Dunia mengalami kekacauan Virus aneh muncul dan membuat umat manusia menjadi zombie.
Manusia yang membunuh zombie di pilih oleh tower of trial untuk menyelesaikan semua lantai menara.
Saat semua manusia berpikir bahwa telah menyelesaikan masalah zombie.
Monster dan mahluk asing mulai bermunculan di bumi.
Ragnar satu-satunya manusia yang tidak di pilih oleh tower of trial. Membunuh monster tanpa bantuan system dan tower of trial.
System aku tidak membutuhkannya. Selama aku memakan mahluk hidup. Aku akan menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aro McCoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Ujian Lantai Ke 2
"Benar Ragnar, apa kamu juga gagal saat tutorial tower of trial." Tanya Azizi.
"Jika aku jawab tidak, mungkin dia tidak akan percaya jika aku tidak pernah di pilih oleh tower of trial." Gumam Ragnar.
"Benar, aku juga gagal dalam tutorial tower of trial." Jawab Ragnar berbohong.
"Ahh, bahkan laki-laki kuat sepertimu juga gagal." Azizi terkejut saat mendengar Ragnar yang gagal dalam tutorial.
Tidak lama kemudian Ragnar melihat sebuah supermarket. "Ayo masuk." Kata Ragnar melihat Azizi. "Iya." Azizi mengangguk kemudian berjalan di belakang Ragnar.
"Pilih makanan yang kamu inginkan." Kata Ragnar melihat Azizi.
"Iya." Azizi mengangguk kemudian mulai mengambil makanan.
"Ragnar, apa tidak masalah kita mencuri makanan dan minuman." Tanya Azizi kepada Ragnar.
"Tidak masalah, karena dunia saat ini sedang kacau." Jawab Ragnar kemudian mengambil makanan dan beberapa botol air mineral.
"Aku sudah selesai." Kata Azizi setelah selesai mengambil makanan dan beberapa botol air.
"Kalau begitu, ayo kita pergi." Kata Ragnar melihat Azizi. "Iya." Azizi mengangguk. Ragnar kemudian keluar dari supermarket bersama dengan Azizi.
Beberapa menit kemudian "Ini rumahku." Kata Azizi berdiri di depan rumahnya. "Ambil ini." Kata Ragnar memberikan makanan dan minuman yang dia ambil di supermarket.
"Aahh, mengapa kamu memberikannya padaku." Tanya Azizi kepada Ragnar.
"Aku bisa mengambil makanan dan minuman lagi saat pulang." Jawab Ragnar kemudian berjalan pergi.
"Ragnar tunggu." Azizi berteriak. "Ada apa." Tanya Ragnar.
"Ayo masuk. Aku akan membuatkanmu minuman sebagai ucapan terimakasih karena sudah menyelamatkanku." Azizi tersenyum.
"Lain kali saja, hari ini aku sedang sibuk." Balas Ragnar kemudian berjalan pergi.
"Apa aku baru saja di tolak." Kata Azizi melihat kepergian Ragnar.
"Baru kali ini aku di tolak oleh laki-laki." Kata Azizi.
Keesokan harinya di dalam tower. Arthur sedang melihat obrolan di komunitas. "Dari 8 juta orang yang bergabung di komunitas. Sekarang hanya tersisa 4 juta orang." Kata Arthur melihat angka 4 juta di komunitas.
"Aku tidak menyangka 4 juta player yang tereliminasi di ujian lantai pertama." Kata Arthur.
"Sebaiknya aku tidak memilih tingkat kesulitan sulit. Agar tidak gagal dalam ujian selanjutnya." Kata Arthur melihat notifikasi waktu di depannya.
"Waktu sampai ujian di lantai 2 : 4 Menit 59 Detik."
"Waktu sampai ujian di lantai pertama : 0 detik"
"Apa anda bersedia menerima ujian di lantai pertama? Iya / Tidak." "Iya." Arthur menekan Iya.
"Silakan pilih tingkat kesulitan anda." "Hadiah yang anda dapatkan akan sebanding dengan kesulitan yang anda pilih." "Mudah - Normal - Sulit." Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Aku akan memilih tingkat kesulitan Normal." Kata Arthur kemudian memilih Normal.
"Wuuzzz." "Silakan masuk ke dalam portal." Lubang biru muncul di depan Arthur. Arthur kemudian masuk ke dalam lubang biru.
"Anda telah memasuki lantai kedua tower of trial. "Pemilihan kesulitan di lantai pertama – Normal."
"Kali ini aku berada di sebuah arena." Kata Arthur melihat dirinya berada di tengah arena.
"Subjek ujian adalah duel." "Wuzzz." Mahluk hijau setinggi 2 meter muncul di depan Arthur.
"Kalahkan Orc untuk menyelesaikan ujian." "23:58." "Gagal menyelesaikan ujian kembali ke bumi."
"Rooarrr." Orc berteriak kemudian berlari ke arah Arthur. Arthur berlari ke arah Orc kemudian mengayunkan pedangnya. "Slassshh." "Seranganku hanya memberikan goresan di tubuhnya." Arthur terkejut saat melihat luka di tubuh Orc.
