Setelah Umayra meninggal dunia, Kaysar menjadi sangat dingin. Waktunya habis untuk bekerja dan menemani putri kecilnya yang terpaksa jadi piatu saat dia dilahirkan.
Lima tahun dia habiskan tanpa pernah terusik oleh satu perempuan pun.
Hingga dia bertemu lagi dengan seorang gadis yabg dulu pernah berniat merayu sahabatnya, Gista Aulia.
Semoga suka ya🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih nyari perhatian Gista
Tim Theo kali ini bersorak girang. Walau mereka kalah jumlah ikan yang dipancing, tapi mereka menang di berat ikan ikan itu.
Para daddy yang bertindak sebagai juri memutuskan kedua tim imbang.
Kaysar dan para daddy lainnya segera membersihkan dan membakar sebagian ikan segar hasil pancingan. Sebagian lagi akan mereka bawa pulang untuk diberikan pada oma opa mereka. Karena ikan ikan yang sudah berhasil dipancing jumlahnya sangat banyak
Ziza dan Ruby sudah berada di kapal yacht para mami. Mereka sedang bersantai menunggu ikan ikan yang akan dibakar para daddy.
Kesempatan itu mereka gunakan untuk melukis pemandangan yang ada di depan mereka.
Para mami pun mengerubungi Gista dan dua anak perempuan itu, melihat mereka menggambar.
"Kamu pernah sekolah seni, Gis?" tanya Edna. Dia jagum melihat coretan sketsa Gista.
"Iya, pernah."
"Buat pameran lukis aja kalo lukisan kamu sudah banyak," usul Zoya.
"Mami Zoya, lukisan tante Gista banyak banget di studio lukisnya. Bagus bagus semua," jawab Ziza memuji dengan kagum.
Gista tersenyum tipis.
"Nah, kan bisa buat dipamerkan dan dijual," tukas Cleora menimpali.
"Lukisannya belum terlalu bagus, kok. Takut ngga yang beli," tawa Gista merendah.
Tapi ngga lama kemudian tampak Nathan sudah berada di atas jetskynya. Juga ada Jeff.
Zoya dan Cleora pun pamit untuk ikut bersama suami suami mereka.
Daddy daddy yang lain masih sibuk membakar ikan. Sedangkan para bocil laki laki sekarang sedang tepar karena kecapean tadi sudah adu cepat memancing.
Setengah jam kemudian
"Ayo makan," seru Cleora yang sudah membawa sepiring ikan bakar. Di belakangnya ada Zoya dan Sandra. Vanda dan Edna juga menyusul.
"Anak anak kita tadi katanya tidur?" tanya Sandra.
"Udah bangun Sekarang lagi pada lapar," kekeh Zoya. Dia akan bergabung ke kapal Nathan dan si kembar.
"Kita gabung, ya ," ucap Jeff yang datang bersama Kaysar. Anak kembar Jeff juga ikut.
"Aku di kapal Zayn, ya," pamit Sandra. Anak dan suami mereka ada di kapal sebelah.
"Aku ikut," sambung Edna. Anaknya Sean juga di kapal sebelah bersama Eriel.
"Sayang si kembar Shaka dan Shakti ngga ikut, ya," cetus Cleora.
"Mereka lagi ada acara kemah," sahut Edna.
"Acara kelulusan, ya," sela.Sandra.
"Iya."
Kaysar mendekati putrinya yang sudah menyimpan peralatan melukisnya. Begitu juga Gista dan Ruby.
"Ayo, makan dulu." Kaysar meletakkan dua piring besar berisi tiga ekor ikan. Tadi tim istri sudah menyiapkan nasi, sambal dan lalapan.
Terik matahari sudah melembut karena sudah menjelang sore
"Itu ikanku, Ziza," ucap Theo bangga. Quin mencibir. Mereka duduknya cukup berdekatan. Jeff dan Cleora saling lirik ke arah Kaysar dan Gista. Anehnya dua orang itu nampak anteng saja.
"Iya, Theo. Thank's, ya," senyum Ziza membuat Theo tergelak senang.
"Jangan ketawa kalo lagi makan ikan. Nanti bisa ketelan tulang," ejek Quin memgingatkan.
"Iya iya." Theo tetap saja masih berderai tawanya. Dia masih merasa senang dan bangga, walaupun hasilnya dinyatakan imbang, tapi dia duluan yang berhasil mendapatkan ikan. Baru kali ini dia bisa mengalahkan Dewa.
Gista mencubis daging ikan itu dan memisahkannya dari tukang. Karena ikan tangkapannya gede gede, tulamgnya hanya di tengah dan di pinggirannya saja.
Tapi Gista tetap hati hati ngga mau Ziza dan ponakannya kemakan tulang.
"Enak tante," ucap Ziza yang makan dengan lahap.
