Tuhan menciptakan rasa cinta kepada setiap makhluknya. Jika cinta itu tak bersambut atau tak terbalaskan, apakah itu salah cintanya?
Akankah sebuah hubungan yang terlalu rumit untuk di jelaskan akan bisa bersatu? Atau....hanya mampu memiliki dalam diam?
Hidup dan di besarkan oleh keluarga yang sama, akankah mereka mengakhiri kisah cintanya dengan bahagia atau....menerima takdir bahwasanya mereka memang tak bisa bersatu!
Mak Othor receh datang lagi 👋👋👋👋
Rishaka dll siap menarik ulur emosi kalian lagi 🤭🤭🤭
Selamat membaca ✌️✌️✌️
Kalau ngga suka, skip aja ya ✌️ jangan kasih rate bintang 1
makasih 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Kenapa kamu menghindar terus Ta?", tanya Ikbal yang menghampiri kelas Tata di jam istirahat.
"Apaan sih Bal? Udah deh, aku mau ke ruang OSIS!", Tata berjalan meninggalkan Ikbal. Tapi Ikbal justru bergegas mengekor di belakang Tata.
"Kemarin kamu pingsan, guru baru itu yang udah bawa kamu ke klinik? Iya?", tanya Ikbal. Tata menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Ikbal.
Ikbal menatap Tata yang juga tengah menatapnya.
''Iya. Kenapa?", tanya Tata.
"Kamu tanya kenapa?", Ikbal tertawa pelan tapi ada makna yang berbeda dengan tawanya.
"Iya? Memang kenapa kalau pak Zayyan yang membopongku ke klinik? Memang sudah tanggungjawab beliau kan? Karena memang aku pingsan di jam nya mengajar?!"
Ikbal menggeleng pelan.
"Dari kelas sepuluh kita pacaran ya Ta. Ngga pernah sekalipun kita jalan gandengan tangan apalagi lebih dari itu. Tapi apa? Pak Zayyan yang baru kenal kamu aja malah kamu biarin nyentuh-nyentuh kamu."
Tata menganga tak percaya mendengar apa yang baru saja Ikbal katakan.
"Nyentuh? Tunggu! Kata-kata itu kedengeran ambigu ngga sih?", Tata melipat kedua tangannya di dada. Bodo amat ia menjadi tontonan anak-anak seantero sekolah.
"Faktanya Ta! Selama ini kita ngga pernah sampai adegan gendong menggendong kaya kamu dan pak Zayyan kemarin!"
"Astaghfirullah!!! Ikbal! Aku ngga tahu ya gimana cara berpikir kamu. Aku kemarin pingsan Ikbal, pingsan! Terus mau kamu, aku jalan sendiri ke klinik gitu? Kamu tau urgent ngga sih? Hah?", Tata merasa lelah menjelaskan panjang lebar pada Ikbal.
"Tapi aku cemburu, Rista!", kata Ikbal dengan lantang di depan Tata.
"Cemburu kamu ngga beralasan Bal!", Tata memilih meninggalkan Ikbal. Banyak tatapan aneh yang Tata dapatkan dari anak-anak di sana.
"Kita putus!!", kata Ikbal lantang. Tata menghentikan langkahnya tanpa membalikan badannya.
Ia menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya. Suara kasak kusuk terdengar di telinga gadis itu.
Pasalnya selama ini, keduanya sering di puji karena terlalu serasi. Baik di bidang akademik maupun organisasi sekolah.
Tapi sekarang????
Ikbal melangkahkan kakinya mendekati Rista yang sama sekali tak menoleh padanya.
"Aku mau kita putus kalau kamu masih terus seperti ini Ta. Jual mahal sama cowok sendiri ,tapi dengan guru baru itu kamu justru kecentilan dan caper!"
Tata meremas kedua tangannya dan berbalik menghadap Ikbal.
"Jual mahal?", Tata menaikan salah satu alisnya. Ikbal menatap gadis cantik berpipi chubby itu.
"Jadi maksud kamu, aku harus mau di pegang-pegang sama kamu gitu? Heh ...??!",Tata tersenyum remeh.
"Bukan gitu juga Ta??!", sepertinya Ikbal menyesal mengatakan kalimat-kalimat tadi. Terlihat raut wajahnya berubah tak seperti tadi yang marah.
"Kamu mau kita putus kan? Fine! Kita putus!", kata Tata yang langsung berjalan cepat menjauh dari Ikbal.
"Tata! Rista! Maksud ku ngga gini, Ta! Rista!!!", Ikbal mencoba mengejar Tata sayangnya gadis itu masuk ke ruang OSIS. Dan Ikbal tak mungkin membicarakan urusan mereka di ruangan itu.
Percakapan antara Tata dan Ikbal tak hanya di dengar oleh anak-anak, tapi kebetulan Zayyan pun mendengarnya. Pemuda tampan berprofesi guru itu tersenyum tipis. Dan dengan sengaja Zayyan justru melewati Ikbal yang sedang kesal tersebut. Wajah cool Zayyan semakin menambah kadar ketampanannya. Ikbal pun tampan, hanya saja....dia masih terlihat sangat remaja di banding Zayyan yang notabene gurunya.
