NovelToon NovelToon
Sayap Patah Milik Melodi

Sayap Patah Milik Melodi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Persahabatan / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Apa ... jangan-jangan, Mas Aldrick selingkuh?!”

Melodi, seorang istri yang selalu merasa kesepian, menerka-nerka kenapa sang suami kini berubah.

Meskipun di dalam kepalanya di kelilingi bermacam-macam tuduhan, tetapi, Melodi berharap, Tuhan sudi mengabulkan doa-doanya. Ia berharap suaminya akan kembali memperlakukan dirinya seperti dulu, penuh cinta dan penuh akan kehangatan.

Namun, siapa sangka? Ombak tinggi kini menerjang biduk rumah tangganya. Malang tak dapat di tolak dan mujur tak dapat di raih. Untuk pertama kalinya Melodi membuka mata di rumah sakit, dan disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Meskipun dirundung kesedihan, tetapi, setitik cahaya dititipkan untuknya. Dan Melodi berjuang agar cahaya itu tak redup.

Melewati semua derai air mata, dapatkah Melodi meraih kebahagiaan? Atau justru ... sayap indah milik Melodi harus patah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPMM22

Ruangan tunggu semakin dipenuhi ketegangan. Hening. Namun, setiap detak jam yang terdengar seolah semakin mengganggu. Suara langkah terburu-buru datang dari ujung koridor, memecah suasana mencekam itu. Seorang perawat yang membawa dua kantong darah, mendekat ke arah Aldrick dan lainnya.

"Maaf, Pak Aldrick," perawat itu berkata dengan napas terengah-engah. "Ibu Melodi membutuhkan banyak darah. Stok darah di rumah sakit kami mulai menipis. Jika ada anggota keluarga atau siapapun yang bersedia mendonorkan darah, kami akan sangat terbantu."

Aldrick terhuyung, wajahnya terlihat semakin cemas, tangannya gemetar. "Golongan darah saya berbeda," suaranya semakin terasa tercekat di tenggorokan.

Ajeng yang tadinya duduk di samping Aldrick, tiba-tiba berdiri dan menatap sang perawat dengan mata yang penuh tekad. "Golongan darah kami sama, biar saya saja," ujarnya mantap.

Aldrick menoleh dengan terkejut, "Bu, tapi ... usia Ibu ...."

"Memangnya Ibumu ini sudah setua itu? —Ibu kalau lagi jalan sendirian juga masih banyak yang suitin," kata Ajeng penuh akan percaya diri. "Sus, saya bersedia mendonorkan darah saya. Tolong segera diproses!"

"Baik, Bu. Setelah saya mengantarkan kantong darah ini untuk Bu Melodi, kita memulai prosesnya." Sahut sang perawat lalu melangkah dengan tergesa-gesa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dengan penuh tekad, Ajeng mengikuti perawat yang menuntunnya menuju ruang donor darah. Ia berbaring di atas ranjang medis.

"Suster, apa menurut Sus, Melodi ... akan selamat?" Suara Ajeng terdengar lirih, bibirnya sedikit bergetar ketika melontarkan pertanyaan itu.

"Kami, akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaik kami demi menyelamatkan Bu Melodi dan kandungannya, Bu Ajeng." Jawab perawat seraya tersenyum tipis.

Ajeng mengerjap, jantungnya berdetak kencang. Informasi yang baru ia dengar, membuat lututnya lemas dan bergetar. "K-kandungan? —Maksud A-nda? Melodi hamil? —Tengah mengandung cucu saya?" Suara yang terbata-bata itu, terdengar seperti bercampur aduk. Antara kebahagiaan, juga kesedihan.

Sang perawat mengangguk, bersamaan dengan jarum suntik yang menusuk kulit Ajeng.

‘Melodi hamil? —Kenapa Aldrick nggak bilang apa-apa soal ini? Ya Allah ... sungguh berat sekali ujian yang Engkau berikan kepada menantu ku. Ia kembali mengandung setelah kesekian kalinya keguguran, tapi, kini ... dia harus berjuang antara hidup dan mati? Pelajaran apa yang ingin Engkau berikan kepada keluarga kami, Ya Allah?’ batin Ajeng amat berisik. Air matanya menitik.

Selama proses donor darah itu berlangsung, ingatan Ajeng melayang kembali ke masa lalu. Masa di mana ia mengadakan acara syukuran untuk Melodi dengan harapan, kali ini Melodi dapat terhindarkan dari segala marabahaya.

