NovelToon NovelToon
Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Selingkuh
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

WA 089520229628

Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.

Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Kartu Undangan Pernikahan

    Sauza tidak habis pikir dengan apa yang diungkapkan bosnya itu. Selama ini bosnya begitu baik dan selalu perhatian padanya. Tapi jika bosnya mengungkapkan perasaan suka padanya, sungguh itu di luar dugaan.

    "Kenapa Pak Kendra justru menyukaiku? Apa yang harus aku lakukan? Aku masih baru berstatus janda, itupun atas bantuan beliau. Apakah aku harus membalas kebaikannya dengan menerima perasaan sukanya padaku? Sementara aku hanya menganggap dia Bos, bahkan pantasnya Pak Kendra menjadi seorang ayah bagiku." Sauza terus berpikir dengan keras mengapa bosnya itu mengungkapkan perasaannya disaat dirinya baru saja menyandang status janda?

    "Sauza, boleh saya masuk?" Suara bariton yang baru tadi mengungkapkan perasaan cinta padanya, kini terdengar kembali, meminta ijin untuk masuk ke dalam ruangan yang biasanya tanpa harus minta ijin sudah dimasukinya. Tapi, kali ini berbeda, lelaki matang berusia 50 tahun itu, terdengar segan memasuki ruangan Sauza.

    Sauza menoleh pelan, dia seakan belum siap untuk bertatap lagi dengan lelaki penuh kharisma dan memiliki senyuman ramah itu. Tapi, bagaimanapun dia adalah bos di restoran ini, mau tidak mau Sauza tetap menyambutnya dengan sopan.

    "Silahkan, Pak, masuk," persilahkan Sauza merunduk sopan.

    "Za, ayolah, jangan bersikap kaku seperti itu. Saya datang ke sini untuk minta maaf atas kelancangan saya tadi sama kamu. Seharusnya saya tidak mengungkapkan hal gila yang tidak semestinya saya ungkapkan disaat kamu baru saja menyandang status baru. Sudah, jangan dipikirkan, ya. Saya minta maaf," ujar Pak Kendra meminta maaf atas ungkapannya tadi yang dinilai telah lancang terhadap Sauza.

    "Tidak apa-apa, Pak. Justru saya yang meminta maaf sama Bapak, sebab saya sudah banyak merepotkan Bapak," balas Sauza merasa tidak enak.

    Pak Kendra duduk di depan meja Sauza, ia menatap Sauza sejenak.

    "Minggu depan saya harus ke Bandung, untuk menghadiri pernikahan anak saya. Terpaksa saya harus tinggalkan dulu restoran ini. Kamu baik-baik di sini, ya. Kalau ada apa-apa, segera hubungi saya. Kemungkinan saya akan beberapa hari berada di Bandung sekalian menyambangi perusahaan properti saya di sana."

    Pak Kendra meletakkan sebuah kartu di atas meja Sauza, sepertinya itu merupakan kartu undangan pernikahan.

    "Oh, ya? Anak Bapak baru menikah? Memangnya Bapak memiliki anak berapa, dan anak ke berapa yang menikah nanti?" Sauza penasaran.

    "Anak saya sebetulnya ada dua, yang pertama laki-laki dan yang bungsu perempuan. Sayangnya anak pertama saya yang laki-laki sudah meninggal sejak usia empat tahun karena mengalami kebocoran jantung," terang Pak Kendra menjadi sedih.

    "Maafkan saya, Pak. Saya jadi mengingatkan tentang anak laki-laki Bapak yang sudah tiada, sekali lagi saya minta maaf," ucap Sauza merasa menyesal.

    "Tidak apa-apa, Za. Itu sudah berlalu. Lagipula saya sudah ikhlas merelakan anak laki-laki saya yang kini sudah bahagia di surga bersama mamanya. Saya sudah mengikhlaskan keduanya," jelas Pak Kendra mengenang kembali kenangan indah bersama mendiang anak laki-laki dan istrinya.

    "Anak Bapak yang perempuan baru akan menikah di Bandung, kenapa tidak menikah di sini, bukankah Pak Kendra, eum maaf, sudah hidup sendirian sejak ditinggal almarhumah istri? Apakah Bapak tidak merasa sedih hidup berjauhan dengan anak perempuan yang kini semata wayang? Maaf bukan saya ikut campur." Sauza merasa penasaran dengan anak perempuan Pak Kendra yang tidak tinggal dengan papanya.