"Ggrrr." Orc mengamuk dan memukul Arthur.
"Uuhhh." Arthur terkena pukulan Orc dan terlempar mundur sejauh 5 meter. "Pukulannya sangat menyakitkan." Kata Arthur mengusap darah di mulutnya.
"Sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang sulit." Kata Arthur melihat Orc setinggi 2 meter yang berdiri tidak jauh darinya.
Saat ini di bumi. Pria berbadan gemuk yang berusia sekitar 40 tahun muncul dari udara kosong. "Sangat mustahil untuk manusia mengalahkan Orc setinggi 2 meter." Kata pria berbadan gemuk.
"Direktur." Kata Azizi memanggil pria berbadan gemuk. "Azizi." Pria berbadan gemuk terkejut saat melihat Azizi.
"Benar, sebelum di pindahkan ke tempat lain. Aku baru saja mengantar Azizi pulang." Kata pria berbadan gemuk melihat Azizi.
"Azizi apa kamu punya air, aku sangat haus." Kata pria berbadan gemuk melihat Azizi.
"Aku punya direktur, ayo masuk ke dalam." Azizi tersenyum kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam rumahnya. "Iya." Jawab pria berbadan gemuk kemudian mengikuti Azizi ke dalam rumahnya.
"Ini direktur." Azizi tersenyum dan memberikan sebotol air mineral kepada pria berbadan gemuk.
"Terimakasih." Kata pria berbadan gemuk kemudian meminum air.
"Azizi, dimana keluargamu." Tanya pria berbadan gemuk.
"Kedua orang tuaku sedang berada di luar negeri direktur dan aku tidak bisa menghubungi mereka berdua." Jawab Azizi dengan sedih.
"Jadi sekarang kamu tinggal sendiri." Tanya pria berbadan gemuk.
"Benar direktur, sekarang aku tinggal sendiri." Azizi mengangguk.
Pria berbadan gemuk melihat tubuh Azizi kemudian berkata. "Dari pada tinggal sendiri, mengapa tidak denganku saja." Pria berbadan gemuk tersenyum dan memegang tangan Azizi.
"Terimakasih direktur, tapi aku lebih suka tinggal sendiri." Azizi tersenyum dan melepas tangan pria berbadan gemuk.
"Kamu salah paham, ini bukanlah permintaan. Jadi kamu tidak bisa menolakku." Pria berbadan gemuk tersenyum dan memegang kedua tangan Azizi.
"Direktur aku mohon lepaskan." Azizi ketakutan saat pria berbadan gemuk memegang kedua tangannya.
"Gendut, apa kamu tidak mendengar apa yang di katakannya. Lepaskan Azizi sekarang juga." Kata Ragnar yang berdiri di belakang pria berbadan gemuk.
"Ragnar." Azizi tersenyum saat melihat Ragnar yang berdiri di belakang pria berbadan gemuk.
"Berengsek, beraninya kamu mengangguku." Pria berbadan gemuk melepaskan Azizi dan melihat Ragnar.
Pria berbadan gemuk mengeluarkan pedang dari udara kosong kemudian mengarahkan pedang ke arah Ragnar. "Pergi dari sini jika kamu masih ingin hidup." Kata Pria berbadan gemuk mengancam Ragnar.
"Oohh, kamu juga terpilih oleh tower of trials." Kata Ragnar melihat pria berbadan gemuk yang mengarahkan pedang ke arahnya.
"Benar, aku terpilih oleh tower of trials." Balas pria berbadan gemuk.
"Karena kamu terpilih oleh tower of trials. Aku mempunyai alasan tambahan untuk memakan dagingmu." Ragnar menyeringai kemudian memukul wajah pria berbadan gemuk. "Uuuhhh." Pria berbadan gemuk terkejut saat Ragnar tiba-tiba memukul wajahnya.
"Berengsek, aku akan membunuhmu." Pria berbadan gemuk berteriak marah kemudian mengayunkan pedangnya.
"Ragnar awas." Azizi berteriak saat melihat pria berbadan gemuk mengayunkan pedangnya.
Ragnar menghindari serangan pria berbadan gemuk kemudian memukul dagunya. "Buuukk." "Uuhh." Pria berbadan gemuk terjatuh saat terkena pukulan di dagunya. Ragnar mengambil pedang pria berbadan gemuk kemudian menusuk perutnya.
"Aaahhh." Pria berbadan gemuk berteriak saat Ragnar menusuk perutnya. "Azizi, tetaplah di dalam rumah." Kata Ragnar melihat Azizi.
"Iya." Azizi mengangguk dengan ketakutan. Ragnar kemudian menyeret tubuh pria gemuk keluar dari rumah.
"Hei, aku tahu aku salah. Bisakah kamu membiarkanku pergi." Pria berbadan gemuk melihat Ragnar dengan ketakutan. Pria berbadan gemuk sadar Ragnar bukan lawan yang bisa di kalahkan olehnya.
besok kalo ada temen kerja,sekolah ditolong juga teros nyampe player bikin organisasi terus ngincer mc tinggal incer cw,temenya (jadi sandra apa ditusuk dari belakang) kelarn cerita