10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Ara langsung tertawa melihat wajah kaget Zea.
"Kaget ya?." Tanya Ara dengan tampang tengil nya.
"Ini seriusan kita menjemput Mark, bersama Mama dan Papa nya?." Zea bertanya sambil menatap Ara dengan tatapan menuntut.
"Iyalah Zea, eh salah, aku harus memanggil mu Raudha kan di depan Mark." Sahut Arania, saat ini kedua gadis dengan penampilan culun itu masih berada di dalam mobil, yg telah berada di area parkiran Bandara.
"Ara, benaran Mark kembali hari ini?." Zea bertanya sekali lagi, tatapan mata gadis itu begitu penuh binar bahagia, karna setelah sekian lama dia akan bertemu kembali dengan sang pangeran masa kecil nya.
"Iya Raudha, beneran, bagaimana? Suka tidak surprise nya?." Ara menyahuti seraya mencubit gemas kedua pipi Zea. Yang membuat Zea langsung mengerucutkan bibirnya.
"Aiissh, Ara sakit tau." Ujar Zea dengan bimoli nya, alias bibir monyong lima centi, tak lupa gadis itu mengusap-usap pipinya yg terasa sedikit nyeri akibat cubitan Ara.
"Saat ini pipi mu aku cubit, ntar lagi pasti pipi mu jadi korban kecupan Mark, ahahaha." Tawa Ara pecah, dia ingat saat Mark dan Zea masih kecil, dimana Mark pasti selalu curi-curi kesempatan untuk mencium pipi chubby Zea.
"Itukan dulu Ara, sekarang kita sudah sama-sama remaja, lagi pula belum tentu kan dia mengenali aku dengan penampilan yg seperti ini." Sahut Zea.
"Ara bagaimana penampilan ku sekarang? Apakah sangat buruk, apakah ada sesuatu di wajah ku, jangan sampai aku sangat jelek saat bertemu Mark nanti." Cerocos Zea, gadis itu mulai mengaca di spion bagian dalam mobil.
Sesekali gadis itu akan membenarkan rambut nya, serta membenarkan baju nya, tak lupa dia menghembuskan nafas nya ke telapak tangan, dan gadis itu juga mengendus-endus aroma tubuh nya sendiri, untuk memastikan bahwa dirinya tidak bau badan dan bau nafas.
Ara kembali tertawa melihat Zea yg sudah mulai salting duluan.
"Betul juga sih, tapi dengan begitu kita bisa melihat, apakah pangeran Mark mu itu memang menjaga hatinya untuk mu, atau hanya bualan nya belaka." Ujar Ara. Zea menganggukkan kepalanya.
"Heem, aku juga penasaran apakah Mark akan mengenali ku dengan nama dan penampilan yg berbeda." Tanggap Zea.
"Iya kita akan mengetahui nya nanti, saat ini kita harus segera ke ruang tunggu, sebentar lagi pesawat nya akan landing." Sahut Ara, yang langsung diangguki oleh Zea.
Kedua gadis berpenampilan culun itu akhirnya turun dari mobil.
"Mang Jun tunggu aja disini." Titah Ara, sebelum diaberjalan menuju ruang tunggu Bandara.
Arjun sang sopir sekaligus bodyguard Ara hanya bisa mengangguk, namun tetap lelaki yg berumur 30 tahunan itu mengawasi dari jarak jauh, jangan sampai kedua gadis itu dalam bahaya.
Kedua gadis culun tadi berjalan menuju ruang tunggu di Bandara, mereka akan menunggu kedatangan Mark bersama kedua orang tua nya.
"Kok aku deg-degan gini ya." Keluh Zea , sambil mencoba menenangkan detak jantung nya yg berdebar keras dan tak menentu.
"Ciyee yg deg-degan karna akan bertemu pangeran nya." Ara malah sengaja menggoda Zea.
"Gimana jantung nya, amankan Raudha?." Tambah Ara lagi.
"Kurang aman, seperti nya aku butuh kacang kulit Ara, agar jantung ku sehat." Zea menanggapi dengan setengah bercanda, agar dirinya tidak terlalu gugup lantaran akan bertemu Mark setelah sekian lama.
"Tidak ada kacang kulit, ada nya kacang lupa kulit nya." Celetuk Ara.
"Perkataan mu mengingatkan aku akan Si bajingan itu." ucap Zea yg semula berwajah ceria, kini seketika wajah nya menjadi dingin dan datar, sorot mata gadis itu pun berubah setajam pisau.
