Kepergian Nayla menjelang pernikahannya, membuat semua orang bersedih, termasuk Laura sang kakak.
Ketika takdir membalikan kehidupan dan menulis cerita baru, Laura harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjadi pengantin pengganti sang adik, Nayla. Untuk menikah dengan calon suaminya bernama Adam.
Namun, ketika akad nikah akan berlangsung, sang ayah justru menolak menjadi wali nikahnya Laura. Laura ternyata adalah anak haram antara ibunya dengan laki-laki lain.
Pernikahan yang hampir terjadi itu akhirnya dibatalkan. Fakta yang baru saja diterima lagi-lagi menghantam hati Laura yang masih di rundung kesedihan. Laura lalu meminta pada Adam untuk menunda pernikahan hingga dia bertemu dengan ayah kandungnya.
Bagaimana perjalanan Laura mencari ayah kandungnya? Apakah dia akan bertemu dengan ayah biologisnya itu? Dan bagaimana kisah cintanya dengan Adam? Baca kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tujuh Belas
"Maaf, Dam. Jika memang yang di dalam foto tadi adalah ayahku, aku merasa dia sangat mirip dengan papamu. Apakah mungkin ayahku dan papamu adalah orang yang sama? Apakah data pribadi ayahku tadi sama dengan papamu? Kamu pasti tau tahun kelahiran papamu, dimana dia bersekolah dulu dan nama nenek kakekmu. Apakah data tadi sama dengan papamu?" tanya Laura saat mobil mulai berjalan.
Pertanyaan gadis itu membuat Adam jadi terkejut. Dia tak bisa mengelak lagi. Tak mungkin seorang anak tak mengetahui nama kakek dan neneknya.
"Aku tak tau harus berkata apa, Laura. Ini diluar dugaan. Aku juga sangat terkejut dengan kenyataan ini. Apa nanti yang akan aku katakan pada mama?" tanya Adam.
Adam memikirkan perasaan mamanya jika mengetahui sang suami ternyata memiliki anak dengan wanita lain. Dia menjadi saksi bagaimana Mama Ratna berusaha menjadi wanita seutuhnya. Dia sampai berobat ke luar negeri agar bisa hamil. Sempat hamil dengan cara bayi tabung, tapi di saat kehamilan tiga bulan kembali gagal. Dan harus digugurkan karena tak ada perkembangan pada bayi itu.
Walau Adam hanya anak angkat mereka, tapi dia sangat menyayangi mamanya. Tak tega melihat mama Ratna sedih jika mengetahui kalau Ariel ternyata memiliki anak dengan wanita lain, dan itu menambah satu bukti jika dia yang memiliki kekurangan.
"Jadi benar kalau papa kamu adalah ayahku?" tanya Laura.
Adam menjawab dengan menganggukan kepalanya. Laura merasa tubuhnya lemas, ketika mengetahui kenyataan ini. Dia langsung menyandarkan tubuhnya. Tak menyangka jika dia dan Adam bersaudara.
"Jadi kita bersaudara?" tanya Laura dengan suara pelan.
Dunia seakan mau runtuh. Kenyataan yang dia ketahui saat ini tak pernah ada dalam pikirannya. Laura menarik napas dalam.
"Ya, Allah. Cobaan apa lagi ini? Sebenarnya apa rencana-Mu Tuhan. Aku rasanya ingin menyerah dengan ujianmu ini. Mentalku benar-benar terkuras. Jiwaku tidak sedang baik-baik saja. Aku memendam semuanya tanpa seorangpun yang mengetahui keadaanku. Mereka tertipu dengan senyum manisku, wajah ceriaku, dan dengan tawaku. Kepalaku hampir pecah dan aku benar-benar lelah. Rasanya ingin berhenti sejenak untuk bernapas dengan lega," gumam Laura pada dirinya sendiri. Air matanya turun dengan deras membasahi pipinya.
Adam membiarkan Laura menangis. Dia masih ragu untuk mengatakan siapa dan bagaimana dirinya pada gadis itu. Bibirnya terasa kelu. Yang ada dalam pikirannya hanya sang mama.
Sementara itu di rumah, Ratna tampak mondar mandir di kamarnya. Sejak selesai sarapan, suaminya tak keluar dari ruang kerja. Dia ingin menanyakan tentang Laura. Wanita itu curiga ada hubungan antara suaminya dengan calon menantunya.
Tak mungkin begitu banyak kesamaan antara simak Ariel dan Laura. Berasal dari kota yang sama, nama sama dan wajah yang sangat mirip. Siapa pun yang melihat pasti langsung menebak mereka ayah dan anak.
Ratna berjalan menuju ruang kerja sang suami. Dia mengetuknya pelan. Terdengar suara sahutan dari dalam.
"Siapa ...?"
"Aku Ratna, Mas. Apa aku boleh masuk?" tanya Ratna.
"Masuklah, tidak di kunci," jawab Ariel.
Ratna membuka pintu. Dia melihat suaminya masih sibuk dengan laptopnya. Memang Ariel sudah mengatakan jika dirinya hari ini tak ke kantor. Ingin menyelesaikan pekerjaan di rumah saja.
"Apa Mas sibuk?" tanya Ratna. Dia takut mengganggu pekerjaan suaminya. Lagi pula dia tak mau pertanyaannya nanti kurang ditanggapi karena kesibukan sang suami.
"Aku baru saja selesai. Nanti di sambung lagi. Ada apa?" Ariel balik bertanya.
"Mas, ada yang ingin aku tanyakan. Dan aku ingin kamu berkata jujur. Aku siap dengan apa pun jawaban darimu."
Ratna menjeda ucapannya. Dia lalu menarik napas dalam. Semua untuk meredakan emosi yang mungkin akan timbul.
"Mas, apa kamu benar-benar tak mengenal ibunya Laura?" tanya Ratna dengan nada pelan, hampir tak terdengar.
Ariel tampak terkejut dengan pertanyaan istrinya. Wajahnya langsung berubah. Dia belum siap dengan jawaban yang akan diberikan pada sang istri. Kali ini Ariel yang menarik napas dalam. Cukup lama dia terdiam sebelum akhirnya berkata.
"Aku tak mengenalnya. Kenapa kamu tanyakan itu?" Ariel balik bertanya.
"Jangan bohong, Mas. Semua orang bisa kamu tipu, tapi tidak denganku. Aku melihat kamu sedang gelisah saat ini. Kamu juga sedang berbohong, buktinya kamu tak berani menatap aku saat menjawab pertanyaanku!" seru Ratna.
Ariel kembali menarik napas dalam. Hampir dua puluh tahun mereka berumah tangga. Tentu tak mudah baginya untuk membohongi sang istri.
yang dl gak setuju sama Laura
Daniel kah
atau bapak nya?
gantian jd pengganti