Persahabatan dua generasi.
Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.
Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.
Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.
Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trik..
Asha terus menundukkan kepalanya.
"Asha..tolong, jawab pertanyaanku.."
Asha mengangkat kepalanya.
Dia melihat ketiga temannya yang melihatnya heran.
"Kak..kita mengobrol disana saja.." Asha menunjuk meja yang kosong.
Rangga mengangguk.
"Maaf teman teman aku kesitu dulu sebentar.."
Ketiganya mengangguk serentak.
Asha beranjak dari duduknya diikuti oleh Rangga, mereka berdua berjalan mendekati meja kosong disebelahnya.
"Wah..Asha memang penuh kejutan.." Ucap Della terpana
"Iya..selain itu dia sangat beruntung.." Timpal Riri pelan
"Sudah bertunangan dengan lelaki 10 M, masih saja dikejar-kejar lelaki tampan seperti Pak Rangga.." Ucap Della lagi.
"Berteman dengannya membuatku bangga.."
"Juga iri.."
Della dan Riri saling bertatapan, kemudian berpelukan sedih.
Desi yang tidak mengerti hanya melihat dengan heran.
Sementara di meja lain.
"Kak..ada yang harus aku katakan pada Kakak.."
"Apa..?"
"Alasan aku tidak pernah membalas pesan dari kakak karena aku sudah bertunangan.." Asha menunjuk cincin di jari manisnya.
Rangga terlihat syok, dia melihat cincin itu lekat.
"Maafkan aku kak.."
Rangga melihat Asha.
"Kalau boleh tahu, siapa pria itu..?"
Asha terlihat kaget.
"Seseorang yang aku kenal sudah lama.."
"Tapi kenapa, teman temanmu tidak ada yang mengetahui pertunanganmu..?"
"Seperti Diana dan Jessica..? mereka sahabat karibmu sejak SMA kan..?"
Asha terlihat salah tingkah.
"Pertunangan ini mendadak, aku belum sempat mengabari mereka.." Asha berkilah.
Rangga tersenyum.
"Asha, apa kamu lupa, kamu pernah melakukan trik ini dulu sewaktu kuliah..?"
Asha mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang dimaksud Rangga.
"Kamu menolak semua pria yang menyatakan cintanya padamu dengan alasan kamu sudah dijodohkan..kamu ingat itu..?"
Asha menundukkan kepalanya, Rangga benar, dulu dia sering menolak lelaki dengan alasan itu, dengan begitu, para lelaki itu tidak mencoba mendekatinya lagi.
"Kamu masih menggunakan trik itu sekarang..?" Tanya Rangga dengan tersenyum.
"Aku serius..aku sudah bertunangan.."
"Aku akan percaya kau kamu mengenalkanku dengannya.."
Lagi lagi Asha tersentak.
"Kenapa..?" Tanya Rangga tersenyum.
Kemudian dia melihat Asha dengan serius.
"Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu..karena aku sangat mencintaimu.."
"Berhentilah menolakku dengan alasan sudah bertunangan, karena aku tidak percaya sama sekali.."
"Aku akan terus berjuang untuk menaklukkan hatimu, perasaanku padamu masih sama seperti lima tahun lalu.."
Asha melihat Rangga.
"Kumohon..jangan seperti itu, lupakan aku, carilah wanita lain yang lebih baik, aku tidak akan bisa membalas cintamu.."
"Karena aku sudah menjadi milik orang lain sekarang.."
Rangga tersenyum.
"Sudah kubilang, aku akan berhenti mengejarmu kalau kamu mengenalkan pria itu kepadaku.."
"Tapi sekarang aku tidak bisa.." Jawab Asha pelan.
Rangga tersenyum.
"Baiklah..lanjutkan makan siangmu dengan teman-temanmu, pulang kerja nanti aku akan menunggumu, aku akan mengantarmu pulang.." Rangga beranjak dari duduknya, tersenyum manis kepada Asha dan pergi meninggalkannya.
Asha memijat keningnya.
"Bagaimana ini..?" Gumam Asha pelan.
***
"Pak Rangga menghampiri Asha saat makan siang di kantin tadi..." Nando melapor.
Devan mengepalkan tangannya.
"Apa mereka berbicara berdua saja..?"
"I..iya.." Jawab Nando ragu.
Devan memejamkan matanya, menahan amarah karena cemburu.