    "Sejak mamanya meninggal beberapa tahun setelah anak laki-laki saya dipanggil duluan oleh sang Khalik, anak perempuan saya lebih memilih tinggal bersama neneknya di Bandung. Ia sangat terpukul saat ditinggalkan mamanya." Pak Kendra terlihat sangat sedih, tatap matanya kosong ke depan.

    "Eummm, sekali lagi saya minta maaf karena sudah mengingatkan Bapak pada hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang tersayang Bapak," ulang Sauza meminta maaf karena merasa sudah mengingatkan bosnya pada orang-orang tersayangnya yang sudah lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa.

    "Sudah, tidak apa-apa. Jangan pikirkan itu. Saya datang ke ruangan kamu hanya untuk memberitahu kepergian saya satu minggu kemudian ke Bandung," ujar Pak Kendra.

    Sauza sedikit lega mendengar ucapan Pak Kendra barusan.

    "Sebetulnya anak saya sudah menikah, sebulan yang lalu. Dia meminta saya datang saat resepsi pernikahan yang diselenggarakan Minggu depan," tutur Pak Kendra tanpa ditanya.

"Oh, ya?"

    Sauza tergugu, ia merasa terharu sekaligus sedih mendengar cerita anak perempuan bosnya yang sudah ditinggalkan ibunya sejak kecil menghadap sang Khalik untuk selamanya.

    "Sekali lagi saya turut sedih dan berduka cita atas duka yang dialami Bapak dan anak perempuan Bapak, meskipun kejadiannya sudah bertahun yang lalu, saya ikut terharu," respon Sauza kemudian.

    Pak Kendra tersenyum ikhlas, ia sudah mengikhlaskan anak dan istrinya bahagia di alam abadi. "Tidak apa-apa, Za. Saya sudah katakan bahwa saya sudah ikhlas. Baiklah, kalau begitu saya keluar dulu, ya. Jangan lupa makan siang kamu, Za. Kali ini saya tidak bisa makan siang bareng sama kamu, sebab saya ada janji dengan seorang rekan bisnis dari luar kota. Kami ada kerja sama dalam perusahaan," tutur Pak Kendra seraya bangkit dan berpamitan dari ruangan Sauza, lalu keluar dari ruangan itu.

    Sauza menatap kepergian Pak Kendra dari kursi kebesarannya. Melihat pria matang itu berjalan, Sauza seolah merasakan kehampaan yang dalam yang saat ini sedang dirasakan bosnya itu. Akan tetapi pria berusia matang itu, berusaha menyembunyikan semua. Sauza kembali menduduki kursinya, matanya mengarah ke atas mejanya.

    "Kartu undangan milik Pak Kendra, sepertinya Pak Kendra lupa dan meninggalkannya. Aku harus segera mengejarnya dan mengembalikan pada Pak Kendra," putus Sauza seraya bangkit dan meraih kartu undangan mewah itu dari atas mejanya.

    Sejenak Sauza menatap lekat kartu undangan itu sembari iseng melihat siapa nama kedua mempelai.

    "Mira Almaira dan Bima Remasol?" gumamnya saat membaca nama kedua mempelai di dalam kartu undangan itu. Sauza berdiri mematung, ia seakan tidak asing dengan kedua nama itu.

    Sauza melanjutkan kembali membaca tulisan di dalam kartu undangan mewah itu untuk menghilangkan rasa penasarannya. Apakah Mira memang anaknya Pak Kendra, bosnya.

    "Mira Almaira anak dari Bapak Kendra Kafeela dan almarhumah Ibu Sely. Ternyata benar, Mira di sini merupakan anak dari Pak Kendra, tidak lain Mira mantan sahabatku yang kini sudah menjadi pengkhianat dalam hidupku," gumam Sauza lagi lirih.

    "Mira dan Mas Bima, kalian benar-benar pengkhianat. Kini, apa yang menjadi angan-angan kalian akhirnya tercapai," desis Sauza seketika sedih sekaligus marah.

