kisah seorang pemuda bernama BARKAH yang selamat dari kobaran api , ia melakukan perjalan spiritual ke pulau jawa. hal-hal diluar nalar pun di dapatnya setiap kali ia membantu orang yang datang kepadanya .
sempat dirancun oleh orang tak di kenalnya , untungnya, tangisan Diana membuatnya seakan hidup kembali ..
bagaimana kisah perjalanannya , simak terus tiap episode nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titik.tiga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
" sepertinya ayahku marah padaku " .
sejak kejadian itu, entah kenapa sikap ayahku jadi berubah, beliau sering murung dan tak pernah lagi menyentuhku , jangankan menyentuh atau sekedar membelai rambutku , mendekatiku saja tidak .
beliau seakan menjauhiku , jujur , aku nyesel dengan tindakanku itu, tapi entah kenapa bibir ini terasa sulit untuk mengatakan kata maaf .
dengan penuh penyesalan, aku pun memilih untuk mengurung diri di kamar . Jujur , kadang air mata ini mengalir begitu saja saat aku mengingat kembali apa yang aku lakukan pada ayahku. dan setiap kali aku mendengar suara ayahku, kakiku gemetar dan aku pun menangis .
Beberapa hari kemudian, ayahku masuk ke dalam kamarku dengan seorang bapa-bapa yang tak aku kenal .
Disaat itu , aku sedang duduk sambil bermain handphone, bapa-bapa tersebut langsung mendekatiku seakan ingin melecehkanku , aku menjerit sejadi jadi nya, tapi ayahku malah diam saja berdiri di depan pintu kamarku .
Aku pun melemparkan semua yang ada di sekitarku pada bapa-bapa tersebut , dari mulai bantal hingga buku . Bapa tersebut tetap mendekati ku , wajahnya menyeringai seakan ingin melecehkanku . ketika si bapa tersebut memegang tanganku, aku pun langsung memukul dan menendangnya , aku pun sempat mencakarnya dan akhirnya ketika bapa tersebut akan memegang kepalaku, aku pun menggigit tangannya kemudian ku tendang perutnya .
Disaat itu bapa-bapa tersebut keluar dari kamarku, begitu pula dengan ayahku yang menutup kembali pintu kamarku .
Jujur, disaat itu aku benar-benar ketakutan , aku bingung dan ga nyangka dengan apa yang di fikirkan oleh ayahku .
setelah ayahku menutup pintu kamarku, aku pun beranjak dari tempat tidurku, kemudian aku mengunci nya dan kembali duduk di tempat tidurku .
dengan perasaan takut, aku pun menutup jendela kamarku rapat-rapat . Terdengar suara ayahku sedang mengobrol dengan bapa-bapa tersebut kemudian suara itu perlahan menghilang bersamaan dengan langkah kaki yang mulai menjauh.
" bapa kenapa sih, tega banget sama anak sendiri . " ucapku .
Aku pun merebahkan tubuhku dan akhirnya aku pun tertidur .
malam hari nya, aku terbangun karena suara ibuku dari balik pintu kamarku . Dengan rasa malas, aku pun beranjak dari tempat tidurku kemudian ku buka pintu kamarku.
Di saat itu, ibuku masuk sambil membawa sepiring nasi untukku . Aku pun memakannya, ibuku duduk disampingku sambil membelai rambutku .
Entah kenapa, disaat itu wajah ibuku seperti bersedih , sempat kutanyakan kenapa, tapi ibuku hanya tersenyum saja.
Aku pun meneruskan makanku , setelah itu , ibuku tiba-tiba memijat kakiku.
tapi anehnya, ibuku seperti menangis , seketia aku pun langsung menarik kakiku kemudian memeluknya . Ku usap airmatanya , dan setelah itu, ibuku keluar dari kamarku dengan tak lupa menutup kembali pintu kamarku.
Beberapa jam kemudian, disaat aku sedang tiduran , ayahku tiba-tiba membuka pintu kamarku, saat aku melihat kearah pintu , rupanya ayahku ditemani 3 orang bapa-bapa . Dengan cepat , dua orang diantara mereka langsung memegang tangan dan kakiku .
Aku berusaha sekuat tenagaku , teriakan dan jeritan tak henti-hentinya keluar dari mulutku , tapi mereka tetap saja memegang tangan dan kaki ku sekuat tenaga .
Salah satu dari bapa tersebut mendekatiku lalu menempelkan semacam cairan parfum pada hidungku dan di saat itu , entah kenapa tubuhku tiba-tiba lemas dan aku pun tak sadarkan diri.
Hari demi hari ayahku selalu membawa orang-orang yang tak pernah ku kenal , tanpa rasa malu ayahku memasukan orang-orang tersebut ke dalam kamarku.
entah apa yang mereka lakukan, yang pasti aku selalu dibuat pingsan oleh mereka.
Sampai akhirnya, aku tak melihat lagi ayahku , begitu pula dengan orang-orang yang pernah masuk kedalam kamarku .
Disaat itu, aku hanya tinggal bersama ibuku.
...****************...