Bianca seorang gadis yang bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket di jodohkan oleh seorang wanita paruh baya yang baik hati yang dia tolong saat ia selesai bekerja.
entah hanya bercanda atau beneran serius yang di katakan Ibu itu tapi entah lah membuat Bianca membayangkan akan menjadi bagian dari keluarga di rumah besar itu. "Ah Halu lo Bi, mikir apa sih haha emang lu siapa berharap yang gak mungkin, menghayal aja kerjaan otak lu ini" Gumam Bianca dalam hati sambil menggelengkan kepala nya
namun omongan itu selalu terngiang2 di kepala nya membuat nya berandai andai jika suatu saat ia bisa menikah dengan pria kaya
ah entah lah pacar saja tidak punya apalagi mikir di nikahin pria kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amih Er, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintai Bianca
"Jawab by..Kalian sudah saling kenal?" Tanya Agam penasaran
"Di.. Dia sahabat ku mas"
Deg
Rasa nya jantung Agam berhenti sejenak mendengar tenyata sahabat yang selama ini dekat dengan Bianca adalah adik nya sendiri
Lalu ingatan Agam mulai berputar kembali saat Jenaro ijin tinggal di rumah nya supaya dekat dengan tempat kerja wanita yang Jenaro sukai bahkan ia sampai membeli rumah di depan rumah Agam
"By... Gak mungkin kan? Maksud nya sahabat yang.... " Ucap Agam tak bisa melanjutkan perkataan nya
Nyonya Sandra yang melihat raut wajah kedua putra nya menjadi bingung dengan apa yang sedang terjadi
"Jenaro, kamu mengenal Bianca?" Telisik Nyonya Sandra
"Dia wanita yang aku cintai ma!" Ujar Jenaro tanpa ragu mengungkapkan apa yang ada di hati nya
"What???" Tak hanya Nyonya Sandra, Tasya, Agam, bahkan Tuan Maven pun sama sama syok mendengar perkataan Jenaro barusan
"Maksud kamu gimana Je?" Tanya Tuan Maven Tegas
"Ya pah, aku mencintai Bianca, kami dekat beberapa bulan ini. Namun bodoh nya Jenar tidak segera mengungkapkan perasaan di hati Jenar pada Bianca, sampai Mas Agam kembali datang dan melamar Bianca" Papar Jenaro sambil berdecak kesal saat mengetahui ternyata Pria yang mengambil cinta nya adalah kakak nya sendiri
"What??? " Tasya terkejut mendengar pemaparan Kakak kedua nya
"Wahhh, selucu itu ya dunia ini sampai ke dua kakak ku mencintai gadis yang sama" kekeh Tasya tanpa melihat Agam yang dari tadi sudah mengepalkan tangan nya
"By, Jenaro kah orang nya? " Tanya Agam sambil meremas tangan Bianca tanpa sadar
Bianca mengangguk kan kepala nya
"A-akuu gak tau mas kalo Jenar adik kamu" Bianca tertunduk malu tak tahu harus berkata apa
"Jenar! Coba kau duduk, kita makan dulu, ini sudah waktu nya makan, sambil pelan pelan meluruskan masalah ini dengan kepala dingin! " Perintah Tuan Maven agar keadaan kembali kondusif dan bisa mendengarkan dengan baik apa sebenar nya yang sedang terjadi, Bagaimana bisa kedua putra nya memperebutkan wanita yang sama
Jenaro yang mendengarkan perintah Ayah nya menarik kursi kosong di sebelah kiri Bianca.
Namun Agam bergegas bangkit dan menahan tangan Jenaro tak membiarkan adik nya duduk di sebelah kekasih nya
"Cari tempat duduk lain" Agam menatap tajam Adik nya
Jenaro mengikuti perintah kakak nya lalu memilih duduk di sebelah Tasya tepat nya di seberang tempat duduk Bianca.
Secara tak langsung Agam membuat Jenaro dapat menatap dengan mudah nya wajah Bianca
"Ayo makan dulu" Ucap Nyonya Sandra
*
Di Tengah Jamuan makan malam, Nyonya Sandra membuka pembicaraan
"Oh ya Ca, Bagaimana kabar ibu dan adik mu? udah lulus belum sih adikmu?"
"Kabar mama baik Tante, beberapa bulan lagi kelulusan nya tan"
Bianca merasa ini kesempatan nya untuk mendinginkan amarah Agam yang sejak tadi hanya mengaduk adukan makanan nya saja
"Mas... " Panggil Bianca menatap Agam
"Nanti tolong anterin aku pulang ke rumah mama yaa"
"Lho, kok pulang malam ini? memang rumah mama kamu dimana ?" Tanya Nyonya Sandra yang bingung karna sekarang sudah jam 8 malam mana mungkin Bianca pulang kerumah orang tua nya yang mungkin jauh dari kediaman tuan Maven
"Mama nya Bianca tinggal di Malang juga ma" Sahut Jenaro yang memang pernah bertanya soal keluarga Bianca
"By... " Agam tambah kesal menatap Bianca karna ia tak pernah tahu calon mertua nya tinggal di mana sedangkan Jenaro mengetahui nya
"Ohh astaga, jangan bilang mas gak tahu dimana mama nya Bianca tinggal! " Sindir Sinis Jenaro
"By....!! apa benar mama kamu tinggal di malang? Kenapa tidak memberitahu mas? Sedangkan Jenaro bisa tahu!! "