NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Hp baru

"Mama minta maaf, Sayang," ucap Lintang untuk yang kelima kali. Mengelus punggung Lion yang bergetar hebat karena tangis. 

Yudha menatap wajah Lintang yang dipenuhi penyesalan. Meskipun ia menyarankan Lintang untuk mengabaikan Putranya, wanita itu tetap kekeh ingin mengembalikan keceriaan Lion. 

Lion ngambek gara-gara ditinggal Lintang seharian penuh. Kini bocah itu hanya melirik-lirik calon mama tirinya dan tak mau disentuh. Menyandarkan kepalanya di dada bidang Yudha dengan kedua tangan bersedekap. 

"Mama jahat," teriak Lion dengan suara lantang. Seolah-olah tidak ingin lagi bersama Lintang. 

Yudha membuka ponselnya lalu mengetik sesuatu di sana. 

Namun usahanya itu sia-sia. Pasalnya, ia tak mendengar suara deringan atau getaran ponsel milik Lintang. 

Aku harus cari cara lain supaya Lintang bisa bebas dari Lion. 

Akhirnya Yudha mengambil pulpen yang ada di saku jas dan menulis beberapa kata di telapak tangannya dan mendekatkan  ke arah Lintang. 

Ancam saja, bilang kalau kamu mau pulang, pasti dia luluh. 

Lintang membaca tulisan yang menurutnya sangat jelek untuk ukuran seorang pemimpin besar. Menatap sang empu yang menaik turunkan alisnya. 

Kali ini tak ada pilihan lain, Lintang harus mengikuti saran Yudha demi mendapatkan hati Lion dan mengembalikan keadaan. 

"Ya sudah, kalau Lion masih marah sama mama, mendingan mama pulang saja ke rumah lama. Mama nggak mau tidur di sini lagi," ucap Lintang dengan jelas. 

Lintang beranjak dari duduknya, alih-alih pergi. Dalam hati mulai berhitung. 

Satu, dua, ti

Seketika Lion melorot dari pangkuan sang papa dan merengkuh kedua lutut Lintang dari belakang.

"Jangan, Ma. Lion janji nggak akan nakal lagi." Lion terus menggeleng, mengusap air mata yang tersisa di pipi.

"Makanya, Lion gak boleh marahin mama Lintang," cetus Bu Indri yang baru datang. 

Lintang tersenyum menerima pelukan Bu Indri. Menatap beberapa baju mewah yang dibawa wanitu itu. Menggendong Lion dan membawanya duduk di samping Yudha. 

"Iya oma, Lion janji." Mengangkat dua jarinya ke atas. Menampakkan wajah melas nya di depan semua orang. 

"Cium dulu dong," pinta Lintang menunjuk pipinya. 

Seketika itu juga Lion mengikuti perintah Lintang. Tak ingin kehilangan sosok yang membuatnya nyaman setelah kasih sayang dari sang Mama lenyap. 

"Lintang, kamu pilih baju yang mana?" tanya Bu Indri, menjewer beberapa baju yang dibawa. 

Lintang menoleh, menatap Yudha yang ada di sampingnya, lalu kembali menatap bajunya lagi. Berulang kali ia mengusir rasa ragu yang mengendap membuat dadanya sesak. Pernikahan itu seperti momok yang akan menjerumuskannya dalam sebuah ikatan tanpa cinta. Benar-benar membuatnya bingung. Mundur atau maju dan menjalani hubungan yang disebut rumah tangga. Melewati hari-hari bersama pria yang harus ia patuhi dan hormati. 

Seseorang yang harus dijaga aib dan menerima segala kelebihan serta kekurangannya. 

"Terserah mama saja, aku ikut," ucap Lintang pasrah. Tidak ada pilihan di hatinya. Seperti saat ini, perasaannya yang terus mengambang. 

"Bagaimana kalau yang ini?" Menjewer kebaya putih dengan aksesori berlian yang memukau di bagian dada. Juga beberapa hiasan lainnya yang menjadikan baju itu nampak mewah dan elegan. 

"Kalau kamu kurang suka, atau bajunya kurang bagus, bilang saja, biar nanti aku yang tukar," imbuh Yudha. 

Lintang menggeleng tanpa suara. 

Disaat semua sibuk dengan baju yang akan di pakai Lintang di hari pernikahan, tiba-tiba saja Lintang mendengar suara dengkuran dari dekapannya. Tanpa mereka semua sadari, Lion sudah terlelap di pelukan Lintang. 