💜💜💜💜💜💜💜
Syam tiba di kantor mertuanya karena ia mendengar sang istri mengadu soal Shaka pada kedua orang tuanya. Syam pikir usai membujuk Riang, sang istri tak lagi mempermasalahkannya. Tapi ternyata Riang tetap mengadu pada kedua orang tuanya.
"Permisi!", Syam melongok di pintu ruangan Shaka.
"Ada Arshaka Albiruni di sini?", tanya Syam. Semua menoleh pada sosok tampan yang merupakan petinggi penting di kantor ini.
Lagi-lagi semua merasa heran. Kenapa Shaka di cari oleh orang-orang penting di perusahaan milik Ziyad ini???
"Maaf pak Syam, baru saja Shaka di minta ke ruangan pak Dirut!", jawab salah satu karyawan.
Syam mengangguk pelan.
"Oke, terimakasih!", Syam pun langsung menuju ke ruangan papa mertuanya.
Di ruangan Shaka, hampir semua bertanya-tanya. Sebenarnya Shaka ada masalah apa dengan para petinggi perusahaan??
💜💜💜💜💜💜💜
Syam datang di waktu yang tepat. Saat ia masuk ke ruangan tersebut, tangan Ziyad hampir saja melayangkan pukulannya ke arah pipi Shaka. Beruntung Syam berhasil mencegahnya.
"Pa ...!", Syam menahan tangan Ziyad yang ada di udara. Ziyad menoleh ke arah menantunya.
Shaka sendiri sudah pasrah jika di hajar oleh papanya. Tapi....dia kekeh tak mengakui kesalahan yang sama sekali tak ia lakukan.
"Jangan dengan kekerasan Pa!", Syam mencoba menenangkan Ziyad. Ziyad memilih duduk di kursi kebesarannya. Sedang Syam duduk di samping Shaka.
"Ada masalah apa sebenarnya Pa? Kenapa harus pakai kekerasan seperti itu."
"Tanya! Tanya saja sama adik kamu itu, Syam!", Ziyad menunjuk Shaka dengan telunjuknya.
Syam beralih pada Shaka.
"Katakan pada Abi! Ada apa?? Apa ini soal yang Miba katakan tadi pagi?'', tanya Syam. Shaka mengangguk pelan.
"Pa ...maaf sebelumnya kalau Syam lancang. Tapi, tidak ada salahnya kan menaruh kepercayaan sama Shaka. Dia pasti bisa jaga diri dengan baik Pa. Syam yakin kalau Shaka ...?!!"
"Tapi dia menghamili anak orang, Syam!", potong Ziyad. Pandangan Syam beralih pada sosok adik iparnya yang ia rawat dari baru lahir.
Tapi Shaka menggelengkan kepalanya.
"Aku ngga sebejat itu Abi, Papa! Aku emang cinta sama Cyara, tapi untuk melakukan hal seperti itu aku juga sadar batasan Abi, papa!", Shaka kekeh dengan keyakinannya.
Tadi di mobil ia tak mengangkat panggilan telepon dari Cyara. Dia sedang berusaha untuk menghindari Cyara. Tapi entah kenapa dan dapat berita dari mana papanya justru tiba-tiba menuduhnya sekeji itu.
Syam ingin percaya pada Shaka. Tapi melihat gaya hubungan Shaka dan Cyara seolah justru mematahkan kepercayaannya itu. Di depan umum saja saat wisuda Ica, Shaka memeluk pinggang Cyara begitu posesif pun sebaliknya. Meski di anggap biasa bagi orang lain, tapi di mata keluarga besarnya hal itu masih di anggap tabu apalagi belum ada ikatan resmi.
Juga Shaka yang pulang malam saat itu dengan beberapa kancing kemejanya yang sedikit terbuka. Tak ingin curiga tapi....
"Abi percaya kan sama Shaka, Bi?", Shaka meminta pembelaan dari kakak iparnya tersebut.
Syam menarik nafas dalam-dalam.
"Papa dapat informasi dari mana berita kehamilan Cyara?", tanya Syam.
"Pak Jimmy, papa nya Cyara tadi menghubungi papa. Dia yang mengatakan kalau Cyara hamil padahal dia akan bertunangan dengan calon pilihannya. Tapi gagal karena ternyata Cyara hamil!", jawab Ziyad.
"Tapi Shaka ngga pernah apa-apain, Cyara Pa!", Shaka masih kekeh.
Ziyad kembali tersulut emosi tapi Syam berhasil menahannya lagi.
"Kita temui orang tua Cyara ,minta penjelasan agar tidak ada kesalahpahaman di sini!", kata Syam bijak. Ziyad dan Shaka sama-sama terdiam.
Bagaimana aku mau betah tinggal di rumah kalau Papa selalu tak percaya pada ku!!?!
💜💜💜💜💜
Terimakasih 🙏🙏
klu bibah sm shaka rasay gmn ya shaka sdh bekas cyra kasian bibah dapat sisa🤣🤣🤣🤣😆😆😆😊
.,🤣🤣🤣🤣