"Kita pasti akan menemukan bajingan itu secepat nya, dan kita akan memberikan hukuman yg setimpal." Sahut Arania, gadis itu juga berkata dengan nada berapi-api.
"Semoga saja." Sahut Zea singkat.
"Tenang, Mark telah kembali, dia bersama R2 pasti akan menemukan bajingan itu, dimana pun dia bersembunyi." Ucap Ara mantap.
"Kamu benar." Sahut Zea seadanya, dengan di iringi helaan nafas berat nya.
Kedua gadis culun itu langsung mendudukkan bokong mereka, di salah satu kursi yg ada di ruang tunggu Bandara tersebut.
"Jam berapa pesawat nya landing?." Zea mulai bertanya, mengalihkan pembicaraan mengenai bajingan yg tadi membuat mereka berapi-api.
Ara yg di tanya langsung melihat pergelangan tangan nya, untuk melihat waktu.
"Kalau menurut penjelasan Mama Angel kemaren, harus nya pesawat mereka segera landing." Sahut Ara menjelaskan, karna memang jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan jadwal pesawat yg di tumpangi Mark dan kedua orang tua nya mendarat adalah jam sekarang.
Baru saja Ara mengatupkan mulutnya setelah menjawab pertanyaan Zea tadi, sebuah pesawat mulai mendarat dengan sempurna.
"Tuh pesawat nya sudah landing, pasti sebentar lagi Mama Angel akan menelpon." Ara mulai bersorak senang.
Sedangkan Zea, gadis itu tampak mengepal-ngepalkan telapak tangan nya pelan.Ara menyadari hal itu, dan gadis tersebut langsung meraih tangan Zea, terasa jika tangan Zea mulai berkeringat dingin.
"Astaga Zea, relax aja kenapa sih, jangan terlalu grogi gini lah." Ujar Ara sambil terkekeh pelan.
"Mana Zea yg dulu suka tebar pesona pada Mark, mana Zea yg dulu tak pernah disungkan pada Mark?." cerocos Arania.
"Jangan disamakan lah Ara, dulu aku masih kecil dan belum faham apa itu artinya pacaran dan cinta-cintaan, sekarang semua nya sudah terasa berbeda." Sahut Zea.
"Iya-iya, beda nya sekarang kamu jadi orang asing dimata Mark, oleh sebab itulah kamu jangan gugup gini dong, yang ada Mark malah curiga nanti." Ara tak henti-henti nya mengoceh.
"Terus aku harus nyosor duluan seperti kamu sama Zio gitu, justru kalau aku seperti itu Mark akan lebih curiga, karna hanya Zea yg berani dan tidak pernah malu pada Mark." Celetuk Zea. Perkataan Zea barusan Ara akui kebenaran nya.
"Benar juga, ya sudah kamu harus tetap jadi Raudha yg suka gugup setiap bertemu orang baru." Sahut Arania menyetujui.
Bersamaan dengan itu suara ponsel Ara mulai terdengar. Ara langsung merogoh ponsel nya dari saku hoodie yg ia kenakan.
"Mama Angel." Ucap Ara, saat dia melihat nama yg tertera di layar ponsel nya.
"Angkat saja." Sahut Zea tak acuh.
Ara pun menerima panggilan dari Angel, dan mengaktifkan pengeras suara, agar Zea bisa mendengar percakapan mereka.
"Ara, apakah kamu sudah sampai, Mama dan Papa bersama Mark sudah turun dari pesawat nih." Terdengar suara lembut seorang wanita yg Zea dan Ara hafal, tentu saja itu adalah suara Angel.
"Ara ada di ruang tunggu Ma." Sahut Ara.
"Bawa berapa mobil?." Tanya Angel.
"Ehehehe, cuma satu mobil Ma." Ara cengengesan, karena dia memang hanya membawa satu mobil, padahal yg di jemput adalah tiga orang, belum lagi barang-barang nya.
"Dasar bodoh, kalau cuma bawa satu mobil, mana muat kita bertiga, belum lagi barang-barang." Gerutu seorang pria, yang Ara yakini itu adalah Mark.
"Kalian cepatlah kemari, nanti kita bahas masalah mobil ." Usai mengatakan hal itu, Ara langsung memutus panggilan begitu saja.
"Sudah dengarkan suara pangeran mu itu, mulutnya sangat pedas, seperti bon cabe level 100." Ara berkata pada Zea.
Zea tersenyum manis, dia ingat bahwa dirinya dan Mark pernah melawan penjahat dengan melempar bon cabe di wajah para penjahat.