Acara syukuran kecil itu diadakan di rumah mereka. Ajeng mengatur semuanya dengan penuh perhatian. Ia ingin merayakan kebahagiaan Melodi yang baru saja kembali hamil setelah dua kali keguguran.

Di sisi ruang tamu, Melodi yang tengah duduk dengan wajah sedikit pucat, tersenyum manja sambil memeluk lengan Ajeng.

"Bu, tiba-tiba aku kepingin makan bubur kacang ijo buatan Ibu. Sepertinya aku mulai ngidam." Kata Melodi dengan suara lembut dan wajah yang memelas. "Bubur kacang ijo, Bu. Buatin ya? Ya? Ya? Ya?"

"Aduh, kamu ini ada-ada aja, Mel. Kita lagi ada acara loh ini. Sebentar lagi mau di mulai. Tunda nanti malam aja ya?" Ajeng menolak halus. Karena para tamu sudah mulai berdatangan.

"Yaaaah." Melodi menunduk, wajahnya murung.

Ajeng menghela napas panjang, sungguh ia tak tega melihat wajah Melodi seperti itu. Akhirnya, wanita separuh baya itu mengangguk dengan wajah penuh kasih sayang.

"Ya sudah, kamu tunggu sebentar ya. Ibu buatkan dulu bubur kesukaanmu." Setelah mengelus lembut jemari Melodi, Ajeng pun beranjak berdiri.

Tanpa berpikir panjang, Ajeng segera menuju ke dapur dan mulai menyiapkan menu permintaan sang menantu. Meskipun wajahnya tampak menggerutu karena kerepotan mengurus ini dan itu, tetapi, di dalam hatinya, ia sangat bahagia bisa membuat Melodi merasa nyaman.

Namun, tak jauh dari sana, di balik tirai dapur, Vina dan Karin yang datang sebagai tamu undangan, diam-diam memperhatikan Ajeng dengan senyuman licik.

Vina menyeringai. "Ini saatnya kita beraksi, Karin. Ayo kita buat ibu mertua yang baik hati dan terlalu naif ini menjadi pendosa," bisiknya pada Karin.

Karin mengangguk dengan senyum penuh misteri. "Kalau begitu, kerjakan tugasmu."

Wanita bertubuh sintal itu meninggalkan Vina sendirian, ia bersembunyi tak jauh dari area dapur.

Setelah Karin bersembunyi, Vina menghampiri Ajeng. "Tante, kok malah di sini?"

"Eh, kamu, Vin. Ini, lagi buatin bubur untuk Melodi. Acaranya kan juga di mulai setengah jam lagi," sahut Ajeng.

"Duh alaaah, tinggalin dulu, Tan. Itu di depan ada Bos nya Aldrick loh. Nggak sopan kalau Tante nggak nyambut. —Ayo, ke depan dulu, buburnya biarin dulu. Lima menit aja, Tan. Sebagai formalitas." Vina menarik lembut tangan Ajeng, tapi, ada paksaan di setiap kalimat nya.

Ajeng terpaksa mengikuti Vina menuju ruang utama, menyambut tamu penting dari sang putra. Sialnya, waktu yang berlalu tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh Karin yang keluar dari persembunyiannya. Ia menyusup ke area dapur, mengambil botol kaca berukuran mini dari tas jinjingnya.

Karin menyeringai sesaat, buru-buru ia membubuhkan bubuk yang ternyata merupakan obat penggugur janin. Setelah menyelesaikan misinya, wanita pemilik senyuman mematikan itu keluar dengan seringai di wajahnya. Dan, bergantian dengan Ajeng yang kembali ke dapur.

Setelah bubur kacang hijau itu matang, Ajeng membawanya ke ruang tamu. Melodi menyambutnya dengan mata berbinar.

Acara mulai berjalan dengan semestinya. Suasana penuh dengan kebahagiaan. Namun, tragedi yang tak terduga pun terjadi. Gamis putih yang dikenakan Melodi, tiba-tiba saja berubah kemerahan.

"Mel, baju lo kenapa itu?" tunjuk Nadia dengan ujung jarinya.

Melodi menoleh ke belakang dengan keringat bercucuran, ia menarik bawahan gamisnya. Noda merah mengotori gamisnya.

"D-darah?" Melodi mencengkram perutnya yang sedari tadi memang terasa panas dan nyeri.

