NovelToon NovelToon
Kesucian Istri Tuan Arrogant

Kesucian Istri Tuan Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:413.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: ainuncepenis

Kembali Ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan s2-nya. Anindya harus dihadapkan masalah yang selama ini disembunyikan Abinya yang ternyata memiliki hutang yang sangat besar dan belum lagi jumlah bunga yang sangat tidak masuk akal.
Kavindra, Pria tampan berusia 34 tahun yang telah memberikan hutang dan disebut sebagai rentenir yang sangat dingin dan tegas yang tidak memberikan toleransi kepada orang yang membuatnya sulit. Kavindra begitu sangat penasaran dengan Anindya yang datang kepadanya meminta toleransi atas hutang Abinya.
Dengan penampilan Anindya yang tertutup dan bahkan wajahnya juga memakai cadar yang membuat jiwa rasa penasaran seorang pemain itu menggebu-gebu.
Situasi yang sulit yang dihadapi gadis lemah itu membuat Kavindra memanfaatkan situasi yang menginginkan Anindya.
Tetapi Anindya meminta syarat untuk dinikahi. Karena walau berkorban demi Abinya dia juga tidak ingin melakukan zina tanpa pernikahan.
Bagaimana hubungan pernikahan Anindya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Jangan Menyuruhku Untuk Pergi.

Anindya menghela nafas dan menutup pintu rumah itu. Dia memang mengetahui desa tersebut sangatlah aman dan juga tampak begitu tenang yang pasti tidak akan terjadi penyerangan yang sebelumnya terjadi di depan matanya.

"Aku hanya berharap apa yang dikatakan Thalia benar. Ya Allah hamba kembali menyerahkan semua kepadamu, melindungi hamba dan juga suami hamba, engkau berikan ketenangan dan engkau jauhkan orang-orang jahat dari kami. Berikan kesembuhan kepada suami hamba agar kami bisa kembali ke Jakarta dengan selamat," batin Anindya dengan doa yang tulus.

uhuk uhuk

Anindya terkejut mendengar suara batuk itu yang membuatnya langsung buru-buru kembali ke kamar.

"Tuan!" Anindya cukup terkejut melihat Kavindra yang ternyata sudah bangun dan mencoba untuk duduk.

"Tuan pelan-pelan!" Anindya yang berusaha membantu suaminya untuk duduk yang menyandarkan di kepala ranjang yang sebelumnya membuat bantal di belakang punggung itu agar nyaman.

Anindya juga mengambilkan air putih yang langsung memberikan pada Kavindra yang masih batuk-batuk. Kavindra yang sudah selesai minum memegang dadanya yang mungkin masih terasa sakit dengan suara nafas yang terdengar begitu sesak.

"Tuan tidak apa-apa?" tanya Anindya.

Kavindra mengerutkan dahi dengan kepalanya berkeliling melihat ruangan tersebut.

"Di mana ini?" tanya Kavindra dengan suara berat.

"Di desa A. Thalia yang membawa kita ke tempat ini dan dia mengatakan bahwa tempat ini sangat aman dan musuh-musuh tidak akan bisa datang," jawab Anindya.

"Lalu kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya Kavindra.

Kavindra memikirkan sesuatu, "Anindya jangan bilang kamu menyusulku ketempat itu?" tebak Kavindra.

Karena memang sangat tidak mungkin Thalia memberitahu Anindya bahwa Kavindra mengalami insiden buruk dan ikut membawa Anindya pergi bersama Kavindra. Karena pasti Kavindra sudah memberi pesan kepada seluruh anak buahnya.

"Kenapa? Apa tuan berpikiran jika saya kembali ke Jakarta?" tanya Anindya.

"Anindya apa yang kau lakukan? kenapa kau senekat ini. Apa kau tidak tahu jika ini sangat bahaya," ucap Kavindra yang tidak menduga jika rencananya tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Wajah lemas itu bahkan terlihat sangat khawatir.

"Jadi benar tuan sengaja menyiapkan tiket itu agar saya punya pikiran untuk kembali ke Jakarta saat semua yang sudah terjadi di depan mata saya?" tanya Anindya memastikan.

Kavindra menghela nafas.

"Anindya jika aku jadi dirimu, maka aku akan kabur dan bukan malah menyusulku. Kenapa kau begitu bodoh yang tidak menggunakan kesempatan ini? Kenapa pikiranmu tidak bekerja dan malah berada di sini. Kau seharusnya bisa membebaskan diri dan aku pasti tidak akan mengganggu hidupmu lagi!" tegas Kavindra.

