Disclaimer: Novel ini berlatar belakang di benua Amerika, sehingga semua dialog sebenarnya diucapkan dalam bahasa Inggris. Namun untuk kepentingan pembaca, budaya komunikasi sebisa mungkin masih mengikuti budaya Indonesia. Mohon maaf apabila ada beberapa panggilan terkesan tak sopan pada karakter di novel ini.
Servo Barga adalah seorang Detektif yang hidup di Los Angeles. Namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya, dia justru memiliki kemampuan unik yang tak dimiliki para pengguna Sistem di dunianya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, dia harus bergerak di dua dunia, dunia mafia dan juga dunia Sistem. Bagaimana cara dia membagi waktu antar keduanya?
Novel ini merupakan Spin Off dari novel Author yang lain. hubungi author apabila ingin mengetahui kisah karakter lain yang muncul di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldo Hu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 : Bertemu Jovanka si Pewaris
Untuk menyegarkan pikirannya dari pertumbuhan anaknya, Sore itu Servo meminta ijin ke istrinya untuk jalan-jalan di pinggiran kota Los Angeles sembari mencari petunjuk terkait kasus dari artikel Anton. Rave yang menyarankan ini agar pemuda itu lebih waspada dan mulai menjaga para pengguna Sistem semampunya.
"My god..." celetuk Servo ketika tiba di salah satu sudut kota LA. Dia ingat sudut kota ini biasanya terdapat pasar malam atau pasar kaget, namun kali ini keadaannya sangat suram dan sepi. Dia memarkirkan motornya di pinggir jalan.
Dia ingat pesan Rave bahwa terdapat beberapa pengguna Sistem telah berjuang menumpas robot itu, dan kini dia sedang berhadapan dengan seonggok robot yang sudah rusak. Robot itu cukup besar, mungkin ada setinggi dua meter lebih. Iseng, Servo mencoba mengaktifkan pendaran tangannya. Karena robot itu sudah dalam keadaan mati, dia tidak segan mencoba, apakah pukulan menggunakan telapak tangannya dapat menembus robot itu atau tidak.
*Bugh! Pssshh....*
Servo lega, ternyata telapak tangannya dengan mudah menembus robot tersebut. Namun dia anggap ini barulah permulaan, pria itu lalu memeriksa robot tersebut dengan lambaian tangannya. Dengan sekejap dia tahu bahwa kelemahan robot tersebut berada di jantungnya. Dia ingat pernah melatih hal ini ke Merida yang kebetulan sakit hari itu. Ketika melambai dia dapat melihat bahwa jantung merupakan bagian tubuh esensial yang diperlukan setiap makhluk hidup. Itu ternyata juga berlaku untuk robot ini.
Hanya saja berdasarkan analisanya, jantung robot ini berfungsi semacam batere sentral dari fisik si robot. Mengingat semua ini, Servo pun mulai beranjak dari tempat itu dan mulai mencari petunjuk, terlebih dia juga mendengar sirine mobil polisi mendekat. Dia memutuskan bertanya ke penduduk setempat terkait serangan Artrobot belakangan ini.
Servo sedang duduk termenung di salah satu kursi milik sebuah Food Truck, dia memikirkan apa yang pemilik Food Truck tadi katakan. Menurut pria pemilik itu, keadaan jalanan menjadi kacau balau di berbagai wilayah di Amerika, tentunya termasuk Los Angeles. Untung saja beberapa warga biasa yang cukup kuat, tampak berjibaku membantu pengguna Sistem.
Tepat saat itu, mata Servo mengerling ke dua wanita agak tomboy sedang berjalan menuju Food Truck itu. Di belakang dua wanita itu sekitar dua puluh meter jauhnya, Servo melihat ada sebuah Artrobot tampak mengincar wanita-wanita itu. Matanya seketika membulat, perlahan dia menaikkan tingkat kewaspadaannya.
Artrobot itu bergerak cepat mendekati dua wanita itu yang baru saja selesai membeli makanannya.
*Duaaghh!*
Salah satu wanita itu menendang temannya, karena dia melihat sebuah Artrobot hendak menyerang temannya. Si Artrobot menoleh, kembali menyerang wanita yang agak gempal itu. Tak mau buang waktu, Servo segera berlari sambil mengaktifkan pendaran pada tangan kanannya.
*Sreegg..psshh!*
"Lain kali langsung hajar di jantungnya, Nona. Berhati-hatilah lain kali!" ucap Servo sambil tangannya telah meraih inti dari Artrobot tersebut, lalu mencabutnya. Robot itu segera tumbang setelahnya.
"Siapa lo?!" ujar teman wanita satunya yang lebih ramping. Sejenak Servo melihat di pergelangan tangan kedua wanita itu terdapat gelang Sistem yang mirip dimiliki Ibu Walinya.
"Nama saya Servo Barga, salam kenal!" sahut Servo sambil tersenyum. Buru-buru Servo melepas jantung Artrobot dan membersihkan tangannya di keran air dekat dengan food truck. Dia lalu memperkenalkan dirinya kembali dengan kedua wanita itu.
"Servo Barga....SB...apakah anda yang mengirim ini ke saya...?" tanya si wanita agak gempal, yang barusan memperkenalkan diri sebagai Jovanka. Wanita itu menunjukkan sebuah pesan Chat WA dari nomor tak dikenal. Alis Servo bertaut, dia lalu memeriksa nomor tersebut. Dugaannya benar, nomor itu adalah nomor Rave di Amerika. Tentu saja kedua pengguna Sistem ini tidak mengenalnya. Sepertinya Rave tahu bahwa Servo cepat atau lambat akan bertemu Jovanka dan temannya ini, Abigail.
"Oh err..itu, kayanya saya lupa pernah kirim, itu soalnya suruhan bos saya..." jawab Servo salah tingkah setengah berbohong. Kedua wanita itu saling berpandangan penuh arti. Mereka bertiga lalu mengobrol terkait gerakan Artrobot dan anti sistem ini. Kedua wanita itu tampak sendu memikirkan nasib mereka.
Namun Servo meyakinkan mereka berdua bahwa dirinya dan beberapa muridnya akan membantu menumpas para Artrobot. Kedua wanita itu lalu tersenyum agak kecut. Mereka tampaknya tak terlalu ingin mengandalkan sepenuhnya ke Servo. Setelah makan makanan mereka selesai. Mereka bertiga pun berpisah jalan.
Servo pun kembali ke motornya untuk segera pulang
