Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abraham Bertemu Felix
Eric hanya menatap datar ke arah Felix. Seolah ia tidak mengenal pria itu. Eric hanya fokus pada materi yang disampaikan oleh Felix. Begitu juga dengan Felix. Mereka berdua seolah-olah tidak saling mengenal.
Felix memang mewarisi seratus persen sifat Eric, ayahnya. Keras kepala, tegas, tidak suka diatur, apa lagi di paksa. Begitu juga dengan kemampuan berbisnis nya. Karena itu, Boison Grup menjadi salah satu perusahaan raksasa di dalam maupun di luar negeri.
"Terima kasih, Tuan Maxim. Anda telah menyempatkan diri untuk datang ke perusahaan kami." ucap Abraham sambil bersalaman dengan Eric.
"Sama-sama Tuan Wiliam. Semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar." balas Eric sebelum pergi meninggalkan ruang rapat. Ia sempat melihat ke arah Felix yang hanya menatap datar kepadanya.
*
"Apa kau sudah menemukan informasi terbaru tentangnya ?" tanya Abraham kepada Yosi setelah masuk ke ruangannya.
"Saya sudah mengirimkan informasi ke email anda." Yosi yang memang sudah mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Tuannya.
"Panggil dia ke ruangan ku."
"Baik, Tuan." Yosi mengangguk sebelum keluar dari ruangan CEO.
Abraham segera membuka email nya. Ada beberapa informasi baru yang di kirimkan oleh Yosi. Sejenak Abraham mencoba menganalisa, menghubungkan berbagai informasi.
"Masuk." perintah Abraham ketika mendengar suara pintu di ketuk.
"Anda memanggil saya ?." Felix berdiri tepat di depan meja Abraham.
"Iya. Duduklah."
"Terima kasih." Felix duduk dengan sempurna.
"Kau tahu mengapa aku memanggil mu kemari ?" tanya Abraham.
"Tidak." jawab Felix singkat.
Felix tidak peduli dengan alasan Abraham memanggilnya. Sekali pun Abraham sudah mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
"Siapapun kau. Apa pun tujuan mu. Aku harap kau tidak bermaksud jahat kepada ku maupun perusahaan."
Felix mengangkat sudut bibirnya mendengar perkataan Abraham.
"Saya rasa anda lebih mengetahui mengapa saya bisa bekerja di sini." jawab Felix yang membuat Abraham terkejut.
Ya, Felix sudah mengetahui jika Abraham menyuruh seseorang untuk memberi informasi tentang lowongan pekerjaan di perusahaan Black Diamond. Sehingga Felix yang pada saat itu sedang mencari pekerjaan datang memasuki lamaran ke sana.
"Anda tidak perlu terkejut dari mana saya mengetahuinya. Dan anda juga tidak perlu cemas. Meskipun anda tidak menaikkan jabatan dan gaji saya, saya tidak akan membiarkan istri saya melarat dan kelaparan." kata Felix lagi.
Abraham benar-benar di buat terkejut dengan kata-kata Felix. Tapi pria itu berusaha menutupi keterkejutannya dengan tetap bersikap tenang.
"Bagus jika kau bisa bertanggung jawab sebagai seorang suami." balas Abraham.
"Apa ada lagi yang ingin anda bicarakan ? jika tidak saya mau permisi. Masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan."
Abraham mengangguk, mengizinkan Felix untuk pergi. Felix kemudian berjalan menuju pintu keluar dari ruangan atasannya. Abraham menatap punggungnya Felix sampai menghilang di balik pintu.
"Siapa dia sebenarnya ?" Abraham bertanya pada dirinya sendiri. Ia semakin penasaran dengan Felix. Bagi mana bisa pria itu mengetahui semua yang ia lakukan. Apa yang di katakan oleh Felix itu semuanya benar.
Abraham memang menyuruh orang untuk menginformasikan tentang lowongan pekerjaan di perusahaannya dan alasan Felix memberikan bonus dan menaikkan jabatannya hanya karena agar Revina hidup sejahtera. Abraham yakin jika Felix juga pasti sudah menyelidikinya.
Sementara itu di kantor pusat Boison Grup, Eric tersenyum melihat kedatangan wanita yang begitu ia cintai.
"Apa kau begitu merindukan ku sehingga kau datang ke sini menemuiku ?" tanya Eric sambil terkekeh. Ia menghentikan pekerjaannya untuk menyambut kedatangan sang istri.
"Mengapa kau pergi menemui putra ku ?" Merry mengabaikan pertanyaan Eric dan malah balik bertanya.
"Aku tidak pergi menemuinya. Aku hanya menghadiri rapat kerja sama dengan Abraham." jawab Eric santai.
Merry tersenyum mengejek "Kau tidak bisa menipu ku Eric. Kau tidak akan mau menghadiri rapat kerja sama yang hanya bernilai Miliaran rupiah jika bukan karena kau ingin melihat Felix."
Eric menghela napasnya mendengar perkataan istrinya. Ia kemudian berjalan mendekat.
"Kau benar sayang. Aku tidak bisa menipu mu." ucap Eric sambil memeluk istrinya.
Benar yang dikatakan oleh Merry, Eric hanya ingin melihat bagai mana keadaan Felix saat ini. Eric ingin mastikan sendiri jika saat ini Felix baik-baik saja meskipun tanpa nama dan harta. Eric pikir jika putra semata wayangnya tidak akan bisa bertahan hidup di luaran sana. Karena selama ini Felix hidup dalam bergelimangan kemewahan sejak lahir.
"Mengapa harus mengunakan kerja sama sebagai alasan. Padahal kau bisa langsung menemuinya." ucap Merry lembut. Ia tahu jika suaminya saat ini sedang merindukan Felix. Tapi Eric terlalu arogan untuk mengakui perasaannya.
"Itu tidak mungkin sayang. Kau tahu bagai mana aku." balas Eric sambil membawa istrinya duduk di sofa.
"Huh. Kalian berdua sama. Sama-sama keras kepala. Tidak ada yang mau mengalah. Dia tidak akan kembali jika kau tidak memintanya sendiri." Merry begitu mengenal karakter dari suami dan anaknya.
Eric membenarkan perkataan istrinya. Tapi rasanya ia tidak mungkin mengatakan itu kepada Felix setelah ia mengusirnya dalam keadaan marah. Eric menghembuskan napasnya berat memikirkan kembali perkataan Merry.
nikah maksa giliran ditolak se kali lgsg kyak gt SM istrinya
bknnya berjuang malah abai