Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 : Ular berkepala manusia
Aretha duduk di kursi tepat di depan Zayn. Dua mangkuk bubur sudah tersedia di atas meja.
" Sarapan dulu." Ucap Zayn.
Aretha tersenyum.
" Makasih mas."
Keduanya menikmati bubur ayam dengan sesekali bertukar cerita. Selesai sarapan, Zayn memperhatikan Aretha yang sibuk membersihkan sisa sarapan mereka.
" Ada yang ingin aku bicarakan." Ujarnya yang memang sedari tadi menahan diri dan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya pada Aretha.
Aretha berhenti dari aktivitas nya yang sementara membersihkan meja. Dia pun mengambil tempat duduk di depan Zayn.
" Apa kamu bisa menemaniku?"
" Kemana?"
" Bertemu dengan kakak mu."
Aretha kaget dan menatap Zayn. " Mbak Naya?"
Zayn mengangguk.
" Dia menelpon ku dan mengajak bertemu. Tapi ku rasa akan lebih baik jika kamu ikut bersamaku."
Aretha menggeleng." Sebentar lagi aku ada jadwal operasi. Mas temui saja mbak Naya. Mungkin ada yang perlu kalian bahas tanpa ada orang lain yang mencampuri.
Kening Zayn mengernyit. " Maksudmu?"
" Seperti perkataan ku beberapa hari lalu. Apapun hasilnya aku akan terima." Ucap Aretha tersenyum tulus.
" Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan!!" Raut wajah Zayn menegang.
" Sebaiknya mas pergi sekarang, di papan jadwal, aku liat, mas masuk OK 3 jam sepuluh." Aretha kemudian keluar dari kamar dan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti operasi beberapa menit lagi.
Zayn jadi kesal sendiri. Jawaban Aretha sungguh di luar dugaan.
" Apa dia masih menginginkan perpisahan?" Gumam Zayn tidak bisa menutupi kegundahan di hatinya.
Notifikasi berbunyi dan pesan masuk dari Kanaya.
" Aku sudah di restoran dekat rumah sakit."
Zayn hanya membaca tanpa berniat membalasnya.
Dengan langkah berat, Zayn menemui Kanaya.
Kanaya nampak sumringah melihat kedatangan Zayn. Pria yang sangat dia sanjung karena kehebatan dan ketampanannya itu kini sudah berdiri di depannya.
" Untung dia datang sendiri. " sebenarnya Kanaya mulai was was jangan sampai Zayn membawa Aretha, ternyata tidak. Itu berarti Zayn masih sangat menyukainya.
Zayn duduk di depan Kanaya sembari melihat arloji di tangan kanannya.
" Tersisa sembilan menit."
Kanaya menghela nafas panjang.
" Bagaimana kabarmu?"
" Kalau hanya itu yang ingin kau tanyakan, aku tidak perlu datang ke sini. Jangan buang waktu ku!!" Bentak Zayn.
" Maafkan aku." Ujar Kanaya memelas.
" Untuk apa?"
" Di hari pernikahan kita, aku tidak menepati janjiku."
" Lalu?"
" Aku tidak bermaksud untuk tidak datang, Zayn. Tolong mengerti keadaanku."
" Ku rasa, kamu memang tidak berniat untuk menikah dengan ku."
" Tidak seperti itu, Zayn .."
" Waktumu habis." Zayn mendorong kursinya ke belakang kemudian berdiri dan bersiap untuk pergi.
" Ini semua gara gara ibumu!!" Pekik Kanaya dan seketika menghentikan langkah kaki Zayn.
Zayn berbalik dan menatap tajam ke arah Kanaya.
" Sebenarnya, aku tidak ingin mengatakannya padamu, tapi ini terpaksa aku lakukan karena kamu sangat cuek padaku."
Zayn menghampiri Kanaya. " Apa yang umi katakan padamu?" Ucapnya dengan kening berkerut.
" Dia tidak menginginkan ku untuk menjadi menantunya. Ibumu tidak menyukai ku, Zayn. Jujur, ibumu lebih menyukai Aretha ketimbang aku, makanya, ibumu memanipulasi keadaan agar yang menikah dengan mu itu adikku bukan aku."
Deg....
Wajah Zayn memerah. Sepertinya dia mulai tersulut emosi.
" Aku tidak memprovokasi mu, aku hanya mengatakan yang sejujurnya jika Aretha ingin memilikimu sepenuhnya, makanya dia tidak menolak sama sekali saat di nikahkan dengan mu."
Zayn terdiam.
" Satu lagi, Aretha sudah menaruh hati padamu, jika sikapnya selama ini cuek. itu hanya akal akalan nya saja agar kau percaya kalau sebenarnya dialah yang menjadi korban dari pernikahan kalian."
Zayn memasukkan kedua tangannya di saku celana.
" Karangan novel mu sudah selesai?" Ucap Zayn.
Kanaya melongo. Kisah palsu yang di ceritakan sepertinya tidak berjalan dengan baik.
" Kalau sudah, aku pergi."
Zayn kembali melangkah meninggalkan Kanaya yang nampak menahan marah dan kesal.