"Sudah mama duga," cetus Bu Indri mencubit pipi gembul Lion dengan pelan. 

"Duga apa, Ma?" tanya Lintang penasaran, ikut merapikan rambut Lion yang menutupi jidat. 

"Tadi siang dia nggak mau tidur, katanya nungguin mama Lintang, giliran kamu pulang, dianya langsung tidur."

Begitu nyamankah Lintang, sampai anakku sendiri sangat menyayanginya melebihi mama kandungnya sendiri. 

"Biar aku yang pindahin." Yudha mengambil alih tubuh mungil putranya. Lintang mengikuti Yudha dari belakang. 

Setelah membaringkan tubuh Lion di pembaringan, Yudha menghampiri Lintang yang mematung di belakang pintu. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lemari. 

"Hp kamu nggak aktif?" tanya Yudha. 

Lintang langsung merogoh ponselnya yang ada di tas, dia lupa jika benda pipihnya terjatuh dan pecah. 

"Tadi jatuh di depan cafe." Lintang menunjukkan ponselnya yang terbelah menjadi dua. 

Yudha mengambilnya dan memeriksa. Pura-pura sibuk, padahal ia tak tahu sama sekali tentang ponsel. Yang Yudha tahu setelah rusak, beli lagi.

"Ini masih bisa dibenerin, tapi kayaknya nggak bisa bertahan lama," ucap Yudha asal. 

Tiga bulan mengenal sosok Lintang membuat Yudha sedikit memahami gadis itu. Bisa saja ia membelikan yang baru dan lebih mahal, namun Lintang bukan gadis yang gampang menerima pemberian orang, termasuk darinya. 

"Kalau begitu biar saya tukar tambah saja." Lintang melewati tubuh tegap Yudha yang masih memegang ponsel miliknya. 

Bulan ini kan dia belum gajian?  Dapat uang dari mana?

Yudha keluar dari kamar Lion dan masuk ke kamarnya. Menghubungi Andreas, si kawan setia. 

"Ndre, kamu kirim nomor rekening Lintang, dan belikan hp untuk dia, antar sekarang juga. Pilih sesuai kriteria perempuan, dan bilang padanya kalau itu pemberian dari mama."

"Baik, Pak," jawab Andreas yang ada di seberang sana sebelum menjalankan perintah sang bos. 

Baru beberapa menit mengurai rasa lelah di samping Lion, Lintang dikejutkan dengan ketukan pintu yang menggema. Ia turun dari ranjang dengan malas. Merapikan rambutnya lalu membuka pintu. 

"Mama," seru Lintang menatap calon mertuanya yang mematung di depan pintu kamar. 

Bi Indri tersenyum renyah.

"Ada apa, Ma?" tanya Lintang menyelidik, Melirik kotak yang sangat familiar di tangan wanita itu. 

"Kata Yudha hp kamu rusak, ini mama belikan lagi. Semua sudah terpasang, tinggal pakai saja."

"Gak usah, Ma," tolak Lintang dengan cepat. Tak ingin merepotkan semua orang yang ada di rumah itu. 

"Lintang, Mama sudah menganggap kamu sebagai putri mama sendiri. Bukan karena kamu calon istri Yudha ataupun orang  yang di sayang Lion, tapi karena ini memang sudah menjadi tanggung jawab mama sebagai menantu dari keluarga Anggara. Jangan pernah menganggap mama orang lain. Dan jangan pernah menolak pemberian mama."

Lintang diam dan menundukkan kepala. Keras kepala, ya, ia sadar akan itu semua, hatinya terlalu angkuh menerima kehangatan orang lain karena di selimuti kenyataan hidup yang terlalu menyakitkan, hingga harus merayap untuk memulihkannya. 

"Maafkan aku, Ma. Aku salah, tapi __" 

Bu Indri memeluk Lintang dengan erat. Mencurahkan kasih sayang seperti yang diberikan pada Yudha dan keluarga lainnya. 

"Jangan sungkan-sungkan. Sekarang tidurlah, kamu pasti capek."

Setelah Lintang menerima pemberiannya, bu Indri turun. Meninggalkan Lintang yang masih ada di ambang pintu kamar. 

Baru saja ingin menutup pintu, Yudha keluar dari kamar. Pria itu nampak tersenyum ke arah Lintang. 

"Siapa yang menyuruh bapak bilang ke mama?" 

Yudha menggeleng tanpa suara. 

"Lain kali saya nggak mau ini terulang lagi."

"Baik, nyonya Yudha," Jawab Yudha dengan santai yang membuat Lintang tersipu malu. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!