NovelToon NovelToon
Janji CINTA

Janji CINTA

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Menikah Karena Anak / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: syitahfadilah

Memiliki anak tanpa suami membuat nama Cinta tercoret dari hak waris. Saudara tirinya lah yang menggantikan dirinya mengelola perusahaan sang papa. Namun, cinta tidak peduli. Ia beralih menjadi seorang barista demi memenuhi kebutuhan Laura, putri kecilnya.

"Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram." ~ Stev.

Yang tidak diketahui Cinta. Stev adalah seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar yang menyamar menjadi barista demi mendekatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6~ KASIHAN SEKALI NON CINTA

Perintah cafe tutup cepat membuat semua pegawai cafe menjadi keheranan. Barista, pelayan, kasir, pastry chef, asisten dapur dan petugas kebersihan diminta berkumpul kecuali manager. Sebab Sean sendirilah selaku pemilik cafe yang langsung turun mengawasi seluruh operasi cafe.

"Kira-kira kenapa ya, Cafe tiba-tiba tutup cepat dan kita semua disuruh berkumpul?" bisik Cinta pada Stev yang berdiri di sampingnya.

"Gak tahu, kita tunggu Pak Sean aja," jawab Stev.

"Perhatian semuanya!" Kedatangan Sean membuat suara bisik-bisik para pegawai mulai tenang. Semuanya pun memfokuskan pandangan pada bos mereka.

"Saya mengumpulkan kalian semua disini karena ingin menyampaikan sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahun pacar saya. Dan saya ingin merayakannya malam ini di Cafe dengan mengundang kalian semua. Yang punya anak boleh di ajak. Atau orang tua, suami, istri, saudara dan keponakan, semuanya boleh di ajak. Dan sekarang saya mohon kerjasamanya untuk membersihkan cafe, setelah itu kalian boleh pulang dan kembali nanti malam jam 7."

Apa yang disampaikan Sean membuat seluruh pegawainya bergembira. Kapan lagi mereka bisa pulang cepat dan diundang menghadiri ulang tahun pacar bos mereka dengan mengajak keluarga masing-masing.

Diam-diam Stev tersenyum. Tak menyangka bahwa Sean benar-benar melakukan hal ini untuk mempertemukannya dengan anaknya Cinta.

Sementara itu, Cinta hanya diam tanpa ekspresi. Tak seperti pegawai lainnya yang tampak senang.

"Cin," Stev menyenggol lengan Cinta yang tampak melamun. "Tuh dengerin, boleh bawa anak. Nanti malam aku jemput kalian berdua," ujarnya berbisik.

Cinta hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.

.

.

.

"Apa, Pak? Malam ini saya harus jadi pacar pura-puranya Sean?" tanya Maura tampak terkejut, tapi dalam hati senang sekali.

Vano reflek menjauhkan ponselnya sebentar ketika suara nyaring Maura serasa menembus gendang telinganya. "Iya, dan kamu harus bersiap siap untuk itu," jawabnya. Sebenarnya Sean sudah punya pacar, tapi tidak mungkin melibatkannya. Ia sedikit tahu bagaimana karakternya. Ia khawatir rencananya akan gagal. Maka menjadikan Maura sebagai pacar pura-pura nya Sean adalah jalan satu-satunya yang lebih aman.

"Ingat, kamu harus berakting dengan baik. Jangan sampai Cinta curiga!" tekannya memperingati.

"Siap, Pak!" Maura begitu antusias. "Oh ya, kebetulan Bapak telepon. Ada yang mau saya sampaikan, tadinya aku mau langsung telepon tapi takutnya Bapak masih di Cafe. Ini tentang Bu Indri, Pak."

Vano yang semula bersandar di sofa dalam kamarnya itu seketika duduk tegap. Ekspresinya serius menunggu informasi yang akan disampaikan sekretarisnya tentang Indri.

"Cepat katakan! Informasi apa yang kamu dapatkan tentang Indri?"

