Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Mimpi dan Kenyataan
("Sembilan bulan kau berada dalam kandunganku
Terkadang tulangku serasa remuk namun kokoh
Gerakan aktifmu membawa bentuk perutku berubah.Terkadang ku merasakan sesak karena sundulmu, namun itu adalah usahamu anakku untuk melihat dunia.Sadrakh nama yang kami berikan, sama seperti cerita Alkitab yang mampu keluar dari api yang menyala-nyala.Ya sekarangpun kau sudah mampu keluar dari api dunia ini.")
Dalam pelukan papa Yusuf, narasi terbentuk dari dalam hati mama Dorkas. Kepedihan seorang ibu yang kehilangan anaknya. Mengiring jenazah ke tempat perhentian terakhir setelah ibadah pelepasan.
Pris yang dalam kelemahan dibantu Nana juga Easter mengiring Sadrakh. Nathan yang dipeluk Tabitha dalam kesedihan mendalam. Oma Hada yang didampingi Belsazar dan Absalom.
Pris tidak beranjak dari pusara, tangisan dan air mata mengalir seakan tak mau berhenti. Tuan Ahas begitu sedih melihat luka hati anaknya, hanya mampu menatap sendu. Diapun perna mengalami hal ini tapi semangatnya bangkit karena ada Pris.
Nana mencoba membujuk Pris untuk berdiri, tapi dia hanya diam dan tidak bergerak, kemudian pingsan.
Pemandangan ini disaksikan oleh seorang pria paruh bayah dengan kacamata hitam dan ada pengawal yang mendampinginya.
Suasana di rumah sakit menjadi sedikit tegang, karena lokasi penembakan masih ditutup untuk umum. Pihak kepolisian masih memeriksa.
Surat kabar bahkan media online penuh dengan berita kematian Tuan Muda ketiga dan batalnya pernikahan dari dua keluarga besar.
zzzzzzzzzzzzzzzzzzz
"Pris, makanlah sedikit." ucap Tuan Ahas.
Pris hanya diam, memegang cincin dijarinya. Dua cincin dari Sadrakh. Tidak ada suara hanya air mata saja.
"Pris, kamu harus kuat. Kamu bisa, jika Sadrakh melihat ini dia pasti sedih." ucap Nana.
"Sadrakh! Sadrakh! Kembali padaku, kembali!!!" teriakan Pris yang sudah tidak bisa dibendung, bahkan merontah-rontah dan tidak sengaja tiang infus diarahkan ke Nana, sehingga diapun terhempas ke dinding.
Dokter Absalom langsung memberikan suntik penenang dan Nathan membantu Nana berdiri, kepala Nana berdarah dan langsung ditangani Easter.
Belsazar mencari Nana dan memeluknya. Karena memang ada jahitan.
"Tidak masalah, luka Pris lebih dari ini, aku takut jika kesadarannya tidak cepat dikembalikan akan mempengaruhi kejiwaannya." ucap Nana sambil menahan sakit.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
"Cari dengan cermat, apa perlu aku menyewa detektif dari luar negeri?" ucap Tuan Yehuda.
"Ka, aku merasa kejadian Ayub juga berhubungan dengan orang ini. Apa kita perna menyinggung orang lain?" Ekspresi sedih dan kesal.
"Kejadian dulu Belsazar, syukurlah masih selamat, tapi Sadrakh? Terus siapa lagi sasaran mereka? Ini bukan hal yang biasa, aku rasa ini adalah rencana dan sasarannya anak-anak kita."
"Nyonya ada tamu mencari anda." ucap Pak Tom.
"Siapa? Masakan ada yang bertamu disaat seperti ini?" ucap Oma Hada.
"Aku kakakku, Haman."
Oma Hada menatap Haman adik sepupunya yang sudah puluhan tahun tidak bertemu.
"Haman? Kemanakah kau selama ini? Aku bahkan tidak tahu kabarmu. Terakhir aku mendapat berita kau berada di Jepang."
"Benar sekali, aku datang karena sedang melihat usahaku di Indonesia dan mendapat berita kematian cucu bungsumu di media."
Oma Hada menangis pilu dan Opa Haman mendekati kakak sepupunya ini menenangkannya.
Tuan Yusuf dan Yehudapun langsung memberikan salam, karena ini kali pertama mereka bertemu dengan pamannya. Merekapun berbincang-bincang keluarga namun tidak ada tawa karena kondisi duka yang mereka alami.
Ibadah penghiburanpun dilaksanakan, semua keluarga dan jemaat hadir begitupula Opa Haman yang membawa pertanyaan dari banyak orang, juga Absalom dan Nathan.