"Iya, enak banget," tambah Ruby juga. Dia pun makan tak kalah lahapnya dengan Ziza.
Gista tersenyum lembut sambil terus mencubis ikan dan meletakkannya di samping piring piring yang berisi nasi, sambal dan beberapa lembar daun kemangi milik kedua anak perempuan itu.
Gista malah belum makan sama sekali. Dia ngga merasa lapar, karena senang melihat Ziza dan Ruby yang sudah makan cukup banyak. Maksudnya nanti setelah kedua anak perempuan itu kenyang barulah dia akan makan.
"Nih, makan dulu. Ziza dan Ruby sudah banyak daging ikannya. Nanti aja dikasih lagi," tegur Kaysar yang sedari tadi memperhatikan interaksi Gista dengan putrinya dan Ruby.
Dia pun meletakkan cukup banyak cubisan daging ikan ke pinggir piring Gista yang nasi, sambal dan lalapannya masih utuh.
Gista sampai terdongak, memperhatikan laki laki ini dengan kesal.
Ngapain sok perhatian, protesnya dalam tatapannya.
Kaysar yang merasa seolah diperhatikan, balas menatap Gista dengan bibir melengkungkan senyumnya.
"Makanlah. Biar aku yang mengurus anak anak cantik ini."
Gista melengos.
"Iya, tante. Dimakan. Nanti tante kelaparan," imbuh Ruby setelah menelan makanan yang ada di mulutnya.
"Nanti daddy aja yang kasih ikannya ke kita, tante. Biar gantian, tante," sambung Ziza dengan wajah cerianya.
Gista tersenyum lagi dan menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah suaranya. Dia enggan berkata apa pun di depan Kaysar. Dia masih tersinggung dengan kata kata laki laki duda itu.
Lebih baik menganggap laki laki ini ngga ada, kan?
Kalo saja tidak di depan anak anak perempuan ini, daging ikannya ngga akan dia makan. Dia akan cuekin juga.
Jeff dan Cleora yang berada di dekat Kaysar saling pandang dan tersenyum melihat tingkah calon keluarga baru di depan mereka. Apalagi melihat Kaysar yang sudah ngga malu malu lagi menunjukkan perhatiannya.
Tadi Kaysar yang mengajaknya ke kapal para istri. Padahal niat Jeff, Cleora yang akan menyusulnya.
"Mau makan bareng calon istri?" ledek Jeff.
"Sembarangan. Anakku di sana," bantah Kaysar ringan.
"Ya ya.... Anak, calon istri dan ponakannya," kekeh Jeff membetulkan kalimat Kaysar.
Kaysar ngga menanggapi lagi, malah meminta Theo dan Quin membawa masing masing satu piring berisi ikan tangkapan keduanya.
Fazza dan Vanda yang berada di kapal yang sama juga saling tatap. Senyum mereka merekah. Malik yang baru berusia tiga tahun pun lahap makannya.
"Ziza sebentar lagi akan punya mami. Aku senang, Kak," ucap Vanda pelan.
"Ya," senyum Fazza agak melebar. Dia pun menyuapkan makanan ke Vanda, bergantian dengannya. Karena istrinya menyuapkan makanannya ke putra mereka Malik. Jangan sampai putranya makan sambal juga, belum waktunya.
Baru kali ini Fazza memperhatikan Gista. Waktu acara malam itu, dia sedang mengobrol dengan istrinya.
Fazza merasa yakin pernah melihatnya. Dia berusaha mengingatnya.
"Gista pasti akan jadi mami yang baik untuk Ziza," ujar Vanda lagi.
"Ya, pastinya." Fazza masih mikir.
"Bang Kaysar juga perhatian, ya, kak," tambah Vanda lagi.
Fazza tersenyum, menatap lembut istrinya.
"Kalo aku gimana?" tanya Fazza tiba tiba.
Wajah Vanda langsung merona.
"Ngga tau," kilah Vanda malu. Dia mulai salah tingkah. Selalu begitu tiap Fazza menggodanya
Fazza tergelak melihatnya. Membuat pasangan pasangan yang ada di sana menoleh pada mereka.
"Fazza tuh, cinta mati sama kamu, Vanda," kekeh Cleora yang sempat nguping pembicaraan pasangan beda usia itu.
"Mana ada perempuan yang bisa merayu Fazza selain kamu," timpal Kaysar, lalu terkekeh.
Mereka pun tertawa berderai. Para bocil tampak ngga peduli, tetap fokus dengan makanan mereka.
Fazza jadi tersadar, kemudian Fazza mengalihkan tatapnya pada Gista yang menatapnya juga seperti yang lain sebelum melengos.
Memang sudah sangat lama. Tapi Fazza mulai yakin dengan dugaannya.
Si pegawai magang?
perempuan yg radak susah
kalau ingin diakhirat jodohnya suami a LG harus setia sampai menutup mata