"Kamu dengar apa yang mereka bicarakan..?"
"Sayangnya tidak pak.. posisiku cukup jauh dari meja mereka.."
"Baiklah.. tolong terus awasi orang itu, laporkan jika dia terus mendekati Asha.."
Nando mengangguk
"Kamu boleh pergi.."
Nando pergi meninggalkan ruangan.
Devan beranjak dari duduknya, api cemburu semakin berkobar hebat, dia berjalan mondar-mandir sambil memikirkan sesuatu, sampai akhirnya dia menelepon Asha dan memintanya untuk datang ke ruangannya.
Tak lama suara pintu terbuka, Asha masuk dengan perlahan.
"Ada apa..?"
Devan melihat Asha tajam.
"Apa yang kalian bicarakan tadi di kantin..?"
Asha tersentak. Memikirkan bagaimana suaminya bisa tahu jika dirinya dan Rangga tadi mengobrol di kantin.
"Hanya menanyakan kabar saja.."
"Kamu yakin..? Hanya itu..?"
Asha tidak menjawab.
"Katakan semuanya.."
Asha melihat Devan yang terlihat semakin kesal.
"Aku memberitahunya kalau aku sudah bertunangan.."
"Bagaimana reaksinya..?"
"Tentu saja dia percaya, memberiku ucapan selamat dan berjanji kalau hubungan kami hanya akan sebatas teman saja.."
"Kamu tidak bohong..?" Devan menatap Asha tajam.
Asha dengan cepat mengangguk.
Devan masih melihat Asha dengan tajam.
Asha menundukkan kepalanya, takut jika suaminya mengetahui jika dirinya berbohong.
Tiba-tiba suara pintu dibuka dengan cepat, Angel masuk dengan tergesa-gesa, raut wajahnya berubah seketika melihat Devan yang terlihat sedang memarahi Asha.
Devan kaget, begitu juga dengan Asha.
"Maaf..aku tidak tahu kamu sedang memarahi sekretarismu.." Ucap Angel melihat Devan.
"Seharusnya kamu mengetuk pintu dulu.." Jawab Devan melihat Angel.
Angel berjalan menghampiri Devan, tiba-tiba memeluknya dan mengecup pipi Devan dengan cepat.
Devan yang kaget langsung melihat Asha.
"Apa yang kamu lakukan..?" Devan memarahi Angel, masih dengan melihat Asha.
"Maaf pak..saya permisi.." Asha pamit dan pergi meninggalkan ruangan.
Devan melihat kepergian Asha dengan penuh rasa bersalah
Asha segera menutup pintu dari luar, melihat ke meja Nando yang kosong.
"Pantas saja Nando tidak ada.." Gumam Asha.
Asha berjalan ke mejanya, air mata keluar dengan sendirinya.
"Kumohon, jangan menangis, air mata, berhentilah keluar.." Ucap Asha pada dirinya sendiri sambil terus menghapus air matanya yang mengalir deras mengingat kejadian yang baru saja dilihatnya, Angel memeluk dan mencium suaminya tepat di hadapannya, mencium Devan tepat di pipi yang tadi diciumnya.
Sementara didalam ruangan.
"Kenapa kamu tiba-tiba menciumku di depan karyawanku..?" Devan terlihat marah.
"Maaf, aku hanya ingin membuatmu senang, karena aku lihat kamu sedang sangat kesal dengan sekretarismu itu.."
"Memangnya dia sudah melakukan kesalahan apa sehingga kamu memelototinya seperti itu..?"
Devan mendesah.
"Sudahlah..tidak perlu dibahas, ada apa kamu kemari..?"
"Tadi Rangga meneleponku, katanya dia sudah mulai bekerja hari ini, aku kesini ingin melihatnya bekerja.."
"Juga ingin melihat wanita yang sudah lama disukainya.."
"Apa..?" Tanya Devan kaget.
"Dia bilang kalau cinta pertamanya bekerja disini..karena itu dia bersikeras untuk bekerja disini.."
Devan terperanjat.
"Apa maksudmu..?"
"Rangga bilang kalau wanita yang sudah lama dicintainya bekerja di perusahaan kamu..aku jadi penasaran siapa wanita itu..karena itu aku kesini.."
Devan mengepalkan tangannya.
"Jadi benar, tujuannya bekerja di perusahaanku adalah karena Asha.." Gumam Devan dalam hati.