Surat keterangan infertil dari rumah sakit, membuat hidup Anyelir seketika hancur. Tidak ada kebanggaan lagi pada dirinya karena kekurangan tersebut. Namun sebuah kesalahan semalam bersama atasannya, membuat dia hamil. Mungkinkah seorang wanita yang sudah dinyatakan mandul, bisa punya anak? Atau ada sebuah kesalahan dari surat keterangan rumah sakit tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TATM BAB 16
Anye menggeleng cepat. "Enggak, gak bisa."
Pak Bondan auto mengernyit bingung. Hampir semua wanita disini iri dengan Adinda yang selalu bisa dekat dengan Pak Sagara yang terkenal ganteng itu, tapi kenapa Anye malah nolak. "Kamu tahu, siapa Pak Saga?" ia menduga ada miss komunikasi disini. "Dia CEO perusahaan ini, yang ganteng dan kaya raya itu, anaknya Pak Nathan, orang nomor satu di IB grup."
Anye terduduk lemas. Tanpa dijelaskan, dia tentu tahu siapa Saga alias Gara. "Apa gak bisa, kalau orang lain saja?"
"Heran, dikasih posisi enak kok gak mau," Pak Bondan geleng-geleng.
"Saya gak punya pengalaman jadi sekretaris, Pak."
"Saya yakin kamu bisa. Kamu itu cerdas, dikasih tahu sedikit langsung faham. Kinerja kamu selama ini sangat bagus, saya yakin kamu bisa. Tapi kalau kamu memang gak mau, langsung bilang sendiri ke Pak Sagara. Tapi kalau kamu dipecat, yang jangan salahin saya, apalagi minta tolong pakai nangis-nangis."
Keluar dari ruangan Pak Bondan, dengan langkah berat, Anye berjalan menuju ruangan Sagara yang berada di lantai lain.
"Kamu kesini, Nye," Sagara tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Kangen ya?" Sejak di mall waktu itu, hingga dua minggu ini, mereka memang tak pernah bertemu. Sagara sangat sibuk, ditambah lagi urusan keluarga yang memaksa dia keluar kota beberapa hari, acara lamaran Samudera.
"Maaf, Pak, saya tidak bisa jadi sekretaris Bapak."
Sagara bangkit dari duduknya, mendekati Anye yang masih berdiri. "Alasannya?" sambil bersedekap, ia bibirnya menyunggingkan senyum.
Anye bingung saat ditanya alasan. Kalau alasannya mereka adalah mantan, rasanya kurang tepat karena itu urusan pribadi. "Saya gak punya pengalaman jadi sekretaris."
"Gak susah kok, kamu hanya perlu nempel sama saya saja."
"Hah!" mata Anye auto mendelik.
"Becanda," Sagara terkekeh pelan. "Nanti biar Dion yang ngasih tahu, apa saja jobdesk kamu."
"Tapi saya_"
"Aku profesional disini, Nye."
"Yakin?" Anye malah terlihat menantang. "Kalau memang profesional, kenapa milih saya untuk menggantikan Mbak Adinda? Kasih alasan?"
Sagara kembali ke kursinya, mengambil sesuatu yang ada di laci meja, sebuah kertas, lalu menyodorkan pada Anye. "Itu CV kamu yang sudah di print. Disana tertera latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman berorganisasi, sampai kemampuan kamu. Ditambah lagi, lulusan cumlaude dari Universitas Negeri terkenal. Sepertinya semua itu sudah sangat cukup untuk dijadikan pertimbangan. Sekarang tahukan, alasan saya milih kamu. Dan.... "
"Dan apa?"
"Kamu cantik."
Mata Anye langsung membulat. Apa itu termasuk kriteria?
"Saya kurang percaya diri kalau kemana-mana sama wanita jelek."
Anye membuang nafas berat, menunduk sambil memijat pelipisnya. Mendadak pusing gara-gara Gara. Heisss, kebanyakan gara gak sih?
