NovelToon NovelToon
PELET

PELET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Deanpanca

Mirna gadis miskin yang dibesarkan oleh kakeknya. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Sarah.

Kehidupan Sarah yang berbanding terbalik dengan Mirna, kadang membuat Mirna merasa iri.

Puncaknya saat anak kepala desa hendak melamar Sarah. Rasa cemburunya tidak bisa disembunyikan lagi.

Sang kakek yang mengetahui, memberi saran untuk merebut hati anak kepala desa dengan menggunakan ilmu warisan keluarganya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk baca kisahnya, wajib sampai end.

29/01'25

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20 Pergi ke Orang Pintar

🦉

Sarah menghapus air matanya dengan kasar. Dia terus melangkahkan kakinya mendekat ke rumah Purnomo.

Tak terasa dia sampai di halaman rumah mertuanya. Banyak orang yang melihatnya, semua merasa iba pada Sarah.

"Sarah!" Sapa Ibu mertuanya yang tampak terkejut melihatnya. Bagaimana tidak? Baru saja wanita itu pulang bersama ibu dan bapaknya, sekarang sudah ada disini lagi.

"Tadi bukannya Eneng sudah pulang?"

"Tapi suami ku belum pulang, Bu. Jadi aku kesini lagi." Jawabnya.

"Maafkan Purnomo, Neng!" Ucap ibu mertuanya.

"Bu, aku gak setuju dengan ide bapak dengan membiarkan Mirna bersama Kang Purnomo. Aku mau membawanya ke orang pinter, Bu." Kata Sarah.

"Iya, Neng. Ibu juga berpikir begitu." Bu Ayu mengajak Sarah masuk ke rumah.

Juragan Bandi yang ternyata mengikuti putrinya sejak tadi, hanya melihat dari kejauhan. Kali ini dia membiarkan putrinya bertindak sesuai kemauannya sendiri.

🦉🦉

"Kang Purnomo dimana, Bu?" Tanya Sarah yang tidak melihat keberadaan suaminya.

"Ada di kamarnya dengan Mirna." Bu Ayu menjawab dengan penuh penyesalan. Tidak bisa mencegah keduanya agar tidak sekamar.

"Apa? Di kamar? Kenapa dibiarin, Bu?" Emosi Sarah memuncak, inilah yang dia takutkan. Apalagi kalau sampai mereka berani berbuat mesum.

Sarah pergi ke kamar suaminya, dia menggedor gedor pintu kamar Purnomo.

"Kang...Kang! Buka Akang!"

Ceklek

Pintu kamar dibuka, menunjukkan raut wajah Purnomo yang tak bersahabat.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Purnomo.

"Aku yang harusnya bertanya, ngapain akang berduaan di dalam kamar dengan Mirna? Aku istri sah, Akang!" Ucap Sarah dengan air mata berderai.

Purnomo kembali merasakan sakit di kepalanya. Dia tidak ingat kalau sudah menikahi Sarah, yang dia ingat justru baru saja menikah dengan Mirna.

"Akang kenapa?" Panik Sarah.

Mirna mendekat pada Purnomo. "Akang sayang, kamu kenapa? Sini, istirahat dulu." Mirna membawa Purnomo ke tempat tidur dan membaringkannya.

Setelahnya dia menghampiri Sarah, menarik lengan istri sah Purnomo.

"Sini kamu, dasar perempuan manja!" Mirna membawa Sarah menjauh dari kamar Purnomo.

Sarah menyentak tangannya. "Lepas, Mirna! Tangan kotor mu itu gak pantas nyentuh aku." Kata Sarah.

Bu Ayu terus mengikuti kemana mereka pergi, dia ada disamping Sarah dengan penuh ke khawatiran.

"Oh, akhirnya kamu gak malu lagi menunjukkan sikap aslimu di depan orang." Balas Mirna.

"Diam kamu, Mirna. Awalnya aku gak percaya kalau kamu bisa seberani ini dalam bertindak, tapi setelah apa yang aku lihat tadi.... Ternyata kamu tidak benar benar takut padaku." Ucap Sarah.

"Hmm, selama ini hanya kamu satu satunya orang yang mau bicara dan berteman denganku. Tapi kamu juga yang tega menyiksaku, menjadikan ku mainanmu." Balas Mirna.

Deg

Sarah menatap tajam Mirna. Dimatanya ada benci, ada juga ketakutan.

"A apa yang kau lakukan pada, Kang Purnomo?" Sarah mengalihkan pembahasan. Dia melihat ibu mertuanya terkejut dengan ucapan terakhir Mirna.

"Aku membuatnya pusing, jika jauh dariku. Sudah cukup lama dia tidak bersamaku, tidak memelukku, tidak menghirup aroma tubuhku. Dia hampir gila, Sarah." Bohongnya. Mirna ingin memanas-manasi Sarah.

