Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui
Setelah pembicaraannya dengan Ikke malam itu, Armell jadi terus kepikiran. Ia memikirkan tentang hubungannya dengan suaminya, memikirkan masa depan pernikahannya, apa memang benar ia seharusnya berusaha memiliki perasaan untuk suaminya? Dan memikirkan juga bagaimana sikap suaminya selama tiga bulan menjadi suaminya?
Selama pernikahannya, Seno memang selalu memperlakukan Armell dengan baik. Ia selalu memberikan perhatian, perlindungan, selalu menjaga perasaannya, juga memenuhi segala kebutuhannya. Seno benar-benar menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang suami.
Armell kini telah usai melaksanakan kegiatan magangnya. Sebenarnya tuan Adiguna sang CEO menawarkan pekerjaan tetap untuk Armell di perusahaannya. Karena kinerja Armell yang memang tidak di ragukan lagi. Tapi Armell menolak dengan halus karena dia mau fokus kepada kuliahnya.
Armell membutuhkan banyak waktu luang untuk mengerjakan skripsi tentu saja. Di tambah lagi dirinya punya tanggung jawab untuk menjaga seorang bayi. Tuan Adiguna pun mengerti posisinya. Tuan Adiguna akhirnya memberikan ia kebebasan, jika suatu saat Armell membutuhkan pekerjaan, perusahaannya akan dengan senang hati menerimanya. Karena kini tuan Adiguna sudah mengetahui siapa itu Armell.
Flash back on
" Tuan, saya sudah mendapat informasi aktual dan detail tentang nona Lusi dan tuan muda. " kata Dion sang asisten saat ia sudah berada di dalam ruangan atasannya.
" Bagaimana? Apa yang kau dapatkan? " tanya tuan Adiguna tidak sabaran.
" Seperti dugaan kita tuan. Nona Lusi memang menikah dengan tuan muda. " jawab Dion.
" Benarkah? " tanya tuan Adiguna dengan wajah bahagia. Dion mengangguk mantap. " Cepat ceritakan semuanya apa yang kau dapatkan. " lanjut tuan Adiguna.
" Saya memulai penyelidikan saya dari pengadilan agama di daerah tempat tinggal tuan muda. Karena tidak mungkin jika mereka menikah di kampung nona Lusi. Dan ternyata nama mereka tercatat di sana. Mereka menikah sudah hampir tiga bulan yang lalu. Mereka menikah di rumah tuan muda. Dari pihak nona Lusi, pamannya yang menjadi wali karena ternyata ayah nona Lusi sudah meninggal. " cerita Dion.
Tuan Adiguna mendengarkan cerita Dion sambil manggut-manggut.
" Kemudian saya menelusuri ke rumah tuan muda. Ternyata mereka tidak tinggal satu rumah tuan. Tuan muda di rumah dan nona Lusi tetap tinggal di rumah kost. " lanjut Dion.
" Apa? Apa-apaan mereka itu. Suami istri kok tidak tinggal satu rumah. " tuan Adiguna mulai berang. " Ini pasti ulah si kampret itu. " umpat tuan Adiguna.
" Sepertinya tidak tuan. Nona Lusi yang meminta untuk tinggal di rumah kost. Dengan alasan takut jika pihak kampus tahu dan beasiswanya di cabut. " jelas Dion.
" Kenapa mesti takut beasiswanya di cabut? Apa dia tidak tahu siapa El. Untuk membeli kampus itu saja saya sanggup. " tuan Adiguna agak tersinggung.
" Maaf tuan. Sepertinya nona Lusi belum tahu siapa tuan muda sebenarnya. Dia hanya tahu kalau tuan El adalah seorang polisi dan dia tidak mau membebani tuan muda karena harus membiayai kuliahnya. Sebenarnya tuan muda juga sudah memaksanya untuk menerima uang dari tuan muda untuk membiayai kuliahnya. Tapi nona Lusi menolaknya. Dia bilang dia tidak mau merepotkan. " jelas Dion lagi.
" Lalu pernikahan macam apa yang mereka jalani? " tanya tuan Adiguna semakin tidak mengerti jalan pikiran anak jaman sekarang.
" Mereka memang menikah karena ingin mengadopsi bayi yang di temukan nona Lusi tuan. Jadi tidak ada cinta di antara mereka. Tapi kalau saya perhatikan dan saya amati selama saya mengintai mereka, sepertinya tuan muda sudah ada perasaan terhadap nona Lusi. Tapi tidak dengan nona Lusi tuan. Sepertinya belum ada nama tuan muda di hatinya. " cerita Dion.
" Apa anak kampret itu tidak melakukan sesuatu untuk menaklukkan hati menantuku? " tanya tuan Adiguna.
" Mmmm....Tuan muda saja sepertinya masih belum menyadari perasaannya. Rasa takut akan masa lalunya masih selalu menghantuinya. Tapi dia selalu bersikap baik dan perhatian sama nona Lusi. Paling tidak, itu sudah hal yang bagus tuan. " ujar Dion.
" Yah, kamu benar. Anak itu sudah mau menikah saja sudah beruntung. Dan untungnya lagi, dia menikahi gadis yang tepat. " Ucap syukur tuan Adiguna. " Kamu terus awasi dia. Kita pantau mereka. Tapi kita tetap bersikap seolah-olah kita tidak mengetahuinya. Kita akan bertindak di saat mereka membutuhkan kita. " lanjut tuan Adiguna.
