bahagia
Hani hana
Lumayan
Hani hana
Kecewa
Ina Karlina
ha ha ha ayooo siapa cepet dia dapet... semangat ya kalian 🤣🤣🤣🤣
Ina Karlina
idih seorang kiyai tapi pikiran nya sangat picik ..tidak bisa menilai ..dan berpikir bijak😡😡😡
nada Tsani
Luar biasa
RossyNara
ustad cuma gelar tetap dia cuma manusia biasa yang bisa egois, tapi sangat di sayangkan abi husen seperti lilin bisa menerangi org lain tapi tak bsa menerang diri sendiri.
RossyNara
Zahra trauma sama perjodohan abi, ilmu. yang terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik bagi si anak.
Aize Ze🗝️🥀°_°
kak buat cerita anaknya Zahra Ama Rendra donk Thor penasaran sama kelanjutan nya
MPit Mpit MPit
Iyah ih inih pak ustad bikin kesel meresahkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!