"Kau! Jangan berani melewati batasan. Aku istrinya, semua itu hanya boleh dilakukan denganku bukan denganmu, sampah." Emosi Sarah dipermainkan oleh Mirna.

Dengan wajah yang dibuat manja, Mirna melangkah mendekat ke arah Sarah.

"Aku tidak memintanya, dia sendiri yang memanjakan ku. Mmm, apa kau juga ingin dimanja oleh nya? Apa belum cukup keluargamu memanjakan mu? Apa belum cukup aku memanjakan matamu?" Ucap Mirna.

Sarah menutup telinganya, sembari berjongkok. Dia berteriak histeris.

"Aarrgghhh... Berhenti! Jangan bicara yang tidak tidak." Katanya.

"Neng, sudah atuh. Ayo ikut ibu, jangan ikuti permainan Mirna." Ucap Bu Ayu.

"Sebenarnya apa maksud Mirna? Kenapa Sarah seperti ketakutan dibuatnya?" Gumam Bu Ayu dalam hati.

Mirna memilih kembali ke kamar Purnomo. Meninggalkan Bu Ayu yang mencoba menenangkan Sarah.

🦉🦉🦉

Disisi lain, Amir sedang mondar mandir di kamarnya. Saat hendak menjemur pakainya, tak sengaja dia melihat orang-orang juragan Bandi yang berlalu lalang disekitar tempat tinggalnya.

Dia merasa kalau kebusukannya telah terbongkar, mungkin saja Mirna dipaksa untuk mengakui siapa yang telah membantunya.

"Bagaimana ini? Kenapa aku merasa seperti buronan? Apa mereka mencurigai ku? Tidak biasanya orang orang juragan Bandi ada disekitar sini.

"Apa Mirna mengungkapkan tentangku?" Banyak tanya dibenak Amir, itu semua tercipta karena rasa bersalahnya.

"Tidak, aku tidak bisa pergi dari kampung ini sebelum bisa mendapatkan Sarah." Ucapnya.

"Apa kau sangat ingin memiliki Sarah?" Tiba-tiba Mirna ada dibelakang Amir. Sontak membuat pemuda itu terlonjak kaget.

"Mirna! Kamu itu darimana? Aku mencari mu dari tadi, kupikir kau sudah berada di rumah Purnomo." Ujar Amir.

"Apa kau sangat menginginkan Sarah, Amir?" Bukannya menjawab, Mirna justru mengulang kembali pertanyaan nya.

Amir pun mengangguk. Sudah sejak lama Amir mendambakan Sarah, lebih tepatnya saat Emaknya berhasil menolong juragan Bandi.

Awalnya dia merasa itu hanya perasaan sebatas teman, tapi lama kelamaan Amir menginginkan hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan.

Hingga akhirnya dia membuat rencana gila di kampung sebelumnya, dan benar saja juragan Bandi menolongnya, mengajaknya pindah ke kampung ini.

"Lalu kenapa kau memberiku harapan? Apa kau sadar dengan apa yang sudah kau lakukan padaku?" Tanya Mirna.

Amir menunduk merasa bersalah, waktu itu dia hanya bercanda. Tapi karena Mirna memberikan akses bebas, akhirnya dia khilaf.

"Aku khilaf, Mirna. Tapi kalau kau mau aku bertanggung jawab, akan kulakukan." Jawab cepat Amir.

"Kau akan bertanggung jawab padaku, lalu bagaimana dengan Sarah?" Ucap Mirna.

"A Aku....

"Lebih baik kau tetap di rumah, kalau kau keluar mereka akan menangkap mu dan aku tidak akan bisa menolong mu." Ucap Mirna.

Dia melangkah ke arah gudang tempatnya bersembunyi, menutup pintu rapat. Amir juga mengikuti nya tapi saat hendak masuk ke gudang, Mirna melarangnya.

Amir menunggu cukup lama, tapi Mirna tak kunjung keluar. Dia mendorong pintu gudang, betapa terkejutnya dia, Mirna kembali menghilang secara misterius.

"Kemana perginya Mirna?" Gumamnya lirih.

"Apa maksud dari perkataan Mirna tadi? Apa dia mencintai ku? Batin Amir.

🦉🦉🦉

Kembali pada Sarah dan Bu Ayu, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke orang pintar yang tinggal di ujung kampung sebelah.

Mereka berangkat diantar oleh Salman, yang tidak mengatakan tujuan sebenarnya. Salman hanya diminta mengantar mereka ke kampung sebelah, menemui teman Bu Ayu.

Tak terasa mereka telah sampai, Salman tampak tidak asing dengan rumah yang akan di datangi oleh Bu Ayu.