"Darah?" Ulang Nadia semakin memperjelas situasi. Matanya mendelik. "DRICK!" jerit Nadia.

Suasana di ruangan itu berubah menjadi kacau. Sangat tak kondusif. Melodi di bawa segera ke rumah sakit terdekat. Namun, sudah terlambat, calon bayinya tak selamat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana hening menyelimuti ruangan tunggu, hanya suara detak jam yang terdengar jelas di antara ketegangan yang menguar ketika lampu operasi berubah warna, menunjukkan operasi kini sudah selesai.

Aldrick menatap ke arah pintu kaca, tempat Melodi berjuang di sana. Jantungnya berdegup kencang saat pintu itu terbuka, Dokter Andra keluar dengan wajah lelahnya.

Aldrick berdiri, wajahnya tegang, ia langsung menghampiri tim medis yang menangani istrinya.

Dengan mata kosong, Aldrick berdiri di depan Andra. "Bagaimana, Dok? Bagaimana kondisi istri saya?"

Sesaat, suasana hening, bahkan terlalu hening. Nadia yang turut menunggu jawaban Andra, tak mampu menyembunyikan kekhawatiran nya.

Andra meneguk kasar ludahnya, ekspresi wajahnya jelas merupakan ekspresi yang tidak disukai oleh keluarga pasien. "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin ...."

*

*

*

1
Sugem
ini kesalahan fatal laki2.kalau ada laki2 baca karya ini.tolong,jgn biarin istri mu sndiri saat sedih dan juga merenungi masalah.jgn sibuk main hp.ajak istri ngobrol.
rata2 perempuan banyak kena gerd,kalau kata org awam asam lambung.itu karena dampak utamamya stres.tekanan batin.
jadilah suami yg bijak. dosa kalau sampai istrimu mengemis kasih sayang
Sugem
sungguh berat ini, mau subuhan jd galau 😰
Juhairiah
Tor 😭 Karyamu satu ini bikin aku 😭😭😭😭
bagus banget.
Aku setiap baca 😭🤣😭🤣😭🤣😭
Sukses terus kak othor/Determined/
Juhairiah
memang binatang kau vina
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭🥲🥲🥲🥲🥲🥲
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Juhairiah
SETANNNNN
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭
Juhairiah
/Cry/
vj'z tri
bener bener Vina lampir satu ini biang Lala nya 😤😤😤😤
Dae_Hwa💎: Biang lala 😄
total 1 replies
Cookies
up
Dae_Hwa💎: Asiappp
total 1 replies
Riaaimutt
gampang meninggal ini kamsud nya apa sih nad.. q kok gagal memahami kata-kata mu..
Dae_Hwa💎: ah sudahlah 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
😭😭😭😭😭😭
Dae_Hwa💎: 😭😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
kaylla salsabella
ya Alloh Thor semoga ibu Ajeng dan melody selamat .....awas aja klu di buat sad ending.....aku mutung pokok nya 😭😭😭🏃
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 thorrrr novel ini kamu buat dengan campuran bawang merah berapa ton 😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Dae_Hwa💎: 10 ton kak 😭😭😭😭😭 Biar mata pembaca pada kewer²😭😭😭😭😭
total 1 replies
istianah istianah
kadang seorang suami tidak merasa kalau sang istri lg kesepian ,apa lg blm pnya anak ,dan seorang suami akan sadar apa bila istri tak ada di sampingnya , kalau sudah tak ada baru terasa 😭😭😭
Dae_Hwa💎: betul.
Sifat suami yang selalu berulang itu ya, tidak peka.
total 1 replies
Baek chanhun
,, menunggu,, membuat emosi.
,, penyesalan,, membuat sesak di
di dada, dalam penyesalan hanya
dua kata sering di ucapkan,
,, andaikan dan misalkan,, dua
kata ini tambah penyesalan.

thanks mbak 💪 💪
Dae_Hwa💎: betul.
Andaikan, misalkan. Berujung nyesal
total 1 replies
Raa
Semoga tidak seperti yang ada dalam benakku 🥹
Dae_Hwa💎: Semoga 🙃
total 1 replies
Raa
Nggak ada kata ampun sih untuk Vina & Karin. Jahat banget.
Dae_Hwa💎: Pake bangeeeet
total 1 replies
Raa
Kan ... bener dugaan ku, wajib dimasukkan bui dah dua titisan Dajjal ini🔥
Dae_Hwa💎: Wajib 🥺🥺🥺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!