" Baik tuan. " jawab Dion.
" Sekarang, apa saya harus menceritakan ini sama istri saya? " tanya tuan Adiguna meminta pendapat Dion sang asisten. Meskipun Dion sang asisten masih tergolong muda, bahkan dia seumuran dengan El, tapi tuan Adiguna selalu mempercayainya. Kinerjanya sudah tidak perlu di ragukan oleh siapapun.
" Kalau menurut saya, tidak apa-apa tuan jika tuan ingin memberitahu nyonya Ruth. Supaya nyonya juga agak lega karena tuan muda sudah menikah. " saran Dion.
" Baiklah. Nanti saya akan memberitahukannya. " jawab tuan Adiguna sambil manggut-manggut.
Flash back off
Kini Armell sudah mulai menjalankan aktivitas seperti biasa. Berangkat kuliah, menemui dosen pembimbing untuk mengajukan judul skripsi, pergi ke perpustakaan mencari referensi untuk skripsinya, kemudian kembali ke tempat kost untuk menjaga baby Arvin.
💫💫💫
Sore menjelang petang hari itu, Armell baru on the way pulang dari kampus. Karena sejak siang tadi, ia harus menunggu kedatangan sang dosen pembimbing.
Seperti biasa, ia memilih jalan pintas untuk pulang dari kampus menuju rumah kostnya meskipun jalanan yang ia lalui kalau sudah petang hari pasti sepi. Tapi keinginannya untuk segera sampai ke tempat kost membuatnya tidak merasa takut.
Dengan langkah pasti, tas ransel di gendongannya ia berjalan sambil bersenandung. Tiba-tiba ia merasa ada yang sedang mengikutinya. Ia menghentikan langkahnya sebentar sambil melirik ke belakang. Tapi tidak ada orang di belakangnya. Iapun mulai berjalan kembali. Lagi-lagi ia mendengar langkah kaki seseorang di belakangnya. Tapi saat dia berhenti dan menoleh ke belakang, tidak ada apa-apa. Seperti itu sampai berulang kali.
Armell mencoba untuk berlari. Langkah kaki seseorang yang mengikuti juga terdengar berlari. Kemudian Armell berhenti mendadak dan langsung membalik badan. Dan orang yang sedari tadi mengikutinya, jadi berhenti mendadak dan tidak sempat bersembunyi.
" Siapa kamu? " bentak Armell.
Orang laki-laki bertubuh besar dan tegap dengan tato di lengan itu tersenyum menyeringai.
" Kalau ada orang bertanya itu di jawab pakai kata-kata ....jangan pakai senyuman gitu. Norak! " ucap Armell tanpa ada rasa takut menghadapi orang di hadapannya itu. " Sekali lagi saya tanya, siapa kamu? Kenapa kamu mengikuti saya? Naksir sama saya? Tapi maaf saja, saya tidak naksir sama situ. Saya sudah punya suami. Yang gantengnya ngalahin aktor Korea Ji Chang Wook. Kalau situ mah lewat. " ejek Armell.
Laki-laki di hadapannya itu terlihat berang oleh kata-kata Armell. Sepertinya ia tersinggung karena secara tidak sengaja, Armell mengatakan kalau dirinya itu jelek.
" Heh! Dasar perempuan buruk rupa! Kamu...."
" Apa kamu bilang? Saya buruk rupa? Mata anda buta ya? Cantik begini kok di bilang buruk rupa. " jawab Armell memotong perkataan si lelaki tadi sambil berkacak pinggang.
" Diam kamu! " bentak laki-laki itu. " Mending sekarang kamu ikut saya. " ucap laki-laki itu sambil meraih tangan Armell.
Dengan gerakan cepat, Armell menepis tangan laki-laki bertato itu.
" Udah ayo buruan. Jangan membuat pekerjaan saya menjadi lama. " sahut laki-laki itu.
" Kamu mau bawa saya? Lawan saya dulu penjahat ubur-ubur. " ejek Armell.
" Apa kamu bilang? Penjahat ubur-ubur? " bentak laki-laki itu sudah sangat geram.
" Iya, penjahat ubur-ubur. Tuh, tatonya kan gambar ubur-ubur. Masnya suka goyang ubur-ubur ya? Yang lagi viral tuh di medsos. " ejek Armell kembali.
" Diam kamu! " bentak laki-laki itu.
" Kamu yang diam. Ayo lawan saya kalau memang kamu mau membawa saya. " ucap Armell sambil memasang kuda-kuda.
Laki-laki masih memandang remeh Armell. Belum tahu dia kalau Armell jago karate.
Bugh.
Armell menendang perut si pria bertato itu. Membuat pria itu sedikit terdorong ke belakang.
" Sial. " umpat si laki-laki. Kemudian ia membalas menyerang Armell. Armell berhasil menangkis serangan dari laki-laki itu
Serangan demi serangan terjadi. Armell dengan gerakan gesit bisa menangkis hampir semua serangan si pria bertato itu. Sekali ia mendapat pukulan dari pria bertato yang membuat pipinya membiru dan ada sedikit darah menetes dari ujung bibirnya.
***
bersambung
lucu x pak supir