Sempat berpikir lama, tiba-tiba dia teringat kalau rumah itu adalah rumah Mak Denok. Dia orang pintar yang dipercaya warga sekitar, untuk menyelesaikan perkara gaib.

"Astaghfirullah al adzim!"

"Bu, kenapa kesini?" Tanya Salman.

Bu Ayu menatap Sarah, sebelum memberi jawaban pada Salman. Melihat menantunya mengangguk, dia pun mulai bersuara.

"Ibu mau tanya ke orang pinter, tentang Purnomo." Jawabnya.

"Astaghfirullah, Bu!" Benar saja tebakan Salman. "Ibu kok percaya dengan yang begituan." Ucapnya.

"Bapaknya Purnomo sudah mencari ustadz, ibu dan Sarah hanya mencari alternatif lain." Jawab Bu Ayu.

"Kalau kamu gak mau masuk, tunggu saja disini." Kata Sarah. Mereka tidak peduli dengan pendapat Salman.

Kini mereka berdiri tepat di depan pintu rumah kayu tua, yang sudah mulai lapuk.

"Mak... Mak Denok, Punten Mak!" Seru Bu Ayu.

"Kayaknya gak ada orang, Bu. Mungkin Mak Denok keluar." Kata Sarah.

"Kriieettt!" Suara pintu terbuka.

"Masuklah!" Terdengar suara serak dari dalam rumah, meminta mereka untuk segera masuk.

Bu Ayu dan Sarah mengikuti perintah, walau sebenarnya mereka diliputi rasa takut.

Masuk beberapa langkah, pintu di belakang mereka kembali tertutup. Membuat Sarah terlonjak.

"Bu, aku takut!" Bisiknya lirih.

"Sudah, tenang. Kita kesini gak berbuat jahat, kita butuh bantuan." Jawab Bu Ayu.

"Anakmu dalam masalah besar. Mereka tidak bisa dipaksa untuk berpisah." Ucapan Mak Denok sontak membuat Bu Ayu dan Sarah membulatkan matanya.

Mereka belum mengutarakan niatnya untuk datang, tapi pemilik suara serak yang diyakini adalah Mak Denok itu sudah lebih dulu tau.

"Duduklah!" Nenek tua dengan wajah keriput, punggung bongkok dan tengah mengunyah sirih muncul dari dalam bilik kamar di rumah itu.

"Pelet Gendam Panggalih, berasal dari tanah Jawa. memaksakan kehendak kalian akan membuat korbannya gila dan berujung kematian." Imbuhnya.

"Apa? Kematian? Apa tidak ada cara untuk menolong anakku, Mak?" Bu Ayu menghapus jejak airmata yang membasahi wajahnya.

Mak Denok menatapnya kemudian beralih menatap Sarah tajam.

"Untuk saat ini, biarkan mereka bersama dulu. Sampai kalian menemukan cinta sejatinya. Yang pastinya itu bukan kamu Neng geulis." Ucap Mak Denok.

Hati Sarah terasa sakit, dia sadar bukanlah cinta sejati Purnomo. Dia hanyalah orang yang memaksakan cinta.

"Tapi kami tidak pernah tau, kalau Purnomo mempunyai wanita yang disukai." Ucap Bu Ayu lirih karena merasa bingung.

"Ada, dia gadis kota. Campurkan air matanya pada air yang akan diminum anakmu." Kembali Mak Denok memberi secercah harapan.

Airmata Sarah kembali mengalir deras, dalam hati dia tidak rela kalau ada wanita lain lagi. Jika wanita itu muncul, sudah pasti Purnomo akan memilih kekasihnya.

"Apa tidak ada cara lain, Mak?" Tanya Sarah sembari sesenggukan.

"Pelet ini bersifat sama dengan pelet Jangjawokan, membuat orang merindukan pengirimnya, hasratnya juga semakin meningkat. Tidak ada cara lain, Neng." Terang Mak Denok.

"Pergilah, pemuda diluar sudah terlalu lama menunggu." Ucap Mak Denok.

Bu Ayu hendak beranjak, tapi Sarah memintanya menunggu. Masih banyak pertanyaan dibenak Sarah.

"Tunggu, Bu. Aku belum selesai, aku masih mau bertanya."

"Kita sudah mendapat jawaban, Sarah. Mau tanya apalagi?"

"Mak, bagaimana caranya mengalahkan Mirna?" Sarah terlihat putus asa.

"Jangan angkuh, Neng. Semua ini karena ulahmu sendiri. Kalau kau terus memaksa, bukan hanya suami, semua yang kau miliki akan dia renggut. Tujuannya hanya satu, membuatmu bersedih, membuatmu merasakan apa yang dia rasakan." Terang Mak Denok.

Bu Ayu menatap heran pada menantunya. Hal kejam apa yang bisa dilakukan oleh wanita seperti Sarah?

