NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 9

Li Shen sedang berjalan-jalan di sekitar pasar Kota Liyang ketika tanpa sengaja ia mendengar sebuah percakapan di antara dua orang pedagang yang duduk di bawah pohon besar.

"Kau dengar kabar itu? Klan Zhang sedang mencari seseorang yang membunuh dua anggota mereka di Bukit Kegelapan."

"Iya, katanya pelakunya seorang pria muda. Aku dengar mereka bahkan mengirim banyak orang untuk mencari di sekitar kota ini."

Li Shen berhenti di tempat, matanya menyipit mendengar kabar itu. "Mereka sudah mencariku..." pikirnya sambil mengepalkan tangan.

Dia sadar situasinya semakin rumit. Klan Zhang jelas-jelas tidak akan berhenti sampai mereka menemukannya. Untuk menghadapi ancaman yang semakin mendekat, Li Shen memutuskan bahwa ia harus memperkuat dirinya secepat mungkin.

Malam harinya, Li Shen meninggalkan kota tanpa menarik perhatian dan kembali ke Bukit Kegelapan. Ia menemukan jalan menuju gua tempat Beast Spirit sebelumnya, tempat di mana energi gelap masih terasa samar-samar.

Saat memasuki gua, Li Shen menyalakan obor kecil yang ia bawa, menatap sekeliling. Jejak pertarungan sebelumnya masih terlihat—bekas luka di dinding gua dan aura yang menyeramkan masih tersisa di udara.

"Tempat ini sempurna. Aku harus memanfaatkan energi yang tersisa di sini untuk berlatih," gumamnya sambil meletakkan pedangnya di depannya.

Latihan Menciptakan Teknik Pedang....

Li Shen duduk bersila dan memejamkan mata, memusatkan pikirannya pada pedang di depannya. Ia mengingat pertarungannya sebelumnya dengan Beast Spirit dan dua anggota Klan Zhang. Dalam situasi itu, ia merasakan kebutuhan mendesak akan sebuah teknik yang bisa memberikan serangan yang menghancurkan, cepat, dan tak terhindarkan.

"Aku harus menciptakan sesuatu yang benar-benar milikku. Teknik pedang yang berfokus pada kehancuran total," pikirnya.

Ia mulai melatih ayunan pedangnya, mencoba berbagai gerakan sambil memadukan energi spiritualnya ke dalam setiap tebasan. Suara pedangnya yang memotong udara bergema di gua itu.

"Whooosh! Clang!"

Li Shen menanamkan energinya dalam pola gerakan pedang yang sederhana namun penuh kekuatan. Ia mencoba membentuk pola yang berpusat pada pelepasan energi besar dalam satu serangan. Namun, kontrolnya masih belum sempurna.

"Arrgh!" teriaknya saat energi di pedangnya terpancar terlalu cepat, menghancurkan dinding gua di depannya. Batu-batu berjatuhan, tetapi ia tetap berdiri teguh.

"Aku belum selesai!" katanya dengan tekad yang membara.

Selama beberapa hari berikutnya, Li Shen terus melatih gerakannya, menyempurnakan setiap detail. Ia mulai memadukan energi spiritual yang lebih stabil ke dalam ayunan pedangnya.

Hingga akhirnya, sebuah pola terbentuk. Dalam satu serangan, Li Shen bisa mengumpulkan energi di pedangnya, lalu melepaskannya dalam gelombang kehancuran yang memotong apa pun di jalurnya.

"Teknik ini..." gumamnya sambil memandang pedangnya yang berkilauan dengan energi biru. "Aku akan menyebutnya 'Tebasan Langit Retak'."

Li Shen tersenyum tipis, merasa lebih siap menghadapi apa pun yang menantinya di luar sana. Dengan teknik baru ini, ia yakin bahwa ia tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga melawan ancaman Klan Zhang dengan kekuatan yang menghancurkan.

................

Li Shen berjalan santai memasuki Kota Liyang, pikirannya tenang setelah berhari-hari melatih teknik pedangnya. Namun, ia langsung menyadari sesuatu yang aneh. Beberapa orang di sekitarnya tampak menatapnya dengan raut mencurigakan, dan langkah kaki mereka seolah mengikuti setiap gerakannya.

"Jadi, mereka akhirnya menemukanku," gumamnya dengan senyum tipis di wajahnya.

Tidak lama kemudian, tiga pria dengan pakaian khas Klan Zhang berdiri di depannya, menghadang jalannya. Salah satu dari mereka, pria berwajah garang dengan bekas luka di pipinya, berbicara dengan nada dingin.

"Kau Li Shen, bukan? Kau diminta untuk datang ke paviliun utama Klan Zhang. Jangan coba-coba melawan, atau ini akan jadi urusan buruk untukmu."

Li Shen menatap mereka dengan tatapan datar. "Kalau begitu, antar aku. Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan bawahan rendahan."

Pria itu mengerutkan dahi mendengar nada angkuh Li Shen, tapi ia menahan amarahnya. "Ikat dia!" perintahnya pada dua pria di belakangnya.