Kemudian tibalah Belsazar dan Nana, semua bertanya luka yang ada dikepala Nana, Belsazarpun menjelaskan dan semuanya mengerti.
"Nana, ini adalah Opa Haman. Sepupu Oma."
Nanapun memberi hormat juga Belsazar.
"Sangat cantik, ini adalah istri Belsazar?"ucap Opa Haman.
"Iya, dia juga cucu Karolin." ucap Oma Hada namun membuat Opa Haman berubah mimik menjadi tegang dan sedikit masam. "Nanapun cucuku dari Ayub."
Wajah Opa Haman memerah namun dia berusaha mengontrol emosinya. Hal ini bisa dirasakan Nana karena dia seorang Psycolog.
Masuklah Opa Saul dan bibi Hana. Tabitha mendekati mereka begitu juga Nana. Tatapan tajam Opa Saul dan Opa Haman bagaikan petir, hal yang mengagetkan ketika Opa Saul berjalan menuju Opa Haman.
Opa Haman berdiri dan mendekati Opa Saul, sehingga pemandangan malam ini sangat spektakuler karena seperti ada reuni para tua-tua yang menyimpan segudang rahasia.
"Saul, lama kita tidak berjumpa." menatap sinis.
"Aku bukan orang yang munafik, jangan menyentuh keluargaku, apalagi kedua cucuku. Akupun mampu mengusik Mario dan Adelin." suara intimidasi Opa Saul.
Opa Haman kaget karena dia telah menyimpan rapat kedua cucunya, tapi masih diketahui Saul.
Pegangan tangan kedua pria tua ini seperti mengacungkan pedang masing-masing. Menunjukkan kekuatan mereka berdua. Dan memang dapat diakui Opa Saul mendominasi.
"Opa sayang, opa Haman, bisakah kita duduk karena ini masih puji-pujian penghiburan. Ucap Nana dan langsung menggandeng Opa Saul.
"Kedua orangtua ini, tidak berubah dan masih saja menyimpan dendam cinta segitiga mereka ketika memperebutkan Karolin." ucapan hati Oma Hada.
Situasi di keluarga Andes tidak lebih tegang dengan rumah sakit. Semua tidak memperhatikan Pris yang naik ke lantai atas untuk melompat. Baginya jika dia mati maka akan bertemu dengan Sadrakh.
("Kekasihku, aku rindu
Tawamu, belaianmu usilmu
Aku tak mampu sendiri
Pegang tanganku sesuai janjimu
Kita menuju ke keabadian selamanya
Tunggu aku Sadrakh
Tetaplah disisiku.") suara hati Pris.
Absalom berlari dan dengan cepat menangkap Pris yang sudah tidak sadarkan diri lagi. Absalompun menangis sambil memeluknya karena teringat Sadrakh.
"Syukurlah, syukurlah bisa selamat." ucap Absalom dalam tangisnya.
Absalom memberitahu Nathan dan Belsazar. Kedua Tuan muda ini pamit namun tidak membiarkan Nana dan Tabitha ikut karena mereka memberi alasan ada Opa Saul.
Opa Saul memberi kode kepada pengawalnya untuk menjaga Nathan dan Belsazar, karena dia begitu mencurigai Haman. Jadi kedua pewaris ini mendapatkan empat perlindungan. Pengawal pribadi, pengawal Tuan Yehuda yang terdiri dari orang-orang jago bela diri terlatih dan juga begal yang sudah mengabdi padanya, Pengawal Tuan Mordekhai juga tidak kalah karena dari satuan tetapi tidak menggunakan pakain dinas. Dan Opa Saul yang melibatkan orang-orang terpilih, baik dalam dan luar negeri.
Sesampainya mereka berdua, Absalom menjelaskan Nathan mengarahkan kepalan tangannya ke tembok namun tembok dihalangi oleh Belsazar, alhasil dia memukul tangan Belsazar. Hanya cara itu yang bisa Ar lakukan agar tangan kakaknya aman. Tangan Belsazar yang diperban karena menangkal pukulan keras Nathan.
Kepergian Sadrakh membawa pukulan yang sangat besar bagi keluarganya juga Pris. Hari berkabung seakan tidak selesai, apalagi Pris yang akhirnya harus ditangani Nana.
"Terkadang kita tidak dapat mengetahui maksud TUHAN dalam hidup ini, tapi percayalah DIA tidak akan pernah meninggalkanmu." ucap Nana kepada Pris. Mereka berduapun saling berpelukkan.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