"Seandainya kamu bisa mengakui kesalahanmu, mungkin dia akan memberi jalan tanpa harus gadis kota itu muncul." Imbuh Mak Denok.

Setelah menerima penjelasan itu, Sarah dan Bu Ayu segera beranjak dari duduknya, kemudian keluar dari rumah tua itu.

Sampai di halaman rumah, Bu Ayu lupa memberi pembeli beras pada Mak Denok. Dia kemudian berbalik kembali, tapi alangkah terkejutnya dia ketika mendengar makian dari dalam rumah.

"Aku tidak butuh uang mu. Sebaiknya didik baik-baik orang yang baru saja menjadi keluargamu." Suara serak Mak Denok terdengar dipenuhi amarah.

Sesaat kemudian Mak Denok melemparkan bungkusan dari dalam rumahnya. Bu Ayu mengenali bungkusan itu milik menantunya. Sarah yang melihat bungkusan itu segera mengambilnya.

"Maaf, Bu. Aku sepertinya meninggalkan ini di dalam." Ucap Sarah setelah mendahului mertuanya mengambil bungkusan.

"Apa isi bungkusan itu? Kenapa Mak Denok sampai murka?" gumam Bu Ayu dalam hati.

1
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai menikah
Elisabeth Ratna Susanti
banyak misteri nih
Aksara_Dee
eleuh ... eleuh ☺️
Aksara_Dee
emaknya Purnomo juga matre
Elisabeth Ratna Susanti
kupetik 🌹 maaf bacanya nyicil ya
DeanPanca: siap kk author
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
waduh jadi gila,hiks
Elisabeth Ratna Susanti
Purnomo dah kena pelet ya?
Elisabeth Ratna Susanti
aku tidak suka mencium yang lapuk2😅
DeanPanca: aitsss/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
waduh ngeri nih
DeanPanca: yah gitu kak, kalau iri dengki merasuki hati.
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
salam kenal 🙏 like plus subscribe 🥰
DeanPanca: Terimakasih kk. mari saling support
total 1 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
kuburan? buat apa? malah tambah penasaran sama ceritanya
Diana (ig Diana_didi1324): nggk taku apa kak🤣
DeanPanca: dulu aku gali kuburan buat nyari obat nyamuk kak. serius loh aku ini./Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
kok aku yg melow sih🥲🥲
DeanPanca: peluk jauh buat kk author, Mama-Papa ku juga udh gak ada.
Diana (ig Diana_didi1324): hmm apalh daya yg sdh tak punya ayah😪
total 3 replies
Diana (ig Diana_didi1324)
mirna yg asli yg mana ya
Diana (ig Diana_didi1324)
ngeri sekali km mirna,
Diana (ig Diana_didi1324)
ooh ternyata amir suka sama sarah dan mirna sama Purnomo?? hmm baru paham sekarang
Diana (ig Diana_didi1324)
ntar kalau serumah bneran terus gimana ya??
Diana (ig Diana_didi1324)
gitu ya rasanya kalau kena pelet bawaannya pingin ktemu terus sama orangnya
Diana (ig Diana_didi1324): ooh jadi ini novel ter inspirasi dari situ. pingin nyoba juga bikin kisah misteri/horor tapi agak susah
DeanPanca: iya kk, temen aku korban jaran goyang. untung orangnya ketahuan, pas temen ku mau berangkat ke daerah Pinrang
total 2 replies
Aksara_Dee
wuiihh berani juga Sarah
Aksara_Dee: semenjak selesai pesta rakyat, dongeng bukan lagi di mulai dengan ; pada suatu hari
tapi dongeng dimulai dengan kalimat; jika saya terpilih nanti...
uppss ...
DeanPanca: kan anak penguasa, tak jauh berbeda dengan anak anak anggota dewan yg berani berbuat, UANG bapaknya yg bertanggungjawab./Smug/
total 2 replies
Author GG
kyknya Sarah bukan anak polos baik baik eh rupanya, sejahat apa dia, bawa apa pula itu ke rumah Mak Denok 😮 disini orang yang lurus Salman aja kayaknya 😀 nice, lanjut makin berlapis aja nih konfliknya ...
Diana (ig Diana_didi1324)
thor aku agak lupa.. bolh dijelasin gk, yg jahat itu sbnrnya sarah apa mima? apa bnar mima itu nge pelet purnomo
Diana (ig Diana_didi1324): ooh brarti bner ya kak klo mirna yg pelet, oke2 mkash pnjelasannya
DeanPanca: Mirna yg pelet Purnomo.
semua.y karena dendam dan iri ke Sarah.
penyebab.y Sarah berbuat hal yang gk baik ke Mirna. mslhnya apa? pantau terus ya kk author ku
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!