"Dugaan Pak Vano benar, kalau Bu Indri itu hanya saudari tirinya Cinta. Informasi ini saya dapatkan langsung dari salah satu staf di perusahaan Bu Indri. Katanya, yang seharusnya memimpin perusahaan menggantikan Pak Haris adalah Cinta selaku anak kandung dan satu-satunya ahli waris. Tapi keputusan pak Haris tiba-tiba berubah setelah Cinta kembali dari luar kota yang kala itu ditugaskan oleh Pak Haris sendiri untuk mengelola cabang perusahaan. Dan Bu Indri lah yang ditunjuk Pak Haris untuk menggantikannya memimpin perusahaan. Mereka juga tidak tahu apa penyebab Pak Haris merubah keputusannya itu."

Vano terdiam dengan mata terpejam mendengar apa yang disampaikan Maura. Ia benar-benar tak habis pikir dengan keputusan yang dibuat oleh papanya Cinta. Bagaimana bisa menggantikan posisi anak kandungnya sendiri dengan seorang anak tiri yang sama sekali tidak mempunyai hak.

"Pak?" panggil Maura kala tak mendengar suara Vano.

Vano terkesiap. Ia menghela nafas panjang sambil menekan pangkal hidungnya. "Maura, terima kasih atas informasinya. Oh ya, jangan lupa datang ke Cafe nanti malam jam 7."

"Siap, Pak."

Sambungan telepon pun terputus setelahnya.

Vano meletakkan ponsel di sampingnya, kemudian kembali bersandar dengan tatapan tertuju pada langit-langit kamar. Informasi yang disampaikan sekretarisnya tadi cukup menganggu pikirannya.

Namun, bukan waktunya sekarang untuk mencari tahu lebih detail tentang masalah itu. Yang terpenting sekarang ia harus berpikir bagaimana agar rencananya nanti malam bisa berhasil. Ia harus segera mendapatkan hasil DNA antara dirinya dengan anaknya Cinta. Terlebih, ia harus memenuhi janji pada sang mama dalam waktu satu bulan mendatang.

Di sisi lain...

Cinta berusaha menenangkan putrinya yang sedang rewel. Kata mbok Darmi, Laura tiba-tiba saja terkena diare tak lama setelah ia pergi bekerja, dan sudah tak terhitung berapa kali buang air besar. Beruntung ia pulang cepat hari ini.

"Non, sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja. Takutnya kenapa-napa nanti," saran mbok Darmi yang turut merasakan khawatir. Laura tak hanya rewel, tapi juga sudah terlihat lemas dan tampak mengantuk. Menangis pun tanpa air mata. Takutnya terkena dehidrasi jika terlalu lama dibiarkan tanpa penanganan.

Cinta terdiam selama beberapa detik. Keadaan seperti inilah yang selalu menjadi kekhawatirannya. Ia tidak punya cukup uang untuk membawa putrinya berobat, sementara ia masih beberapa hari lagi baru gajian.

"Ya udah Mbok, tolong siapkan keperluan Laura. Kita bawa ke rumah sakit sekarang," ucapnya kemudian. Masalah biaya rumah sakit, akan ia pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang putrinya mendapatkan penanganan lebih dulu. Mungkin ia bisa meminjam pada beberapa temannya atau pada Sean bos-nya.

"Iya, Non." Mbok Darmi pun gegas mengambil sebuah tas kecil yang ada di atas lemari. Kemudian memasukkan beberapa lembar pakaian Laura dan keperluan yang lainnya.

Cinta pun memesan taksi online, sebab tak mungkin membawa putrinya ke rumah sakit dengan mengendarai ojek. Miris sekali, padahal di garasi terdapat tiga buah mobil termasuk mobil yang dulu biasa ia gunakan, tapi sekarang ia sama sekali tidak boleh menggunakannya lagi. Tak berselang lama, taksi pesanannya itupun telah sampai dan sudah terparkir di luar gerbang. Ia pun segera mengambil tas yang telah disiapkan mbok Darmi, kemudian mengendong putrinya keluar dari kamar dengan begitu tergesa-gesa. Wajahnya benar-benar terlihat panik.