" Apa dia tidak percaya padaku? Sial!!"
*
*
Zayn kembali ke rumah sakit. Langkahnya dia percepat karena perawat baru saja menelponnya jika pasien rencana operasi sudah di siapkan.
Untuk sementara, pikiran buruknya harus dia simpan terlebih dahulu. Sebagai profesional di bidangnya, Zayn harus mengesampingkan kepentingan pribadi nya.
Kali ini, ada Aretha yang menemani Zayn. Kehadiran Aretha sebenarnya di prediksi akan membuat suasana lebih hidup. Tapi ternyata tidak. Zayn kembali dalam mode dingin dan acuh tak acuh.
Operasi selesai lebih cepat dari perkiraan. Zayn keluar dan langsung meninggalkan Aretha tanpa sepatah katapun.
Sementara itu di Magnolia. Kanaya sudah berdiri di depan pintu rumah mewah Zayn. Pintu yang sama yang belum sempat dia lewati saat berkunjung semalam.
Seperti rumah sendiri, Kanaya masuk tanpa mengetuk. Langkahnya ringan menapaki lantai sembari melihat ke kiri dan ke kanan.
Interior rumah itu begitu mewah. Kanaya tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.
" Harusnya aku yang menikmati semua ini, bukan anak kurang ajar itu!" Geramnya.
Kanaya terus melangkah lebih dalam. Melewati dapur yang nampak sepi.
" Kemana pembantu sialan itu? Tapi syukurlah dia tidak ada, aku bisa lebih leluasa."
Kanaya tiba di depan sebuah kamar yang dekat dengan taman belakang. Tanpa ragu, Kanaya membuka pintu kamar itu.
Dan...seketika, mulutnya menganga lebar menyaksikan isi kamar tersebut.
Tidak lama kemudian, Kanaya tertawa terbahak bahak.
" Jadi..selama ini kalian tidur terpisah? Oh...my.. God."
Kamar itu selalu terkunci. Hanya hari ini, Aretha tidak melakukannya karena pembantu rumah berencana akan memindahkan barang barangnya ke lantai dua.
" Ternyata, nasibmu sungguh sial, adikku sayang." Ucapnya sembari memegangi gamis gamis Aretha yang tergantung seperti memegang sampah yang sangat kotor.
Setelah puas, Kanaya segera keluar dari rumah mewah Zayn. Bersamaan dengan mobil Kanaya yang berbelok di tikungan, bajai yang mbok tumpangi sehabis dari pasar masuk ke dalam perumahan mewah itu.
Mbok Yem masuk ke dalam rumah, menyusun belanjaan yang dia beli ke dalam kulkas.
Salah seorang pembantu pria datang menghampiri.
" Mbok, pakaian nona di lantai bawah sudah mau di pindahkan?"
Mbok Yem menatap kesal pada pria muda itu.
" Jadi kamu belum juga melakukannya?"
" Iya mbok, saya baru selesai bersihkan taman belakang."
" Ya sudah, sana. Keburu tuan dan nona pulang."
Pria itu pun bergegas.
Bunyi dering telpon mengagetkan mbok Yem yang baru saja siap untuk memasak.
" Assalamualaikum dengan kediaman dokter Zayn."
" Waalaikumsalam. Ini aku mbok."
" Iya tuan muda."
" Apa barang barang Aretha sudah di pindahkan ke kemarin ku?"
" Belum tuan, ini baru mau di pindahkan."
" Tidak usah mbok. Nanti saja."
" Oh...tidak jadi, tuan..."
" Iya."
Panggilan berakhir menyisakan pertanyaan untuk mbok Yem.
" Apa lagi ini?"
Mbok Yem segera menghampiri pria muda yang baru saja masuk ke dalam kamar Aretha.
" Barangnya tidak usah di pindahkan dulu. Itu pesan tuan muda."
" Baiklah."
Kanaya melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Tawa bahagia mengiringi perjalanannya menuju sebuah tempat.
Apartemen mewah di lingkungan elite menjadi tujuan Kanaya.
Dia memarkir mobilnya di basement sebelum naik ke lantai dua puluh.
Kanaya sepertinya sudah terbiasa ke tempat itu, Tidak ada rasa canggung bahkan dia sepertinya sudah mengenal wilayah itu dengan baik.
Kanaya mengetuk pintu.
Seorang pria tampan membukanya. Begitu melihat jika Kanaya yang datang, tanpa basa basi, pria itu menarik tangan Kanaya dan menciumi wanita itu dengan rakus.
...****************...
selamat menunaikan ibadah puasa author sayang....
maaf lahir batin smoga dramadhan ini penuh kberkahan buat kita...
love u thor/Kiss/
selamat menjalankan ibadah puasa juga buat kak fara.. semoga tetep semangat up nya 😁🙏🏻
gak menyatakan cinta baik2 tapi ngancam
🙆🏻♀️
semoga Zayn bisa menemukan lelaki yg sudah terobsesi sama Aretha dan membuat Aretha trauma??
Siapakah laki2 yg bersama Rafael???🤔/Panic//Drowsy/
Lionel ( dr nama saja ini kakaknya Rafael)🤔
tebak2 buah manggis