Cinta Tuan Dokter Yang Posesif

"Kak Devano...", lirih Dea menelan salivanya dengan kasar melihat tatapan pria itu padanya.

Pria yang bernama Devano itu merupakan salah satu dosen yang cukup familiar dengan ketampanan pria itu.Namun pria itu selalu bersikap dingin dan begitu tegas pada semua mahasiswa.Tak ada yang berani bersuara selama jam pelajaran pria itu.

"Kamu yang duduk didepan",ujar Devano.

"Saya P-pak...", jawab Dea.

"Iya... apakah mahasiswi baru?", tanya Dosen itu dengan tatapan elangnya.

"I-iya Pak",jawab Dea gugup.

"Hmmmm... baiklah kita lanjutkan materi minggu lalu", ucap pria itu pada seluruh mahasiswanya dan kembali fokus pada materi pelajarannya.

Dea menyimak dengan baik dan mencatat poin poin yang menurutnya penting di buku catatannya.Dea tak menyadari jika dari tadi Devano mencuri pandang padanya.Pria itu tanpa sadar tersenyum tipis dan itu membuat para mahasiswi yang melihat senyuman dosennya yang begitu jarang mereka lihat tampak saling berbisik.

Setelah dua jam berlalu akhirnya jam pelajaran pun usai.Dea mengemasi barang barangnya ke dalam tasnya.Tanpa ia sadari kini tinggal ia dan dosen nya yang sedang memperhatikan gadis itu dengan bersidekap didada duduk dikursinya.

"Cantika..."

Deg

Dea tau siapa yang kini memanggilnya,hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu.Dea membatu tak berani menatap pria yang kini ada di belakangnya.

"Kamu kemana saja?",tanya pria itu lagi.

Dea membalikan badannya menatap pria yang kini juga menatapnya."Kak Dev...", lirih Dea menatap pria itu yang tampak tersenyum lebar.

"Iya ini aku... ternyata kamu sudah sebesar ini sekarang",ujar Devano berjalan mendekati Dea.

"Kak...apa kabar?",tanya Dea pada pria yang dulu sering menolongnya jika ia dihukum oleh ibu tirinya.

"Baik... sangat baik.Bagaimana jika kita makan siang bersama sekalian--

"Maaf Kak...aku harus pulang sekarang",ujar Dea yang ingat jika sopirnya menunggu di parkiran.

"Cantika...boleh aku tau alamatmu?",tanya pria itu saat Dea akan beranjak pergi.

"Oh...itu--

"Dea..."

Dea membatu saat melihat pria yang kini menatapnya begitu tajam.Dea tau arti tatapan itu penuh amarah.

"Kak Kalen...",gumam Dea.

"Dea ikut aku ke ruangan ku sekarang!",ujar pria itu menatap sekilas tentang pada Devano yang tampak terkejut kenapa Kalen bisa kenal dengan Dea padahal Dea mahasiswi baru di kampus ini.

"I-iya Pak",jawab Dea berbicara formal.

"Kak Dev...aku ke ruangan Pak Kalen dulu",ujar Dea pamit pada Devano yang masih dengan keterkejutannya.

Dea mengikuti langkah Kalen keluar dari kelasnya.Dea sedikit menjaga jarak dengan Kalen.Dea mengehentikan langkahnya saat Kalen yang berada didepannya juga berhenti di sebuah lorong kampus yang sepi.

"Jangan memeberikan alamat rumah kepada orang lain,kamu mengerti",ucap Kalen datar tanpa mengayuh Dea.

"I-iya K-kak...",jawab Dea.

"Pulanglah ke apartemen.Pak Abdul tau alamat apartemenku",ucap Kalen lalu melanjutkan langkahnya menuju ruangannya karena ia akan ke rumah sakit setelah ini.

Dea berjalan menuju parkiran dimana Pak Abdul menunggunya.Gadis itu berjalan tanpa menghiraukan tatapan para pria yang tertuju padanya.Dea memang memiliki paras yang cukup cantik dengan wajah alami tanpa polesan make up tebal.Banyak pria yang tertarik padanya sayangnya gadis itu sekarang telah menjadi milik seorang Kalendra Atmaja,cucu dari pemilik kampus tempat Dea berkuliah.

"Cantika..."

Dea membalikan badannya menatap pria yang tak lain adalah Devano."Kak Dev...",ujar Dea.

"Ya...mau pulang bareng gak?",tanya Devano.

"Maaf Kak...aku dijemput",ujar Dea menunjuk sebuah mobil mewah didepannya dengan plat nomor khusus yaitu DE 4 AMJ.

