Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Dengan kata lain, jika kau yang menang. Mereka akan memberikan seluruh kekuatan di pihakmu. " Kata Charles menyahut.
"Benar. Dan yang ku dengar, kemenangan itu tergantung seberapa kuat aliansi, untuk itulah keluarga Davidson melamarmu. Jadi jika keluarga Davidson memenangkan taruhan, keluarga kita juga akan mendapatkan dukungan besar. "
"Kakek ingin akses kuas agar bisa memasok lebih banyak n a r k * b a. "
"Itu bukan hal yang sulit lagi jika kita mendapatkan keluarga calon istrimu. "
"Aku mengerti. "
Rombongan mobil merek akhirnya memasuki area gedung hotel tempat dimana pertunangan itu akan dilaksanakan.
Orang orang berjas hitam di mobil lain bergegas keluar. Mereka berbaris dengan membawa senjata lengkap yang tersembunyi, segera melakukan pemeriksaan sekitar dan membimbing Charles serta kakeknya masuk dengan aman ke dalam gedung hotel. Mereka naik lift, dan diarahkan langsung ke lantai dimana aula pesta berada.
Di sana sudah ramai sekali, orang orang dari kelas yang sama memenuhi tempat itu. Charles disambut oleh tatapan tatapan dari semua orang yang menaruh hormat padanya, meskipun ekspresinya tetap datar.
Ia berjalan beberapa langkah, sebelum ia menangkap kehadiran seseorang. Instingnya yang terasah entah bagaimana mengarahkan Charles ke sosok itu diantara banyak nya orang yang hadir.
"Arabella."
Gadis itu ada disana, memakai seragam pramusaji. Membawa nampan di tangan. Selama beberapa detik yang lama, mereka bertatapan. Arabella yang pertama memalingkan pandangan, gadis itu segera meluncur dan menyusup diantara banyak nya tamu. Sementara Charles masih berada di tempatnya.
" I caught you, Arabella. "
Lalu Charles memberi isyarat pada Leo yang berada di sebelahnya.
"Leo. Awasi gadis itu dari jauh. Jangan sampai aku kehilangan dia kali ini. "
Flashback Off
Arabella yang ketakutan karena bertemu dengan Charles lagi mencoba bersembunyi di antara banyak orang. Ia pergi ke toilet, mencoba menenangkan diri setelah bertatapan mata dengan pria yang tidak ingin dilihatnya itu.
"Ya Tuhan.! Kau seharusnya tahu Arabella. Kau harusnya tahu jika dia akan muncul.! " Gumam Arabella menyesali dirinya sendiri.
Namun Arabella tahu ia tidak bisa melarikan diri dari tempat itu. Karena ia butuh uang untuk pengobatan nenek Earlene.
"Tidak apa apa Arabella. Vincent berjanji akan melindungimu kan.? " Arabella mencoba menguatkan hatinya.
Arabella kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai pramusaji. Ia mengantarkan makanan dan minuman, berkeliling di setiap sudut pesta.
Akhirnya acara pertunangan itu dimulai. Charles menyambut Rosye Davidson yang muncul dengan gaun bewarna hijau mewahnya.
Lalu ada sambutan dari seorang pria berambut putih, yang Arabella rasa itu adalah kakeknya Charles. Yang dikatakan pria itu adalah peresmian pertunangan Charles dan Rosye yang disambut oleh tepuk tangan yang riuh.
Setelah itu, Charles mengulurkan tangan. Memegang tangan Rosye dengan sentuhannya yang sangat lembut. Sementara si pembawa acara mulai mengarahkan agar Charles menyematkan cincin ke jari manis Rosye.
Arabella melihat dengan jelas Charles memasangkan cincin pada Rosye, begitupun sebaliknya.
"Selamat atas pertunangan kalian. " Ucap sang pembawa acara.
Charles dan Rosye resmi bertunangan, semua orang bertepuk tangan. Sementara Arabella hanya terpaku di tempat. Merasakan pergolakan aneh di perutnya.
Ada sengatan rasa sakit yang mendadak saja menusuk da da Arabella. Dan itu sungguh sesuatu yang mengejutkannya.
"Arabella.? "
Arabella menoleh, merasakan ada seseorang yang menyentuh bahunya. Ia melihat temannya dari sanggar nyonya Marta.
"Kau dipanggil untuk bersiap. Pertunjukan tari tiangnya akan berlangsung sebentar lagi. " Kata gadis itu.