Li Shen membiarkan mereka mengikat tangannya tanpa perlawanan. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah cara termudah untuk langsung menuju sarang musuh tanpa membuang tenaga.

Paviliun Utama Klan Zhang

Setelah perjalanan yang tidak terlalu lama, Li Shen akhirnya sampai di paviliun utama Klan Zhang, sebuah bangunan besar dengan arsitektur megah yang dikelilingi taman dan kolam yang indah. Namun, suasana di dalamnya terasa penuh tekanan.

Di aula utama, kepala Klan Zhang, Zhang Tian, seorang pria dengan rambut panjang berwarna perak dan aura yang menindas, duduk di kursinya yang megah. Di sebelahnya, beberapa tetua Klan Zhang berdiri dengan ekspresi serius.

Li Shen didorong masuk ke dalam aula oleh para penjaga. Tatapan tajam Zhang Tian langsung menatapnya.

"Jadi, kaulah yang berani membunuh dua orangku di Bukit Kegelapan," suara Zhang Tian berat dan penuh kemarahan. "Dan sekarang kau muncul di hadapanku seperti ini? Apa yang membuatmu begitu percaya diri untuk datang ke sarang harimau?"

Li Shen tersenyum kecil, matanya penuh dengan ketenangan yang membuat semua orang di ruangan itu sedikit bingung. "Karena aku tidak takut pada seekor harimau, apalagi sekedar seekor harimau tua yang sedang kehilangan taringnya."

Sontak, suasana ruangan menjadi tegang. Salah satu tetua yang berdiri di sisi Zhang Tian berteriak, "Kurang ajar! Kau pikir kau siapa berani berbicara seperti itu pada Kepala Klan Zhang?!"

Zhang Tian mengangkat tangannya, menghentikan tetua itu. Matanya menyipit, mencoba membaca maksud Li Shen. "Kau cukup sombong untuk anak muda. Tapi jangan salah sangka. Kau berada di tempat di mana nyawamu bisa dicabut kapan saja. Jika kau pikir bisa melawan kami semua, kau salah besar."

Li Shen tertawa pelan. "Aku tidak datang untuk berbicara panjang lebar. Jika kalian ingin membalas dendam, lakukanlah. Tapi aku tidak akan menyerah tanpa memberikan perlawanan yang setimpal."

Zhang Tian menatapnya lebih dalam, mencoba memahami kepercayaan diri pemuda ini. "Kau punya keberanian. Tapi, aku penasaran, apakah keberanianmu cukup untuk melawan Klan Zhang?"

Li Shen hanya berdiri di tempatnya, menunggu langkah mereka berikutnya.

Ruangan besar paviliun utama Klan Zhang kini dipenuhi dengan aura tegang. Zhang Tian duduk di kursinya, menyaksikan dengan tatapan dingin. Di tengah aula, Li Shen berdiri dengan tangan terikat, tapi sorot matanya tetap penuh percaya diri.

"Baiklah, anak muda," Zhang Tian berbicara dengan nada datar, "sebelum aku sendiri turun tangan, biarkan para pendekar klanku mengajarkanmu sedikit pelajaran. Lepaskan dia."

Penjaga yang sebelumnya mengikat Li Shen segera membuka ikatannya. Li Shen memutar bahunya sejenak, merasa lega setelah tidak terikat lagi. Matanya kemudian menatap tiga pendekar Klan Zhang yang melangkah maju.

Ketiganya adalah kultivator Ranah Pengumpulan Energi Tahap Puncak, membawa tombak panjang yang bersinar dengan kilauan energi. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka di tangan, melangkah lebih dulu.

"Anak bodoh, kau akan menyesal telah datang ke sini!" Pria itu melompat ke depan, tombaknya berputar cepat, menimbulkan angin yang mendesing tajam.

Li Shen hanya berdiri diam, menunggu serangan pertama. Begitu tombak itu mendekat, dengan gerakan gesit, ia menggeser tubuhnya ke samping dan menangkap gagang tombak dengan satu tangan.

"Terlalu lambat," gumamnya.

Dengan sekali hentakan, Li Shen menarik tombak itu dan menendang perut pria tersebut.

"BOOM!"

Pria itu terhempas ke dinding aula dengan keras, membuat retakan besar pada dinding. Suasana mendadak hening, dan dua pendekar lainnya langsung bergerak bersamaan.

"Dua Tombak Badai!" teriak keduanya.

Dua tombak menyala dengan energi spiritual, menciptakan dua garis cahaya terang yang melesat langsung ke arah Li Shen. Namun, Li Shen hanya tersenyum tipis.

Dengan cepat, ia menghunus pedangnya. "Pedang Energi!"

Gelombang energi berbentuk pedang besar dilepaskan dari serangannya, menghantam kedua tombak itu dengan ledakan keras.

"BOOM!"

Kedua pendekar terlempar ke belakang, tombak mereka patah akibat benturan itu. Salah satu dari mereka masih mencoba berdiri, tetapi sebelum sempat bergerak, Li Shen sudah berada di depannya dalam sekejap.

"Kau terlalu lemah untuk melawanku," ucapnya dingin sebelum menebas pria itu hingga roboh.