"Malah senyum-senyum tidak jelas." Gerutu Ara karna bukan nya menanggapi perkataan nya barusan, Zea malah senyum-senyum sendiri.
Hingga lagi-lagi terdengar suara ponsel Ara berdering. Ara langsung menatap layar ponsel nya, kali itu nama Mark yg tertera.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Ara langsung menjawab panggilan dari Mark.
"Ada apa Mark." Ketus Ara.
"Kamu dimana, kami sudah di ruang tunggu." Ucap Mark.
Ara bisa melihat seorang remaja lelaki tampan, berjalan bersama kedua orang tua nya. Langsung saja Ara melambaikan tangan nya.
"Mama, Papa, Mark, Ara disini." Teriak gadis culun satu itu, sedangkan Zea langsung berdiri dari duduk nya, mata gadis itu tak teralihkan dari seorang remaja yg sangat tampan dan juga keren, siapa lagi kalau bukan Angkasa Mark Sanjaya.
Saking terpesona nya Zea sama Mark, gadis itu bahkan hampir lupa menutup mulut nya. Mark yg telah melihat dimana keberadaan Ara langsung memutus kan panggilan nya.
Ketiga orang itu berjalan mendekati Ara.
"Mama, Papa, Mark, Ara kangen kalian." Gadis itu langsung berlarian kecil menghampiri ketiga orang tersebut, dan langsung menubruk tubuh Angel.
Angel membalas memeluk erat Ara, kemudian bergantian dengan Arnold yg memeluk erat tubuh gadis itu, dan terakhir Mark akan tetapi bukan nya memeluk Arania, remaja tampan satu itu malah menatap Ara dari ujung rambut hingga ujung kaki.
" Mark apakah kamu tidak kangen padaku?." Ara menatap Mark.
"Ini benaran kamu Ara, yg benar saja kenapa kamu berpenampilan seperti ini." Cibir Mark, sambil menjawil hidung Arania.
"Meskipun berpenampilan begini Ara tetap cantik kan Ma, Pa, dan kalian masih bisa mengenali Ara kan?." Sahut Ara.
"Iya-iya cantik, tapi kalau di lihat dari sedotan." Sahut Mark, remaja itu memang paling suka mencibir Ara.
"Lalu siapa yg paling cantik menurut mu?." Tanya Ara, untuk sejenak Ara melupakan Zea yg saat itu hanya menjadi penonton.
"Jangan ditanya, sudah pasti yg paling cantik bagi Mark adalah Zea Jelita." Ledek Arnold.
"Memang nyata nya begitu, Zea ku pasti tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik saat ini." Sahut Mark.
"Oh iya apakah kamu tidak mengajak Zea?." Mark langsung bertanya pada Arania.
"Kan aku sudah bilang Mark, saat ini Zea belum kembali, dia masih di Swiss." Sahut Arania, tentu saja gadis itu hanya berbohong.
"Kapan dia akan kembali ke kemari, ah aku sudah sangat merindukan nya." ucap Mark menghela nafas berat, sungguh dia ingin sekali rasa nya bertemu dengan Zea.
"Lupakan dulu tentang Zea mu itu, kenalkan ini teman ku." Ara langsung menghampiri Zea.
Arnold, Angel dan Mark langsung menatap Zea dengan intens, meneliti penampilan gadis culun itu.
"Siapa nama mu cantik?." Angel langsung bertanya pada Zea.
"Raudhatul Tante, panggil saja Raudha." Sahut Zea dengan suara lembut nya, mendengar suara nya saja Angel tidak merasa asing, suara gadis itu seolah familiar di telinga nya. Angel langsung merengkuh tubuh Zea dalam dekapan nya.
"Terimakasih sudah menjemput Mama bersama Ara, Markboleh saja tidak mengenali mu, tapi Mama tahu siapa kamu." Bisik Angel di telinga Zea, yang membuat gadis itu langsung membelalakkan mata nya, tidak menyangka bahwa Angel akan mengenali nya.
"Jangan beritahu pada Mark Ma, please." Zea membalas bisikan Angel.
"Baiklah, Mama faham kamu ingin menguji Mark kan." Angel juga membalas berbisik, kedua wanita beda generasi malah sibuk bisik-bisik, akan tetapi baik Ara ataupun Arnold tidak ada yg menyadari nya.
Namun tidak dengan Mark, lelaki tampan itu menatap sang Mama dan gadis culun itu dengan mata memicing tajam.
*
Bersambung...................
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.