    Keberadaan kartu undangan yang ternyata milik Bima dan Mira, mantan sahabatnya, membuat Sauza sedih dan kembali menangis. Bagaimana tidak, kenangan buruk kembali membayang dalam kepalanya tanpa bisa dicegah. Meskipun Sauza sudah merelakan Bima, akan tetapi rasa sakit itu akan terus ada selama bayang-bayang pengkhianatan keduanya masih muncul dalam pelupuk matanya.

    Kadang, dalam benak Sauza terlintas ingin balas dendam, tapi dia tidak mau melibatkan tangan dan anggota tubuhnya. Lantas balas dendam seperti apa yang dimaksud Sauza, yang tanpa melibatkan tangan dan anggota tubuhnya itu? Sauza berpikir keras sehingga sebuah ide gila tiba-tiba muncul dalam kepalanya.

1
Mrs.Riozelino Fernandez
waaaah apa ini😨😨😨😨
kenapa bisa seperti itu???
lebih baik berobat pak Kendra...
Sunaryati
Semoga Pak Kendra sembuh bersamaan dengan datangnya cinta Sauza, jadi sama- sama menikmati dan bisa mendapat momongan
cinta semu
bongkar sampai habis aib Mira & Bima ...biar mereka malu setengah hidup😂😁
cinta semu
Mira kena mental 😂😁
Nasir: Hehheheheh
total 1 replies
cinta semu
ahayyy ...perang di mulai ...pasti tatapan mereka kayak gencatan senjata perang ...jangan tanya siapa yg menang ya ...sauza lah😁😂😁😂
cinta semu
kalang kabut tapi masih aja kekepin,mira pemulung laki orang ..
cinta semu
ya jijik lah ..sauza di peluk sm suami yg sudah menghamili Mira si pemulung laki orang
cinta semu
awal baca aja ..dah penuh curiga ...kayak ny ni laki kebanyakan tingkah dech
Mrs.Riozelino Fernandez
mantan mertua...
Nasir: Iya betul. Heheheh....
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika tidak bersyukur dan tidak setia, menyesal pun tak ada gunanya , perbaiki diri. Kau sudah menolong Sauza dari kejahatan Mira. Tekadmu sudah benar Sauza berusaha mencintai Pak Kendra suamimu, semoga bab besok sudah ada kabar baik darimu, kecebong Pak Kendra telah tumbuh. Kutunggu kehancuran Mira.
Nasir: Wkwkwkkwk
total 1 replies
Galuh Setya
bagus sauza mending diceritain skrg drpd nt jadi bumeranv
Mrs.Riozelino Fernandez
ntar kamu bakalan dapat adik dari Sauza lho Mira 😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
panas...??? panas...??? ya panas lah...
🤣🤣🤣🤣
Ari Randz
awas serangan jantung duo pengkhianat /Grin//Grin//Grin//Grin/
Sunaryati: Nah Pak Kendra anda akan tahu tabiat anak dan menantimu, kejutan yang tak anda bayangkan sebelumnya
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
semoga kamu punya anak dengan pak Kendra,biar nyahok tuh si Bima
Sunaryati
Ayo siap - siap ketemu ibu sambung jangan shok , ya. Bagaimana ya reaksi Pak Kendra jika menantunya mantan suami Sauza, istrinya sekarang?
Rizky Tria
bener kata" Mira kalau Sauza dipelihara om" berduit, dan om itu adalah papa mu.. awas Mira shock, siap" ambulance 🤭🤭
Sunaryati
Ya tak lama setelah nikah nanti segera mengandung bayi laki-laki
Sunaryati
Ikhlas serahkan dirimu sepenuhnya Sauza, kau akan mendapatkan perlakuan perhatian dan perlindungan istimewa dari suamimu. Mulai sekarang rubahlah panggilan pada suamimu, yang lebih mesra dan manja.
Mira kau tak berkaca siapa dirimu, berapa lama jadi simpanan Bima, sebelum hamil kau dengan siapa?
Ukur baju orang lain jangan dengan ukuran tubuhmu, ya! Kau ingin memanasi Sauza, kan. Kutunggu, dengan setia.
Sunaryati
Nah gitu Sauza semoga lukamu segera terobati, hidup bahagia dan dapat momongan cowok. Hilang dendam hidup Damai. Saya yakin mantan suamimu sangat menyesal apalagi jika ternyata Mira hamil bukan anaknya, semakin seru aku akan puas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!