"Apa alasan saya untuk pergi begitu saja?" Anindya kembali bertanya.

"Kau masih takut aku akan menagih hutang pada keluargamu! Anindya seharusnya yang kau pikirkan adalah kembali ke Jakarta dan kau anggap saja jika aku pasti sudah tiada dan maka hutang-hutang itu akan lunas,"

"Tapi tuan juga sudah membuat pernyataan bahwa hutang itu sudah lunas," ucap Anindya.

"Kau mengetahuinya?" tanya Kavindra.

Anindya menganggukkan kepala.

"Saat apa yang terjadi di depan mata saya dan saat itu tuan pergi, saya memang punya pikiran untuk kembali ke Jakarta dengan kesempatan yang begitu banyak. Saya tidak diawasi dan saya bisa jamin bahwa hidup saya setelah itu akan baik-baik saja,"

"Tetapi saya mengerti semuanya. Tuan yang sudah memberikan pernyataan bahwa semua hutang Abi sudah lunas. Tuan yang mengajak saya ke Milan, dan bahkan Tuhan yang menyuruh Abi melakukan ibadah umroh dengan memberikan ticket Abi untuk pergi, tuan memperlihatkan kepada saya data-data saat di dalam pesawat, membawa saya ke tempat itu memperlihatkan kepada saya hal-hal yang tidak pernah saya lihat dan bahkan kematian di depan saya. Saya sudah bisa memahaminya,"

"Dari semua itu tuan hanya menginginkan saya pergi dari tuan dengan semua yang sudah tuan persiapkan," tegas Anindya.

"Jika kau sudah bisa menyimpulkan semuanya dan kenapa masih berada di sini dan malah menolongku?" tanya Kavindra.

"Jika aku jadi dirimu. Maka aku akan menggunakan kesempatan itu untuk pergi dan tidak akan berada dalam situasi yang sudah nyata di depanmu," ucap Kavindra.

"Kenapa saya harus meninggalkan suami saya? Apa saya bisa pergi saat melihat dia tergeletak dengan berlumuran darah. Saya sama sekali tidak sejahat itu," ucap Anindya dengan air mata yang jatuh.

"Tuan, saya tidak punya alasan untuk meninggalkan tuan. Tuan selama ini memperlakukan saya dengan baik, memberikan kebebasan kepada saya untuk tetap beribadah, dan bahkan mengabulkan permintaan saya. Lalu apa saya bisa pergi meninggalkan suami saya begitu saja. Itu tidak mungkin,"

"Tapi kau sudah tahu siapa aku dan seperti apa sekarang pekerjaan ku yang tidak main-main dan sangat bahaya," ucap Kavindra.

Dia tidak menginginkan Anindya terlibat dan secara terpaksa melakukan cara itu untuk memberitahu kepada Anindya seperti apa sebenarnya dirinya yang mungkin sebelumnya sudah membuat Anindya penasaran.

"Kau tahu Anindya di tanganku sudah beberapa hilang nyawa dan itu bukanlah hal yang tabu. Ini kesempatan terakhir untukmu, pergi dari sini dan aku ..." Anindya mengecup bibir Kavindra yang menghentikan pembicaraan itu.

Kavindra cukup kaget dengan tindakan Anindya dengan mata mereka berdua saling menatap.

"Jangan mengatakan seperti itu lagi dan menyuruh saya untuk pergi. Saya tidak akan kemana-mana dan akan tetap berada di sisi tuan," ucap Anindya dengan sangat yakin.

"Anindya kau sudah terlalu jauh bermain perasaan padaku," ucap Kavindra dengan suara serak.

"Semua ini hanya berjalan seiring waktu dan saya juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini," jawab Anindya.

Kavindra memejamkan mata, dia sekarang sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Dia memang sengaja menyuruh Abi untuk pergi ke Mekkah karena dia tahu beberapa orang dari musuhnya sedang berada di Jakarta dan mencari-cari tahu tentang keberadaannya.

Dia tidak menginginkan Anindya dan keluarganya ikut-ikutan dalam urusannya dan Kavindra berpikiran jika Anindya sudah mengetahui siapa dirinya dan maka Anindya akan melarikan diri dan justru di luar duga Kavindra yang ternyata Anindya tetap bertahan di sisinya.

Kavindra benar-benar frustasi, tiba-tiba saja Anindya memeluknya. Yang membuat mata Kavindra terpejam dan akhirnya membalas pelukan itu dengan mereka berdua berpelukan begitu sangat erat.