"Masih kurang alasannya?" tanya Gara, tersenyum melihat ekspresi depresi Anye. "Alasan lainnya, karena kopi buatan kamu enak, masakan kamu juga enak, kamu tahu ukuran sepatuku, baju, dan lain lain. Kamu juga tahu apa yang aku suka atau enggak. Kamu..... apalagi ya?" ia mengetuk-ngetuk telunjuk di kening, memikirkan yang lainnya. "Kamu sayang aku."
"Udah enggak!" sahut Anye cepat. "Aku juga sudah lupa semua tentang kamu."
"Masa sih?" Sagara mengernyit. "Gini aja deh, saya tes kamu bikin kopi. Saya yakin, kamu masih ingat berapa takaran gula dan kopi yang saya suka."
Anye menghela nafas panjang, meninggalkan ruangan Gara, pergi menuju pantry.
Sagara senyum-senyum sendiri di ruangannya. Duduk bersandar di kursi kebesarannya, sembari memainkan bolpoin yang terselip diantara jari-jarinya. Dia masih ingat, dulu Anye selalu membuatkan kopi saat dia main ke kosan mantannya tersebut. Ah, kenapa dia jadi kangen dengan kosan sepetak tersebut. Banyak sekali kenangan mereka disana, termasuk.... Sagara menyentuh bibirnya, teringat kembali ciuman mereka zaman dulu. Anye yang masih amatir, sering kali dia buat sampai muka merah karena kehabisan nafas.
Kenangan yang juga tak terlupakan, adalah saat Anye tiba-tiba datang bulan, dan nyuruh dia ke minimarket untuk beli pembalut. Herannya, kenapa dulu ia mau-mau saja, padahal itu sangat melakukan.
Sagara kembali menegakkan duduknya saat Anye kembali masuk ke ruangannya. Senyumnya mengembang melihat wanita yang akhir-akhir ini, selalu membuat dia tak bisa tidur karena rindu.
Anye meletakkan secangkir kopi yang masih panas di atas meja Sagara.
"Terimakasih," Sagara mengambil cangkir kopi tersebut lalu menghirup aromanya. "Wow, baru aromanya saja, usah senikmat ini."
Anye tak merespon apapun, hanya diam, menunggu reaksi Sagara setelah mencicipi kopi yang sengaja dia buat semanis mungkin. Dia tahu jika Gara kurang suka manis.
Setelah meniup beberapa kali, Sagara menyeruput kopi hitam buatan Anye. "Hem... pas," ia mengacungkan sebelah jempol.
Anye jelas kaget. Tak mungkin Sagara akan merasa pas dengan kopi yang dia beri 4 sendok gula. Dia yakin, rasanya gak mirip kopi, lebih pada minuman gula.
"Gak salah aku milih kamu gantiin Adinda. Kopi buatan kamu pas banget dengan selera saya."
Anye menggeleng cepat. "Dasar pembohong! Katanya mau profesional, tapi urusan kopi aka, kamu udah bohong. Aku yakin, rasanya gak sesuai dengan lidah kamu. Kamu itu gak suka manis."
"Luar biasa!" Sagara berdecak kagum. "Kamu masih ingat dengan selera aku."
Sial! Anye merutuki diri sendiri, bisa-bisanya malah keceplosan. Gara berhasil menjebaknya.
"Baiklah Nona Anyelir, mulai besok, anda menjadi sekretaris saya."
Anye tertunduk lesu, tak tahu harus berkata apa lagi.
sebenarnya robby suami yang baik dan bertanggung jawab, tapi karena kebohongannya yang menjadikan posisi anye jadi bulan2nan hinaan keluarga robby, sedang robby sebagai suami selama ini juga lemahhh...tak tegas dalam melindungi istrinya dan sekarang saat anye minta cerai, robby ingin bertahan...kebohonganmu yang akan membuat anye pergi darimu Rob...