Alisya adalah gadis yang terlahir dari keluarga kaya. ayahnya merupakan salah satu pengusaha tersohor di Jakarta. walaupun demikian, tak membuat Alisya kehilangan jati dirinya. Bahkan ia harus menerima takdirnya dijodohkan oleh kedua orang tua sesuai dengan bibit, bobotnya. namun pernikahan yang di impikan itu tak seindah yang dibayangkan. justru pernikahan itu menjadi awal mula mimpi buruk bagi kehidupan Alisya, kala sang suami mengetahui penyakit yang di derita. perilakunya seakan jijik dan mencampakkan sang istri. hingga keduanya harus berpisah dan Alisya di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya. kebahagiaan di antara keduanya mulai tercurah kembali. namun kebahagiaan mereka hanya sesaat kala harus di pertemukan kembali dengan perpisahan abadi yang sesungguhnya.
apa yang terjadi pada Alisya? ikuti misteri cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alletaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal mula kesengsaraan ku! (Alisya)
Sementara Alisya yang tak ingin memperlihatkan kesedihannya kepada sang mama, ia terpaksa berbohong untuk menutupi itu. Tentu saja ia tak ingin mamanya merasa khawatir dan marah jika ia mengatakan yang sebenarnya.
"Alisya baik-baik aja kok ma" jawab Alisya
"mama tiba-tiba saja kepikiran tentang kamu Al. Firasat mama tiba-tiba saja tidak enak, terus-menerus kepikiran kamu".
"itu karena mama kangen aja kali sama Alisya. Makanya mama kepikiran Al terus dari tadi" timpal Alisya yang berusaha untuk menenangkan mamanya walaupun apa yang ia katakan sangat jauh berbeda dengan realita yang ada.
"mama rasa juga sepertinya begitu"
Alisya yang mendengar pernyataan mamanya tiba-tiba merasa tak enak hati. Semoga ini menjadi kali pertama dan terakhir ia berbohong. Monolognya
"oh iya suami kamu mana? Kok gak kedengaran suaranya?" tanya Sinta kembali
"aa....ada kok ma, dia lagi di kamar!" ucap Alisya yang kembali berbohong kepada mamanya
"oh gitu. syukur deh kalau di rumah, mama pikir dia lagi di luar"
"gak kok ma. Ada kok di kamar" akhirnya Alisya memilih untuk mengakhiri panggilan itu, perasaannya mulai tak karuan. Haruskah ia menerima takdir ini? sampai kapan ia harus berbohong kepada mamanya. Monolognya
Malam pertama yang seharusnya menjadi malam menebarkan bagi pengantin baru, malah menjadi awal mula mimpi buruk bagi Alisya. Pernikahan yang di idam-idamkan oleh orang tuanya untuk kebahagiaan Alisya, justru menjadi awal mula kesengsaraan Alisya.
*****
Semenjak percekcokan antara Alisya dan Jordan malam itu, tak terlihat sedikit pun batang hidung laki-laki itu untuk kembali ke rumah.
"kemana Jordan, kenapa sampai tengah malam begini belum juga pulang" ucap Alisya yang menatap jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul satu malam.
Karena merasa tak kuat jika harus bergadang menunggui kepulangan Jordan Akhirnya ia tertidur juga.
******
Drttt.....Drttt.....Drttt
ponsel Alisya kembali berdering. Pagi pagi sekali Sinta sudah menghubungi Alisya. sementara Alisya yang saat itu masih tertidur pulas, akhirnya terbangun juga.
Alisya yang saat itu masih terpengaruh kantuk berat, tidak terlalu memperhatikan panggilan dari siapa yang masuk. Ia pikir Jordan yang menelponnya saat itu. Mungkin saja Jordan mau di bukakan pintu. Setelah semalaman tidak pulang ke rumah. Monolognya lagi
"halo Jo" Alisya dengan suara berat mengangkat telfon itu. Walaupun sudah menjadi suami istri keduanya terlihat masih memanggil 'nama' satu sama lain. Tidak seperti pasangan yang lain yang mungkin saja memiliki panggilan khusus ataupun panggilan kesayangan.
Sontak saja Sinta yang mendengar Alisya memanggil dengan sebutan 'Jo' merasa kaget.