"Anindya nyawamu kamu bisa terancam jika berada di sekitarku," ucap Kavindra.

"Kalau begitu tuan harus melindungi saya," jawab Anindya.

"Kenapa Anindya kau bertahan di sisiku?" tanya Kavindra.

"Apa alasan saya untuk pergi, seperti apa yang saya katakan, selama pernikahan saya selalu diperlakukan dengan baik. Tuan bahkan tidak memamerkan bahwa sudah melunaskan semua hutang Abi. Jika saya ada keinginan untuk pergi. Maka sewaktu saya tahu surat pernyataan hutang itu sudah ditandatangani. Maka saya akan kabur saat mendapatkan hukuman dari tuan. Tetapi saya sangat menghargai pernikahan ini dan ingin berbakti pada suami saya," ucap Anindya dengan sangat tulus yang ternyata menerima Kavindra apa adanya.

Bersusah payah Kavindra memberitahukan jati dirinya kepada Anindya yang ternyata tidak mengubah keputusan Anindya untuk tetap bertahan di sisi Kavindra.

Hatinya yang keras sekarang benar-benar begitu lembut dan bahkan sangat lemah jika sudah berurusan dengan Anindya dan mungkin ini yang ditakutkan Kusumah saat Kavindra berurusan dengan seorang wanita yang akan mempengaruhi semua pekerjaannya.

Bersambung......

1
Maulina Akmalia
mana lanjutannya bikin penasaran
ika ramadani
jadi kasian lihat kavindra dalam hati sedih banget ternyata anindya gak pernah peka kpda suaminya...

apakah ada konflik yg lebih seru stlah ini ?
Maulina Akmalia
akhirnya berkumpul kembali semoga bahagia dunia dan akherat
Maulina Akmalia
sangat terharu dan tersentuh Sampek menangis kapan ya di satukan kembali
Naufal Affiq
anindya kamu jaga lah perasaan suami mu,jadi kamu harus menceritakan semua kepada suamimu,biar gak ada salah paham diantara kalian
karina
up lagi
Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲
sabar mas'e blm waktunya buka puasa. 😩😁🤣
Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲
akhirnya sekian purnama merindu, surprise plot twist dari kak author. 😘 terimakasih kak udh berusaha untuk tetap update teruus.... sehat " slalu 🤲
Chusnul Zazah
Anindya baik hati, tapi tidak peka sama sekali dengan sikap suaminya, dia bisa bersikap tegas sama Arlan?? tapi kenapa membiarkan anak2nya memanggil Arlan Daddy tanpa seijin suaminya??🤔🙄😇
Hrusnya Anindia yg lulusan sarjana LN, bisa memahami keadaan dan berpikir panjang? apalagi Arlan memang menyukainya?? seharusnya dia ajari anaknya untuk memanggilnya om?? selalu saja sikap Rania aneh sebagai seorang muslimah yg faham agama??🤔😇😇
partini: kalau faham agama mah ga mungkin kaya gitu ,,aku gedek ma wanita kaya gitu soalnya sepupu suamiku masa anaknya panggil om ke bapaknya ,,aku ngmg aja langsung istrimu ga ada otak bisa bisa nya panggil om istri macam apa itu
total 1 replies
partini
harusnya jangan panggil Daddy lah ,,Anin yg salah tau agama tapi segitu nya otomatis slah faham dari awal pangil om saja
wanita macam apa itu Anin behhh alim aliman
Busia Mtp
Kecewa
Busia Mtp
Buruk
ayudya
kalau istri kamu cuek nanti baru kamu tau rasa.
ayudya
aku baru mampir Thor, hehe
Kace Wulan
next lanjut
Chusnul Zazah
Ya Alloh Anindya sampai suamimu Kavindra berbicara mellow dipagi buta karena merindukanmu, meski kalian sudah dekat / serumah, tapi kenapa kamu gak nyadar juga akan keinginan suamimu?? 🤔🙄😇😇
Sabar Kavindra mungkin nanti kalau ada kesempatan berdua lgsg aja utarakan keinginanmu dengan jelas, biar isteri polosmu tahu 😂😂😂😂🤭
partini
istri yg baik soleha tapi masih kurang sedikit,kurang peka ihhh gemesss
Maulina Akmalia
yang tabah anindiya semoga suamimu cepat terbebas dari tuduhan
Esis Susilawati
masya alloh ini cerita sangat bagus dan unik lanjuy thor
suriyani camarudin
luarbiasa,sangat menarik alur ceritanya.tidak sabar menunggu updatenya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!