Quinsha (Nona Muda Tersembunyi)

" jadi, siapa dirimu, wahai anak muda .. "

...****************...

' Deg deg deg '

Jantung narendra berpacu kencang saat aura intimidasi dari arjuna terasa. Dia bagaikan tahanan kota yang sedang di adili.

" ayah, ayah membuatnya takut " peringat Sadewa. nakula dan kevin mengulum bibirnya menahan untuk tidak meledakkan tawa mereka saat melihat tampang narendra yang terlihat pucat.

" ha ha ha, maafkan saya. Ha ha ha " tawa arjuna pecah. Narendra sedikit lega saat mendengar tawa paman dari kekasihnya ini.

" ehm. Perkenalkan paman, saya narendra aldebaran. Ceo Aldebaran Group. Ayah saya alm, thomas aldebaran dan ibu saya yulia aldebaran. Sedangkan ini asisten pribadi saya sekaligus saudara sepupu saya, kevin aldebaran. " narendra memperkenalkan diri nya. Arjuna terhenyak seketika saat mendengar nama ayah dan ibu narendra.

" kamu anak mas thomas dan mbak yulia ? Dan tadi apa katamu ? Almarhum ? Jangan bilang mas thomas sudah tiada ?" tanya arjuna dengan tergesa - gesa. Narendra dan kevin juga terkejut dengan pertanyaan dari Arjuna.

" paman kenal orang tua saya ?" tanya narendra cepat. Arjuna mengangguk.

" ya, saya kenal mas thomas. Dulu saya dan ayah mu adalah senior dan junior di sma sampai kampus. almarhum ayah quin juga mengenal orangtuamu, saat itu kami berteman baik. Tapi terpisah karena ayahmu harus meneruskan perusahaannya di cabang london.tak ku sangka dia sampai membawa mba yulia dan menetap di sana hingga melahirkan anak di sana. Apa kabar orang tua mu ?" tanya arjuna semangat.

" alhamdulillah, ibu saya sehat dan baik. Tapi ayah sudah tiada setahun yang lalu, jdi saya dan ibu serta kevin memutuskan untuk pulang dan menghandle perusahaan di sini, " jelas narendra.

" aku turut ber bela sungkawa." kata arjun sedih.

" terima kasih paman," jawab narendra tenang.

Keadaan seketika hening, sampai ratih dan kedua calon menantu nya ikut bergabung. Aisyah duduk di samping sadewa sedangkan azizah duduk di samping nakula.

" kamu nggak sibuk kan ?" bisik nakula pelan ke azizah. Azizah menggeleng.

" ehm jadi kamu anak mbak yulia dan mas thomas ?" tanya Ratih lagi.

" iya bibi, " jawab narendra. Ratih manggut - manggut paham.

" kebetulan saya kesini dan semua nya seang berkumpul, saya ingin membicarakan sesuatu kepada paman, bibi, dan sadewa dan nakula, " kata narendra. Semua mata mengarah ke arah narendra, menanti kelanjutan kata - kata dari sang Ceo muda ini. Bahkan kevin juga menatap bos sepupu ny ini.

" ada apa ? Apa ada yang penting?" tanya arjuna. Sedikitnya ia mulai paham dengan apa yang akan narendra sampaikan. Tapi ia ingin melihat keberanian bocah muda ii untuk berbicara langsung.

" ehm. Saya ingin mempersunting Quin menjadi istri saya " ucap tegas narendra.

" APA ...?" teriak ratih.yang lain pun kaget walau tak se ekpresif ratih. Arjuna berdeham memperingati ratih agar tenang.

" ehem ... Apa kamu yakin? Kamu tentu tahu quin adalah putri adipati satu - satu nya. Harta paling berharga yang kami miliki " kata arjuna tegas.

" saya yakin paman, " jawab Narendra mantap.

" apa tidak terlalu cepat ? Kamu belum terlalu mengenal quin , kalian baru bertemu quin dua bulan yang lalu kan ?" tanya arjuna lagi.

" waktu kenalan tak menjamin kebahagiaan paman, saya sudah mantap menjadikan quin istri saya, saya berjanji akan membahagiakan dia dan tidak pernah menyakiti nya." janji narendra.