"Eh, Mbok. Itu si Cinta kenapa buru-buru gitu? Dia sama anaknya mau pergi kemana bawa tas?" tanya mama Ratih menghadang langkah mbok Darmi yang hendak menyusul Cinta keluar. Berharap sih, anak tirinya itu angkat kaki dari rumah.

"Mau ke rumah sakit, Nyonya. Laura kena diare," jawab mbok Darmi. Raut wajahnya pun turut terlihat cemas.

"Oh." Tanpa rasa iba sedikitpun, mama Ratih langsung melenggang pergi meninggalkan mbok Darmi.

Mbok Darmi segera keluar, tapi ia terlambat. Taksi yang ditumpangi Cinta dan Laura telah pergi. Ia pun kembali masuk ke rumah dengan perasaan sedih. Berjalan lunglai sambil berbicara sendiri.

"Kasihan sekali Non Cinta. Tadi kelihatannya kebingungan, pasti mikirin biaya berobatnya Laura." Ia sangat tahu bagaimana keuangan Cinta sejak semua fasilitasnya ditarik karena kehadiran Laura. Putri kaya yang dulu termanjakan dengan kemewahan, sekarang harus berhemat dengan mengandalkan gaji bulanan sebagai barista, yang nominalnya hampir tak jauh berbeda dengan gaji asisten rumah tangga. Belum lagi ada Laura yang harus dibiayai, popok, susu dan keperluan lainnya.

Papa Haris yang kebetulan lewat, tanpa sengaja mendengar apa yang dikatakan mbok Darmi. Mata dan bibirnya seketika tertutup rapat. Sebelah tangannya terkepal seiring tarikan nafasnya yang terdengar berat.

1
THAILAND GAERI
salah ketik ya thor😁😁🤣🤣🤣 kurang huruf n...ntar dikira DOG : ANJING🤣🙏
echa purin
👍🏻
Celsi Hura
Mantap juga ceritanya, semoga cinta dan laura anak gadis nya itu bahagia selalu
T-WAFIQ
nasib aja gak keusir
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 🤣🤣🤣 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑧𝑎𝑙𝑖𝑚 😂😂😂
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠𝑖ℎ 𝑑𝑟 𝑝𝑑 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑠𝑜𝑘 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢....
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖2 𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡 𝑣𝑎𝑛𝑜 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔2 𝑦𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑝𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑝 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑒𝑙𝑖𝑑𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑛𝑝 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑏𝑎2 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑛𝑘....
𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑝 𝑘𝑜𝑘 𝑜𝑜𝑛 𝑦𝑎
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Nurlinda: terimakasih kk🙏😍
total 1 replies
Nur Fauzan
👍👍lanjutkan
Nur Fauzan
oce banget seritanya, lanjutkan
Nurlinda: terimakasih kk🙏
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐝𝐨 𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐚,𝐝𝐚𝐭𝐞𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐬 𝐮𝐝𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢😭😭😭𝐧𝐠𝐞𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧 𝐛𝐧𝐠𝐭 𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠
Nurlinda: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐭𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐞𝐩𝐬 𝐢𝐧𝐢 😊😊
murni l.toruan
ya ampun deh mak n anak sama-sama orang dajjal..Indri hati2 dengan dendam yang tidak alasan untuk menghancurkan Cinra, kamu yang akan hancur.
yumna
kira"udah tayng blm ka autor
Nurlinda: belum y kak. yuk mampir jg ke novel ku yg lain 🙏
total 1 replies
yumna
laura kah....🤭🤭🤭
Hariyanti
terima kasih Thor 🥰 aku suka sama karyamu🥰🥰🥰🥰🥰
Hariyanti
wah...sdh tamat aja Thor
Hariyanti
Evan itu menyebalkan😤 mempermainkan sisi lemah vano😔
Hariyanti
Vano itu terlalu cemburu dan posesif jadi akalnya macet🤔😔 sedikit 2 emosi 😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!