Devano cukup terkejut dengan tunggangan milik Dea.Karena ia tau tak sembarang orang memiliki mobil mewah ini yang hanya ada beberapa buah di dunia di tambah lagi plat nomor khusus.

"Ini mobil kamu...?",tanya Devano mendekati mobil mewah itu namun urung karena ada sang sopir didalam.

"Iya Kak...",jawab Dea.

"Apakah Pak Anas sekarang sudah--

"Maaf Kak aku duluan ya.Aku ada perlu",ujar Dea saat membaca pesan diponselnya.

"Ya baiklah...",jawab Devano melambaikan tangannya saat Dea akan memasuki mobilnya.

"Kita ke apartemen Kak Kalen ya Pak",ujar Dea pada Pak Abdul.

"Iya Non...",jawab Pak Abdul patuh.

Dea menyandarkan tubuhnya pada jok mobil mewah itu yang membuatnya begitu nyaman.Dea tak tau jika saat ini mobil yang diberikan oleh mertuanya adalah salah satu mobil mewah yang hanya ada beberaoa buah di dunia.

"Pak...sudah berapa lama bekerja pada keluarga Atmaja?",tanya Dea pada Pak Abdul untuk membunuh kebosanannya.

"Kira kira sudah hampir 25 tahun Non,lebih tepatnya saat Tuan muda Kalen lahir",jawab Pak Abdul.

"Lama juga ya Pak.Pak Abdul tau banyak tentang Kak Kalen dong",tanya Dea.

"Sedikit banyaknya saya tau Non,Tuan muda itu orangnya dari kecil susah untuk didekati.Dia sedikit pendiam namun jika bicara cukup pedas.Tapi jiwa sosialnya sangat tinggi dan mandiri dari kecil",jawab Pak Abdul.

"Oh ya kenapa Kak Kalen gak tinggal dengan keluarga yang lain?",tanya Dea.

"Itu tadi Non.Tuan muda sangat mandiri dan ia tak mau orang lain ikut campur privasinya termasuk keluarganya",jawab Pak Abdul.

"OOO...",Dea beroh ria sembari mengangguk pelan.

"Jika Non bisa memluluhkan hatinya saya yakin Tuan muda akan begitu posesif dengan Non.Karena itu yang saya lihat dari cara Tuan muda mencintai kekasihnya dulu sebelum menikah dengan Non Dea",jawab Pak Abdul.

"Bapak tau pacar Kak Kalen?",tanya Dea.

"Tau lah Non...saya sering bertemu dengan mereka jika mengantar jemput Tuan Rendra ke rumah sakit.Kekasih Tuan Muda adalah rekan seprofesinya",jawab Pak Abdul.

Dea tersenyum pilu mengingat nasib pernikahannya.Semua orang keluarga taunya Kalen telah mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih.Padahal kenyataannya mereka masih menjalin hubungan.Yang membuat Dea miris pernikahannya disembunyikan dari publik kecuali kedua keluarga.

Sementara itu Kalen baru saja sampai di rumah sakit.Pria itu turun dari mobilnya dan melangkah memasuki lobi rumah sakit.Pria itu langsung menuju ruangannya dilantai tiga rumah sakit.

Saat akan memasuki lift langkahnya di hentikan oleh seseorang.

"Kalen..."

Kalen menatap wanita yang masih mengisi hatinya itu dengan tatapan datar.Meski ia sedikit iba dengan keadaan yang menimpa sang mantan kekasih.

"Ada apa?",tanya Kalen.

Aluna tersenyum tipis melihat tatapan Kalen padanya tak lagi sama seperti dulu yang menatapnya dengan penuh cinta.Salahnya sendiri bermain api dan kini ia terbakar oleh api yang ia ciptakan sendiri.

"Aku mau minta maaf atas semuanya.Bisakah kita baik baik .Aku--

"Kamu tau ibarat kaca jika sudah pecah meski kamu rekatkan kembali akan tetap meninggalkan jejak.Begitu juga hatiku.Kamu pikir apa aku bisa akan baik baik saja?",jawab Kalen dengan emosi tertahan.

"Kalen...aku--

"Pergilah...jangan lagi muncul dihadapanku",ujar Kalen melangkah memasuki lift.

Aluna tergugu dengan air mata membanjiri kedua mata sembabnya.Semua telah hancur akibat ulahnya sendiri yang gak bisa menahan nafsu dan demi hidup glamor.

...****************...