"ini mama, Al" sahut Sinta
sementara Alisya yang mendengar suara mamanya spontan langsung membuka matanya lebar. Diperhatikan nya sebuah panggilan yang sedang berlangsung. Ya ampun aku pikir Jordan ternyata mama. Hmm tumben-tumbenan mama pagi pagi gini sudah nelpon. Monolognya
"ee...iya maaf ma, aku pikir Jordan" ucap Alisya dengan suara terbata - bata dan sedikit menahan malu
"hmm dasar pengantin baru ya, semua yang di ingat cuma suaminya. Mamanya sendiri sudah seakan terlupakan." ujar Sinta meledek
"iihh apaan sih ma, gak gitu lah ma. Tadi Alisya masih tertidur jadi gak terlalu memperhatikan siapa yang nelpon." ujar Alisya
"oh iya tumben mama pagi pagi sudah nelpon, ada apa ma? gak kayak biasanya" timpal Alisya kembali
"iya, mama tadi cuma mau kasi tau kamu, kalau mama berniat datang ke rumahmu"
"jam berapa ma?" ucap Alisya yang terlihat sangat kaget
"ini mama udah siap siap mau ke tempat kamu"
"hah, maksud mama sekarang? Kok cepet banget ma? Tanya Alisya kembali
"kenapa emangnya? kamu gak seneng kalau mama datang"
"yah seneng ma.." Alisya yang nampak berpikir keras. Bagaimana jadinya jika nanti sang mama datang sementara Jordan masih belum juga pulang ke rumah. Apa yang harus ia jawab jika mendapati pertanyaan seperti itu. Pasti mamanya akan curiga karena pagi pagi sekali Jordan sudah tidak ada di rumah.
Kalaupun harus membuat alasan dan mengatakan bahwa Jordan sudah ke kantor. Rasanya juga tak mungkin sama sekali. Mengingat hari ini weekend. Alisya nampak sangat bingung dan tidak tahu harus menjawab apa jika pertanyaan itu tiba-tiba saja terlontar dari mulut mamanya.
"Al? Kenapa diam nak?
"ahh gak kok ma."
"ya sudah mama jalan ya sekarang " Panggilan itu kemudian berakhir.
seketika Alisya tak tahu harus berbuat apa, yang bisa ia lakukan hanya berusaha menghubungi Jordan dan menyuruhnya untuk segera pulang.
Tut Tut Tut.... Panggilan tak terjawab dari Alisya.
Berkali-kali Alisya mencoba menghubungi Jordan tapi masih saja tak ada jawaban.
*****
Sinta nampaknya sudah tiba di rumah Alisya.
segera ia turun dari mobil
Tok....Tok....Tok....
"seperti ada yang ketuk pintu. Ahh jangan jangan itu mama lagi" batin Alisya, segera gadis itu menuju pintu dan membukanya.
kleekk.....
benar saja perempuan paruh baya yang di panggil 'mama' kini sudah berada di rumahnya. Dengan banyaknya tentengan yang ia bawa ke rumah Alisya
"mama. masuk ma" perintah Alisya
"sini biar Alisya bantu" mengambil beberapa Tote bag yang berisi berbagai makanan di dalamnya
Kemudian Sinta menyerahkan tot bag belanja itu, untuk di bawa Alisya.
"mama kok repot repot sih bawa banyak makanan kayak gini" ucap Alisya
"ih gapapa, mama sengaja bawain kamu sama Jordan makanan. Mama tahu pasti sepagi ini kalian belum sarapan kan?" ujar Sinta yang seakan mengerti bahwa memang Alisya belum sempat menyiapkan makanan. Sementara Jordan ia tak tahu kemana pria itu.
"mama kok gak liat Jordan, kemana dia? Apa dia masih tidur?" tanya Sinta kembali, yang sontak saja membuat Alisya merasa kebingungan, alasan apa lagi yang harus ia katakan kepada mamanya
"Al panggil Jordan sana, kenapa cuma diam saja kamu? Kita sarapan sama-sama " ucap Sinta yang kembali menyuruh Alisya untuk membangunkan Jordan
"Jordan gak ada di rumah ma!"
"maksud kamu? kemana Jordan sepagi ini?" tanya Sinta yang penuh keheranan.
"Hmm tadi sih katanya mau joging ma!"
"oh joging. Mama pikir dia memang pergi dari kemarin" Firasat seorang ibu memang tidak pernah meleset meski hal kecil sekali pun
*****
Di sore harinya.....
"kamu dari mana aja? kok baru pulang?" tanya Alisya yang melihat Jordan baru memasuki rumah setelah dari kemarin, lebih memilih untuk pergi
"cerewet banget sih, ingat yah kita itu nikah bukan atas CINTA jadi gak usah sok sokan mau atur orang!" Ucap Jordan yang nampak memarahi Alisya, karena ia pikir Alisya terlalu mencampuri urusan pribadinya
Alisya yang mendengar omelan Jordan hanya bisa terdiam. Walaupun dalam hati kecilnya ia sudah merasa sangat capek menghadapi sikap Jordan yang sangat berbeda jauh sebelum mereka menikah.
Meskipun begitu, sebisa mungkin Alisya harus tegar, mengingat ada orang tua di belakang yang sangat mendukung pernikahan ini. Betapa lebih terlukanya mereka jika anak-anak nya sampai gagal menjalin kehidupan rumah tangga.
syuka sekali deh sama kata - kata nya... 🥰🥰
jangan lupa mampir juga ya di karyaku
lebih baik positif thinking aja