" apa kamu yakin dengan apa yang kamu janji kan. Kamu tentu tahu masa lalu quin,dan kamu pasti tahu sifat polos quin. Apa kamu tidak akan memanfaatkan sifatnya yang polos itu ? Dia boleh lulusan s3 luar negeri, pendidikannya memang pintar dan jenius. Tapi tidak dengan kehidupan sosial nya." kekeh arjuna. Narendra terdiam sejenak untuk menyiapkan jawaban yang tepat.

" paman, saya sudah tahu semua masa lalu quin. Bahkan saya pertama kali bertemu nya dalam wajah penyamarannya. Saya sudah tertarik pada nya saat melihat dia berdebat dengan kevin. Mata nya yang tajam mengisyaratkan keberanian meski kelihatannya dia habis menangis. Saat itu saya tidak berhenti memikirkannya. Saya yakin saya bisa membahagiakan quin seperti paman dan keluara membahagiakan dia " jawab narendra lagi. Arjuna terdiam. Bahkan sadewa dan nakula juga ikut terdiam. Mereka terhanyut. Tanpa mereka sadari selama ini jika quin sering menangis sendiri tanpa sepengetahuan mereka. Dan malah orang asing yang bahkan tidak di kenalinya menyadarinya.

Ratih juga terdiam. Selama ini dia selalu ingin menjadi sandaran dari sang keponakan. Secara tidak langsung ia menyalahkan diri nya yang tidak memperhatikan kebiasaan dari quin.

" paman dan bibi bisa mempercayakan quin pada saya. Saya janji untuk menjaga dia dan membahagiakan quin." kata Narendra meyakinkan keluarga quin.

" hah, mekipun aku mengijinkan mu menjalin hubungan dengan quin, tetap harus meminta persetujuan quin dan ibu mu kan," pasrah arjuna pada akhirnya. Narendra tersenyum tipis. Ia lega akhirnya ia bisa menaklukkan paman dari kekasih hati ny ini.

" saya akan bicara kepada quin dan akan membawa nya ke hadapan ibu secepatnya," kata narendra lagi.

" haah, ya sudahlah, paman setuju jika kamu ingin meminang quin," surat ijin sudah narendra kantongi dari paman quin. Narendra beralih menatap ratih.

" hah, jika suamiku sudah menyetujui, maka aku juga setuju. Tapi kamu harus ingat janji mu " ancam ratih. Narendra tersenyum.

" tentu bibi, terma kasih. " kata narendra tulus.

" baiklah, aku akan ke atas terlebih dahulu. Aisyah, azizah, kalian mau kan menginap disini ?" tanya arjuna ke pada ke dua calon menantu nya.

" tidak ayah, kami akan pulang, kami besok ad kelas pagi - pagi " jawab aisyah di angguki juga oleh azizah.

" yasudah, nanti biar sadewa dan nakula yang mengantar kalian, ayo bun " kta narendra sambil mengajak ratih untuk beristirahat.

" baik yah," kata ratih sambil beja;an beriringan dengan suaminya.

Kini hanya tersisa enam pemuda pemudi di ruang keluarga adipati. Atmosfir di antara mereka berubah menjadi tegang lagi. Azizah dan aisyah memilih untuk diam karena kedua calon suami nya nampaknya tengah menyiapkan ospek dadakan kepada narendra.

narendra menelan saliva nya kelat saat melihat tatapan dari sadewa dan nakula. Tadi nya ia berpikir begitu ia melewati dan mendapat restu dari paman quin, perjalanan selanjutnya akan berjalan dengan lancar. Tapi, nampaknya perjalanannya malah akan baru di mulai. Ini lah dua sosok penjaga dari qun yang sesungguhnya. Benteng pertahanan yang sesungguhnya dari kehidupan quin. Ibarat kata " langkahi dulu kami baru membawa pergi quin ".

" jadi, kamu serius untuk menikahi quin ?"..

.

.

HAI HAI.

TERIMA KASIH SUDAH MAU MEMBACA KARYA PERTAMAKU.

MUNGKIN TINGGAL BEBERAPA BAB LAGI DAN KARYA INI AKAN SELESAI.

JUJUR SAJA AKU BELUM BERANI MEMBUAT KARYA YANG BANYAK KONFLIK DI KAYA PERTAMAKU.

SEKALI LAGI, TERIMA KASIH UNTUK DUKUNGAN KALIAN.

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN NYA.