Pendekar terakhir yang tersisa kini terlihat gemetar. Ia mencoba menyerang dengan tombaknya, tapi gerakannya tidak lagi sekuat sebelumnya. Li Shen dengan mudah menangkap ujung tombak itu, menghancurkannya dengan genggaman tangannya, lalu memberikan satu pukulan telak ke wajah pria itu.

"DUG!"

Pria itu ambruk tanpa sempat melanjutkan perlawanan.

Para tetua Klan Zhang yang menyaksikan langsung menjadi cemas. Salah satu dari mereka berbisik, "Pemuda ini terlalu kuat untuk sekadar Ranah Kondensasi Inti... bagaimana dia bisa mengalahkan tiga pendekar kita dengan mudah?"

Zhang Tian, meskipun terlihat tetap tenang, kini mulai memandang Li Shen dengan sedikit perhatian lebih.

"Sepertinya kami meremehkanmu," katanya dengan nada dingin. "Tapi jangan berpikir ini sudah selesai. Para pendekarku hanyalah langkah pertama. Kau akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih berat."

Li Shen hanya tertawa kecil, melirik Zhang Tian dengan pandangan penuh ejekan. "Kalau begitu, kirimkan saja semua orangmu. Aku akan menyelesaikan semuanya di sini dan sekarang."

Dengan kata-katanya yang memprovokasi, para pendekar Klan Zhang lainnya mulai melangkah maju, membawa tombak mereka dengan energi yang semakin kuat terpancar. Pertarungan baru saja dimulai.

Suasana aula Klan Zhang memanas. Puluhan pendekar, semuanya kultivator Ranah Pengumpulan Energi tahap puncak, kini berdiri mengelilingi Li Shen. Tombak-tombak mereka memancarkan cahaya spiritual, membuat ruangan itu dipenuhi kilatan-kilatan energi yang menyilaukan.

Li Shen berdiri di tengah lingkaran, ekspresinya tetap tenang. Tangannya menggenggam pedang dengan erat, dan matanya menatap setiap musuh dengan penuh kewaspadaan.

"Hancurkan dia! Jangan beri dia kesempatan untuk bertahan!" salah satu tetua Klan Zhang berteriak lantang.

Dengan aba-aba itu, puluhan pendekar serempak menerjang ke arah Li Shen. Serangan tombak mereka meluncur dengan kecepatan tinggi, menciptakan suara mendesing di udara.

"Haaahhh!!"

Li Shen dengan cepat melompat ke udara, menghindari gelombang pertama serangan mereka. Dari udara, ia menyiapkan serangan balik. Energi spiritualnya mulai berpusar dengan intens di sekeliling pedangnya.

"Pedang Kehancuran Ilahi!"

Ia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, melepaskan gelombang energi berbentuk pedang raksasa yang menyapu seluruh ruangan.

"BOOOOMMM!!"

Gelombang itu menghantam tanah dengan ledakan besar, menghancurkan lantai aula menjadi puing-puing dan menciptakan kawah besar di tengah ruangan. Beberapa pendekar yang berada di jalur serangan langsung tewas seketika, tubuh mereka terlempar seperti daun kering di tengah badai.

Namun, sisa pendekar yang masih hidup kembali menyerang dengan penuh kemarahan. Tombak-tombak mereka bersinar lebih terang, menciptakan bayangan-bayangan tombak yang menyerang dari segala arah.

"Tarian Kematian."

Li Shen memutar tubuhnya dengan kecepatan tinggi, pedangnya berputar seperti badai energi yang memusnahkan segala sesuatu di sekitarnya.

"CRAASSHH!!"

Gelombang angin tajam dan energi spiritual menghantam para pendekar, menebas tombak-tombak mereka menjadi serpihan dan menghancurkan barisan mereka. Jeritan terdengar dari segala arah, sementara darah mulai mengotori lantai aula yang hancur.

Setelah beberapa menit pertarungan sengit, aula utama Klan Zhang kini berubah menjadi medan pertempuran yang porak-poranda. Lantai retak, dinding penuh dengan bekas serangan, dan debu memenuhi udara.

Li Shen berdiri di tengah-tengah aula, tubuhnya berdarah akibat beberapa goresan luka kecil, tapi ia masih berdiri tegak. Di sekelilingnya, puluhan pendekar Klan Zhang terkapar. Sebagian besar dari mereka mati di tempat, sementara sisanya tidak lagi mampu berdiri akibat luka-luka serius.

Dengan napas yang sedikit terengah, Li Shen menatap Zhang Tian yang masih duduk di kursinya, menyaksikan kehancuran yang terjadi.

"Jadi, apakah ini semua yang kau miliki, Zhang Tian?" Li Shen berkata dengan nada mengejek. "Aku harap kau punya sesuatu yang lebih menarik, karena aku mulai bosan."

Mendengar ejekan itu, wajah Zhang Tian berubah dingin, dan aura yang jauh lebih kuat mulai terpancar dari tubuhnya. Kini, sang kepala Klan Zhang tampak bersiap turun tangan sendiri.

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!