"Aku akan segera berganti pakaian. "
"Jangan sampai kau terlambat. Kita bertemu di ruang rias nanti. "
Arabella mengangguk pelan, meski jantungnya masih berdebar kencang. Kakinya terasa lemas karena gugup, dan pikirannya berkecamuk dengan berbagai emosi yang bercampur aduk. Arabella merasa seperti orang asing di tubuhnya sendiri.
"Fokus Arabella.! Kau sudah berjanji.! " Arabella Menguatkan diri. Ia tahu jika ia harus menyelesaikan pekerjaannya malam ini. Karena nenek Earlene membutuhkan sisa uang gajinya.
Setelah menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan diri, Arabella melangkah menuju ruang ganti.
Di dalamnya, beberapa gadis lain sudah bersiap. Mengenakan kostum mini gemerlap dengan hiasan yang mencolok. Mereka bercermin, memperbaiki riasan, dan tertawa ringan. Sangat bersemangat. Begitu bertolak belakang dengan Arabella.
"Arabella, cepatlah.! " Ujar salah satu dari mereka. Seorang wanita muda dengan rambut pendek dan senyum ceria.
"Nyonya Marta akan marah jika kau terlambat. Pertunjukan kita adalah puncak acara malam ini, kau tahu.? "
"Aku tahu Lena. Aku akan segera bersiap. " Arabella memaksakan senyum.
Arabella mengambil kostum tari yang telah disiapkannya. Pakaian minim bewarna emas dengan aksen yang akan membuatnya tampak berkilauan di bawah lampu.
Ia sedikit gemetar ketika memakai pakaian minim itu. Sebab sudah lama ia meninggalkan pekerjaan itu, tetapi ia mengalihkan pikirannya ke tujuan utamanya. Ini hanya pekerjaan, tidak ada yang lain.
"Kau siap Arabella. Kau siap tampil. " Arabella mengambil nafas dalam dalam lalu menghempaskannya.
Ketika semua sudah siap, Arabella memaksakan dirinya untuk bercermin. Tidak ada yang cacat, ia cantik luar biasa dengan riasan wajah yang dipoleskan seorang penata rias hanya dalam waktu setengah jam.
Wajahnya terlihat tenang. Tetapi matanya memancarkan kegelisahan yang sulit disembunyikan. Ia tahu bahwa Charles mungkin masih ada di luar sana. Dan fakta bahwa ia tahu keberadaannya membuat semuanya menjadi lebih rumit.
"Kau tahu kau tidak bisa mundur.! "
Di aula pesta.
Charles masih bersama Rosye. Gadis itu tidak pernah melepaskannya setelah mereka resmi bertunangan. Tetapi pikirannya sama sekali tidak fokus pada acara pertunangan itu.
Wajah Arabella terus muncul di dalak benaknya. Charles ingin segera menyingkir dari sana hanya untuk mencari Arabella. Tetapi ia tidak bisa pergi sekarang. Karena ia masih perlu terlibat beberapa hal, terutama ketika calon ibu mertuanya sibuk menahannya agar ia tinggal dan menonton gadis gadis yang sudah ia latih di sanggarnya.
"Mom menyiapkan gadis gadis berbakat ini selama satu bulan penuh. Melatih mereka dengan ketat."
"Oh ya.? " Rosye tersenyum lembut.
"Kau terlihat sangat tampan malam ini, Charles. " Ucapnya berbisik.
"Hm."
Charles hanya memberikan anggukan singkat tanpa banyak ekspresi.
Dari belakang, Leo mendekatinya. Charles melepaskan Rosye.
"Aku harus pergi sebentar. " Katanya pada Rosye.
"Baiklah."
Setelah itu, Charles dihampiri oleh Leo.
"Tuan, Arabella berada di belakang panggung. Rupanya dia salah satu penari tiang untuk pertunjukan malam ini. "
Rahang Charles berkedut marah.
"Penari tiang.? " Mata biru Charles menggelap.
"Ya, Tuan. "
"Terus awasi dia.! " Perintah Charles dengan suara rendah penuh tekanan.
Leo mengangguk, lalu pergi menjalankan tugasnya.
Charles memalingkan perhatiannya sejenak pada Rosye, yang saat itu tengah berbicara dengan salah satu tamu penting. Dalam sekejap, Charles merasa kesal.
"Kenapa semua orang tampak begitu bahagia kecuali aku.? "
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe Sayangku♥
kake nya Carles atau musuhnya tour